Pesugihan Tuyul atau dalam bahasa Jawa disebut Ngangon Thuyul. Sebuah perilaku syirik untuk menjadi cepat kaya, yang banyak diminati sekaligus mudah didapat dibanding pesugihan lainnya, semisal Babi Ngepet. Dalam melakukan pesugihan Tuyul banyak syarat yang harus dipenuhi, keluarga dan diri sendiripun bisa jadi tumbalnya.

Semua jenis pesugihan termasuk dengan memelihara Tuyul adalah perilaku syirik yaitu perbuatan menduakan Allah atau meminta sesuatu selain kepada Allah. Dengan menjadi pelaku pesugihan apapun, sudah pasti bakal sengsara di dunia apalagi di akhirat kelak, siksaan tak terhingga di neraka akan dirasakan selamanya.

Tuyul termasuk bangsa Jin yaitu Jin Bajang atau Jin Ifrit yang berjenis kelamin jantan, bertubuh kecil seperti anak berusia 3-5 tahun, berwarna kulit keperakan, serta bersuara seperti anak ayam. Sengaja dipelihara untuk tujuan mencelakakan dan merugikan orang lain.

Pelaku pesugihan Tuyul adalah manusia pemalas yang ingin kaya tanpa harus kerja keras. Tuyul dipelihara oleh orang yang tak beriman, demi mencari nafkah dengan jalan pintas.

Menurut cerita, Tuyul merupakan makhluk yang tercipta bersamaan dengan bayi yang meninggal saat lahir. Tuyul didapat dengan cara 'adopsi' dari tempat keramat seperti kuburan, gua dan hutan belantara. Pelaku ritual pesugihan dalam mengadopsi Tuyul mempersembahkan sesaji berupa pisang raja, jajanan pasar, kendi, buah-buahan serta uang yang diletakan di dalam nampan kayu. Pelaku ritual juga tak lupa melafalkan mantra-mantra setan.

Setelah Tuyul didapat, harus terus disayang seperti anak sendiri dan pelaku ritual berjanji untuk memenuhi semua keinginannya. Tuyul sangat suka diemong (diasuh) oleh pemiliknya, layaknya bayi atau balita.

Untuk memiliki Tuyul biasanya berdasarkan jodoh-jodohan saja, perempuan dan laki-laki bisa mengadopsinya. Memang ada satu jenis Tuyul yang hanya khusus tertarik diasuh wanita, karena kesukaannya menetek atau menyusu pada payudara secara langsung.

Bentuk Tuyul ada 3: Ada yang berwujud bocah perutnya buncit berkepala gundul, berwujud bocah kecil bertubuh kurus gundul namun mulutnya posisi vertikal dan berwujud bocah berperut buncit berambut gimbal.

Bagi pelaku pesugihan Tuyul untuk mendapatkan uang sangat mudah. Dengan menunjukkan rumah calon korban saja, maka Tuyul peliharaannya yang akan menguras uang simpanan mereka.

Ciri-ciri orang memelihara Tuyul:

• Pelaku pesugihan tidak pernah menghabiskan makan malam dan tidak pernah mencuci tangan setelah makan karena Tuyul peliharaannya akan menjilatinya.

• Pelaku pesugihan kerap berjalan dengan kedua tangan yang berada di punggung seolah-olah tengah menggendong anak kecil. Mengelilingi perkampungan untuk mencari rumah yang akan dijadikan sasaran.

•. Rumah pelaku pesugihan biasanya berwarna-warni dan seperti tidak pernah selesai direnovasi. Menunjukan kepada Tuyul, bahwa pelaku pesugihan masih sangat banyak butuh uang.

• Pelaku pesugihan tidak boleh berpakaian bagus apalagi makan enak. Walaupun kaya pemelihara Tuyul tidak boleh menikmati kekayaannya secara langsung. Yang boleh menikmatinya hanya anak, istri dan pekerja dirumahnya, karena penikmat harta setiap saat bisa saja dijadikan tumbal.

• Di kamar pelaku pesugihan banyak terdapat kembang dan beberapa jenis sesajen.

Semua jenis Tuyul selalu minta diantar ke rumah korban, karena mereka mau bekerja jika sudah ditunjukkan langsung rumah korbannya.

Agar uang simpanan di rumah terhindar dari dicuri Tuyul, dapat dilakukan dengan cara lama, antara lain:

• Memelihara yuyu atau kepiting sawah di rumah. Tuyul yang menyukai yuyu sehingga lupa akan tugas untuk mencuri.

•Taruh jahe di depan pintu. Wangi jahe disukai Tuyul. Jahe sering dijadikannya mainan sehingga lup akan tugas untuk mencuri.

• Jangan biasakan ada sisa makanan di piring atau makanan terbuka pada malam hari karena mengundang tuyul masuk dalam rumah.

• Buang gambar bernyawa dan patung dari dalam rumah karena Tuyul suka sekali dengan benda tersebut.

Dari semua cara menghindari gangguan Tuyul di atas, menurut ajaran agama Islam menghindari gangguan Tuyul dapat dibantu juga dengan selalu 'menghiasi' rumah dengan bacaan Al-Quran dan melakukan ibadah lainnya.

Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, cara yang paling baik dan benar adalah tetap berpegang teguh pada perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah. Dengan selalu mentaati perintah dan menjauhi larangannya, maka kita akan mendapatkan perlindungan lahir dan batin.

Sekian