Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Argentina (BCRA) pada Senin pagi (28/10/2019) waktu setempat, mengumumkan akan memotong jumlah maksimum dolar yang bisa dibeli individu. Langkah ini diambil karena arus keluar cadangan devisa negara meningkat setelah Presiden Mauricio Macri kalah pada putaran pertama Pemilu Presiden Argentina pada hari Minggu.

Bank mengatakan akan membatasi pembelian dolar menjadi US$ 200 per bulan melalui rekening bank. Di mana transaksi tunai hanya boleh US$ 100 setiap bulan dalam bentuk tunai, hingga Desember. 


Angka ini merupakan penurunan yang drastis dari ketentuan yang diberlakukan pada awal September lalu. Saat itu limit pembelian dolar ditetapkan sebesar US$ 10.000 untuk membantu mengerem pelemahan mata uang peso.

"Mengingat tingkat ketidakpastian saat ini, dewan BCRA telah memutuskan untuk mengambil serangkaian langkah pada hari Minggu ini untuk menjaga cadangan Bank Sentral," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters. 


Guido Sandleris, pimpinan bank sentral, akan mengadakan konferensi pers pada pukul 8:30 pagi waktu setempat untuk menjelaskan rincian langkah-langkah tersebut, tambahnya.

Mengutip laporan Al-Jazeera, Macri kalah dari lawannya, Alberto Fernandez yang mencalonkan diri bersama Cristina Fernandez de Kirchner sebagai wakilnya. Cristina Kirchner adalah mantan presiden negara itu selama dua periode. Ia juga adalah target dari serangkaian kasus korupsi di negara itu.

Sementara itu, di bawah pemerintahan Macri, ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin itu telah mengalami kejatuhan dan dihantam krisis. Pemilu ini sendiri telah memicu aksi jual mata uang peso, obligasi dan juga saham.

Sebelumnya, anjloknya nilai peso telah membuat pemerintahan Macri meluncurkan kontrol modal untuk melindungi mata uang, termasuk membuat limit atas pembelian dolar. Namun, cadangan devisa negara itu telah berkurang lebih dari US$ 20 miliar sejak itu.



sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...dolar-dibatasi