Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
Kebudayaan Greco-Buddhisme, Ketika Yunani dan India Bercumbu Mesra
Kebudayaan Greco-Buddhisme, Ketika Yunani dan India Bercumbu Mesra


"Kenapa ya kok Bahasa Sansekerta banyak kata yang mirip dengan bahasa-bahasa Eropa?"
"Wah, personifikasi patung dewa-dewi Yunani kok telanjang dada ya kayak di dewa-dewi India?"
"Wew kenapa filsuf-filsuf Yunani klasik pake selendang kayak bhiksu-bhiksu Buddha?"
"Iyeuh.... Sansekerta: tri, Yunani: tria, Latin: tres, Inggris: three, Nordik: treo, Perancis: trois, Jerman: drei, bisa gitu ya?"
"Indo-Eropa, Arya, darimana itu??"
"Banyak banget kesamaan legenda Eropa dengan India, kenapa ya?"
"kenapa, kok bisa!!?"

"zaman itu kan primitif, belum ada pesawat apalagi internet...

jangan-jangan......"


1. "Mereka melakukan teleportasi dari ilmu alien masa lampau!"
2. "Leluhur kita mengetahui suatu rahasia supranatural!"
3. "Ada hakekat tunggal dari semua legenda dan mitologi Yunani-India!"
4. "Zaman dulu banyak ilmu sihir kaleee..."
5. "Mereka punya internet pake menyan Leluhur Nuswantara!" -pfft...
6. "Mereka satu keturunan dari Bangsa Lemuria Atlantis"


Kita seringkali mendapati anggapan seperti ini ketika melihat adanya hubungan antara dunia masa lampau satu sama lain. Manusia di masa lampau memang bukan masyarakat primitif seperti yang kita duga. Bukan karena kita punya google earthdi smartphone sehingga kita lebih cerdas daripada Aristoteles. Bukan karena kita bisa naik pesawat berkunjung dari Jakarta ke Berlin maka bukan berarti Zarmanochegas tidak mungkin berkunjung dari India ke Yunani tanpa kendaraan apapun. Sedangkan "kebudayaan primitif" sebenarnya adalah "kebudayaan perdana/prima", bukan "kebudayaan tertinggal". Di masa itu, orang India dan orang Yunani bukan masyarakat tertinggal, justru di masa itu keduanya sedang berada di puncak keemasan budaya, sangat maju. Dan hubungan antara India dan Yunani, antara Asia dan Eropa, perang maupun damai, sudah terjalin selama lebih dari 25 abad sampai sekarang.

Semua dimulai di abad 3 SM, sebuah peristiwa akbar yang mengubah dunia terjadi. Kemaharajaan Akhemenei, sebuah negara adidaya di Persia selama berabad-abad yang didirikan oleh Cyrus Agung (Kuru), ditaklukan oleh serangan pasukan Argead di Makedonia, negeri yang jauh di Barat, yang dipimpin oleh Raja Alexander Agung, penguasa Argead yang legendaris dan bertahta atas Makedonia dari tahun 336-323 SM. Penaklukan Persia atas Yunani ini merupakan salah satu perang penaklukan terbesar menjelang memasuki periode klasik. Serangan ini merupakan titik awal dari Ekspedisi Alexander Agung ke India. Dia bersama pasukannya melanjutkannya hingga menyeberangi sungai Shindu (Indus) dan sungai Jhelum (Hydaspes) di negeri Punjab pada tahun 334 SM, dan diakhiri di sungai Beas/Vipassa (Hyphasis) di kaki gunung Himalaya. Jika berbicara tentang kebudayaan Indo-Eropa, inilah kali awal kontak besar-besaran antara kebudayaan Yunani dengan kebudayaan India.

Pada masa sebelumnya, umumnya orang Yunani hanya mengetahui Bumi terdiri atas 3 wilayah saja: Babylonia, Mesir, dan Yunani. Alexander Agung yang didukung oleh penasehatnya yang juga seorang filsuf besar abad Sokratik, yaitu Aristoteles, "memperbaharui" peta geografi orang Yunani hingga ke India.

Kebudayaan Greco-Buddhisme, Ketika Yunani dan India Bercumbu Mesra
Strategi "Kepung Sudut" pasukan Argead pada Pertempuran Hydaspes(326) di sungai Jhelum (Hydaspes), formasi phalanx ditempatkan paling belakang sebagai "palang".


Di daerah antara Pakistan dan Afghanistan, pasukan Argead (Makedonia) telah membangun pos-pos dan pemukiman di Amu Darya dan Bactria (nama kuno Balkh), kemudian memperluas koloninya di Puncak Khyber di Gandhara yang waktu itu berada di bawah kekuasaan kerajaan Takkhasila (Taxila). Selama bermukim di sana, perdagangan antara masyarakat Hindu Kush dan Himalaya di bawah kontrol penuh Makedonia dan tentunya, di sinilah awal mulanya interaksi sosial masyarakat berkebudayaan India dengan masyarakat berkebudayaan Hellenistik.

Pasca wafatnya Alexander Agung, sudah banyak entitas politik yang berdiri di daerah Punjab itu. Dimulai dari Seleucus I Nicator yang membangun kemaharajaan Seleukia, kemudian kerajaan-kerajaan bercorak Indo-Yunani, hingga kerajaan Kush di awal abad 1 M yang mengadopsi Buddhisme. Sampai abad 5 M, menjelang ancaman serbuan dari bangsa Hun Putih (Hephthalites), interaksi antara masyarakat keturunan Indo-Yunani ini menciptakan sebuah stereotype kebudayaan akulturasi yang oleh para sejarahwan dan antropolog disebut sebagai Greco-Buddhisme (Greco = Yunani). Sebenarnya istilah ini kurang tepat, sebab yang berperan di India tidak hanya para spiritualis Buddha, tapi juga Hindu dan Jain. Bahkan, sebenarnya pengaruh tradisi Śramaṇa-lah yang sebenarnya lebih tepat (kebetulan, TS juga menulis thread Śramaṇa: Trend Pertapaan Pengembaraan di Masa Kuno dan Pengaruhnya). Istilah "Buddhisme" di sini dipakai oleh sejarahwan modern karena periode ini memiliki ciri khas utama, yaitu banyaknya ditemui arca Sang Buddha dengan karakteristik patung-patung Yunani, dan sebaliknya juga patung-patung Dewa Yunani yang bergaya vitarka mudra, gaya khas Sang Buddha dimana jari telunjuk dan jempol bersentuhan. Produk kebudayaan lainnya, tentu saja fusi antara Filsafat India dengan Filsafat Yunani Klasik. Sejarahwan menyepakati corak budaya ini dimulai dari abad 3 SM sampai abad 5 M.

Kebudayaan Greco-Buddhisme, Ketika Yunani dan India Bercumbu Mesra
Diubah oleh tyrodinthor 12-11-2022 02:21
pakisal212
pakisal212 memberi reputasi
3
14.8K
55
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.