Sikap Menteri Agama (Menag) yang baru patut dipuji. Saat pelantikan, Jenderal Fachrul Razi menegaskan bahwa dirinya bukanlah Menteri Agama Islam, melainkan Menteri Agama Republik Indonesia.

Terkait dengan pernyataan tersebut, implikasinya Menag akan berhati-hati meninjau kasus GKI Yasmin dan teguh terhadap fatwa MUI terkait Jemaat Ahmadiyah.

Karena itu, penyelesaian masalah kasus GKI Yasmin harus dilihat secara kasus per kasus dan tidak bisa digeneralisasi.

Ia juga menegaskan bahwa Kemenag tidak boleh bertentangan dengan fatma MUI agar tidak menimbulkan permasalahan baru hingga kebencian yang lebih parah.

Pernyataan itu mengandung makna dan harapan yang dalam. Yakni, Menteri Agama akan berdiri di atas semua agama, bukan hanya milik agama tertentu. Ini menjadi dasar adanya sikap toleransi dan saling menghormati antar penduduk beragama.

Kita berharap Menag yang baru bisa bekerja dengan profesional, dan setia pada slogan Bhineka Tunggal Ika. Karena bagaimanapun, bangsa Indonesia ini terdiri dari pendudukan dengan berbagai agama dan kepercayaan.

Harapan kita, Menag bisa mengayomi semua warga dan mendorong adanya toleransi antar umat beragama. Juga segera membasmi kelompok radikal yang ingin merusak NKRI.