i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Santri yang Pernah 'Ramal' Prabowo Jadi Menteri Kini Keluar dari Pesantren


Santri yang Pernah 'Ramal' Prabowo Jadi Menteri Kini Keluar dari Pesantren, Nasibnya Memprihatinkan

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ucapan Muhammad Askal Fikri (20) pemuda asal Kuripan Lor Gang 23, Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan jadi kenyataan.
Tiga tahun silam, Fikri mendapatkan hadiah dari Presiden Jokowi setelah menyebutkan 3 nama menteri.

Namun saat itu, Fikri yang tengah menuntut ilmu di Pondok Pesantren API Tegal Rejo Malang menyebut Megawati Soekarnoputri, Ahok, dan Prabowo Subianto sebagai menteri.

Walau jawaban yang diberikan Fikri salah, Presiden Jokowi tetap memberikan hadiah sepeda.
Dua tahun berlalu, tak disangka ucapan Fikri yang spontan dikatakan itu menjadi kenyataan.
Diketahui, Prabowo Subianto sudah resmi menjadi Menteri Pertahanan sejak Rabu (23/10/2019).
Fikri mengakui saat itu dirinya hanya spontan menjawab.



"Saya hanya spontan menjawab karena grogi, aslinya saya tidak tahu jabatan mereka. Karena waktu di pondok saya tidak pernah menonton televisi," ujarnya melansir dari Tribunjateng.com, Jumat (25/10/2019) siang.

Sebuah video juga memperlihatkan kala Fikri melihat dirinya sendiri 3 tahun lalu.
Ia mengaku masih malu saat mengingat momen pertemuannya dengan Presiden Jokowi.

"Malu sebenarnya, tapi saya mengambil hikmah dari pertemuan itu. Bagi saya yang terpenting berani dulu untuk maju, karena banyak santri tak berani maju saat Presiden meminta sejumlah santri untuk menjawab pertanyaan," paparnya.
Kini, Fikri tak lagi menuntut ilmu di pondok pesantren karena terkendala ekonomi keluarga.

Fikri membantu menyokong kebutuhan keluarga dengan bekerja di tempat pembuatan kain tenun.

Meski sudah tak menjadi santri di ponpes tersebut, Fikri terus belajar.

Dalam video tampak ada lemari dengan beberapa buku yang berjajar.
Selain itu di akhir video, Fikri membaca dan melantunkan ayat suci.
Terdengar Fikri sangat lancar saat membaca kitab tersebut.

Bergoyang untuk menarik perhatian presiden
Selain menceritakan niatannya mendapatkan sepeda, hal unik lainnya diterangkan oleh Fikri.
"Waktu itu saya sengaja menarik perhatian Presiden.

Jika santri lainya hanya mengacungkan jari, saya sambil bergoyang agar Jokowi memanggil saya," jelasnya.

Cara tersebut dikatakan Fikri ampuh, untuk menarik perhatian Jokowi dan memintanya maju ke mimbar.

"Ya kalau hanya mengacung pasti tidak akan dipanggil, maka dari itu saya sambil bergoyang," imbuhnya.

Kehidupan Fikri Menyimpan Duka

Siapa sangka di balik keceriannya saat bersama Presiden Jokowi, kehidupan Fikri menyimpan duka.
Pasalnya Fikri tak pernah bertemu sang ibu sejak kecil.

Kondisi ekonomi keluarga yang tak baik membuat Fikri ikut membantu dengan bekerja.
Diceritakan oleh Timbul Jaya (70), nenek Fikri, sejak kecil Fikri sudah diurus oleh dirinya.
Bahkan saat berada di pesantren, neneknya lah yang mencukupi kebutuhan Fikri.

Sejak kecil, Fikri sudah ditinggal oleh sang ibu dan tinggal bersama neneknya.
“Sejak kecil Fikri sudah ditinggal oleh ibunya, sebenarnya ia rindu sosok ibunya,” jelasnya kepada Tribunjateng.com di rumahnya, Jumat (25/10/2019) siang.

Dilanjutkan Timbul, perceraian membuat ibunya meninggalkan Fikri dan keluarga.
“Sejak kecil ia tak merasakan perhatian ibunya, sebenarnya ibunya warga Kota Pekalongan, namanya Eni Robiyanti.

Meski Fikri terlihat tegar, sebenarnya ia ingin sekali bertemu dengan ibunya,” jelasnya.
Sementara itu ayah Fikri, Ali Murdi (45) menerangkan Fikri memilih tak melanjutkan menuntut ilmu di Ponpes satu tahun lalu.

“Melihat kondisi perekonomian keluarga, ia memutuskan untuk keluar dari Ponpes dan bekerja,” ucapnya.
Menurut Ali, Fikri sosok anak baik dan bertanggung jawab, tak jarang ia berbagi ilmu ke teman-temannya.
“Kalau sore ia mengajar ngaji teman-temannya di rumah, ia anak baik dan bertanggung jawab terhadap keluarahan,” kata Ali.
Fikri mengatakan sangat ingin dapat lulus di pondok pesantren tersebut.

Namun karena kondisi ekonomi keluarga, Fikri memilih keluar dari ponpes dan membantu keuangan keluarga.
“Sebenarnya saya punya cita-cita bisa lulus dari Ponpes, tapi melihat kondisi keluarga saya tidak bisa hanya diam.
Saya memutuskan untuk keluar dan bekerja membantu keluarga,” tambahnya.
(TribunJakarta.com/ TribunJateng.com)
sumber

*********
Gw gak ketawa membaca berita ini.
Justru gw marah.

Pesantren, adalah dunia pendidikan yang lekat dengan bau surga. Begitu katanya. Pesantren adalah tempat generasi muda Islam diajarkan ilmu dunia dan ilmu akherat. Tetapi ketika ada anak pesantren yang harus keluar dari tempatnya menuntut ilmu, siapa yang patut dipersalahkan?

Ini!

Kementerian Departemen Agama.

Meskipun Kementerian Departemen Agama bukanlah melulu mengurusi agama Islam, namun tak bisa dipungkiri bahwa Kementerian Departemen Agama sangat lekat dengan agama Islam. Hal itu jelas terlihat pada logonya.

Kementerian Departemen Agama selalu memberikan bantuan kepada pesantren-pesantren dan sekolah-sekolah yayasan Islam.

Yang jadi masalah, selama ini tidak pernah ada pengawasan melekat bagi bantuan Departemen Agama. Bukan rahasia umum lagi jika dana bantuan yang diberikan dari atas bisa hilang sepertiganya begitu diterima oleh pihak yang berhak. Bayangkan. Ini bicara tentang pendidikan yang lekat dengan bau surga. Ketika jalan ke surga saja ditelikung oleh para penantang neraka, bagaimana dengan urusan ke neraka? Jadi, jangan mudah tertipu dengan mereka yang berjubah, bertutup kepala, sebab jika telah bicara soal uang, dana pencetakan Al-Qur'an pun bisa dikorupsi.

Semoga Pak Fachrul Razi bisa membenahi hal ini.

Pesantren

Jika benar pesantren orientasinya adalah akherat, niscaya tak akan pernah ada Fikri-Fikri yang nasibnya mengenaskan, tak bisa menyelesaikan pendidikannya di pesantren karena keterbatasan biaya. Kalau alasannya keterbatasan biaya, artinya Fikri pasti tak mampu membayar biaya pendidikannya di pesantren. Dan kalau karena masalah biaya dia sampai keluar pesantren, artinya pesantren tempat dia menuntut ilmu tak bisa memberi solusi. Memalukan. Padahal Hari Santri telah diputuskan. Omong kosong jika orientasi pesantren adalah akherat. Fikri buktinya.

Gubernur Jawa Tengah

Kenapa Gubernur Jawa Tengah ikut disebut? Sebab Ganjar Pranowo selepas Prabowo dilantik sebagai Menteri Pertahanan, ikut berkomentar tentang kejadian Fikri yang menjawab pertanyaan Presiden. Lucu apabila Ganjar dengan bangganya menceritakan "kelebihan santri" seperti Fikri, membahas tentang Fikri, tapi tak tahu sama sekali nasib Fikri. Padahal dia bisa bertanya langsung kepada pihak pesantren atau para kuli tinta.

Sudah sepatutnya Ganjar memberi bantuan agar pendidikan Fikri bisa diteruskan hingga dia lulus.

Semoga juga Prabowo dan Jokowi mendengar hal ini. Jika sampai bulan Nopember ini tidak ada tindakan, benar-benar mencoreng dunia pesantren.

Kita tunggu siapa yang bergerak lebih dulu.
Titip pesan kepada Fikri, apabila nanti sudah jadi Ustadz, jangan mudah mengkafirkan dan menghina ummat lain.
Diubah oleh i.am.legend. 27-10-2019 12:34
sebelahblog
4iinch
tien212700
tien212700 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
8.8K
108
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.