Quote:
Trotoar di Jalan Raya Bogor, tepatnya di Pasar Induk, Kramat Jati, diokupasi atau 'dijajah' PKL. Para PKL yang mayoritas berjualan buah dan makanan ini tak memberikan celah sedikit pun untuk pejalan kaki.
Pantauan di lokasi, pukul 15.55 WIB, Minggu (27/10/2019), beberapa lapak PKL tersebut sudah tergelar di trotoar dekat Pasar Induk Kramat Jati. Beberapa kotak kayu, terpal, hingga gerobak pun berada di trotoar ini.
Alhasil, beberapa pejalan kaki yang melalui jalan ini harus menggunakan jalan yang juga dilalui oleh kendaraan yang cukup banyak. Kondisi ini pun beberapa saat membuat lalu lintas di sepanjang jalan ini menjadi macet.
Pukul 17.40 WIB trotoar di Jalan Raya Bogor yang mengarah ke Pasar Rebo juga digunakan oleh PKL untuk berjualan. Beberapa kotak kayu hingga mobil yang terparkir di trotoar pun membuat pejalan kaki tidak dapat menggunakan trotoar ini.
Salah satu warga bernama Dinsamsudin mengatakan beberapa tahun lalu trotoar di jalan ini belum digunakan sebagai tempat berjualan para PKL.
"Pengin kaya dulu-dulu lagi, deh. (Sekitar) 3 tahun yang lalu, belum (ramai pedagang di jalan ini). Masih bisa lewat. Sekarang mau lewat saja susah. Jangankan kendaraan, orang saja susah melewati jalan ini," kata Dinsamsudin yang ditemui detikcom di lokasi.
Pria yang akrab disapa Udin ini juga mengatakan tak jarang harus melintas menggunakan jalan yang dilalui oleh kendaraan. Meski kondisi seperti ini tidak pernah menimbulkan kecelakaan bagi pejalan kaki, dia mengaku terganggu oleh barang dagangan yang menghalangi pengguna jalan menggunakan trotoar.
"Sebenarnya sih kecelakaan belum ada, cuma merasa terganggu sih ada," sambungnya.
Salah satu warga yang lain, Muctar Ibrahim, mengatakan, meski para PKL tersebut menggunakan trotoar dan bahu jalan untuk berjualan, dia mengaku dilematis. Hal tersebut dia rasakan karena, menurutnya, para PKL tersebut membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Saya secara pribadi memang di satu sisi ini peraturan ya untuk kepentingan umum, tapi di sisi lain juga itu kasihan rakyat, dilema. Rakyatnya Jokowi (Presiden Joko Widodo) ini banyak, mereka butuh hidup. Persoalannya di situ, dilemanya," kata Muchtar.
Meski merasa dilematis atas kondisi PKL tersebut, Muchar mengaku pemerintah tetap harus melakukan penertiban. Baginya, peraturan dibuat memang untuk dipatuhi oleh seluruh masyarakatnya.
"Itu sudah masuk perda (peraturan daerah) juga, untuk ketertiban umum harus ditegakkan kalau hukum. Itu kan melanggar semua. Cuma bagi kami sebagai warga, ya rasa solidaritas, memaklumilah mereka butuh hidup. Tapi kan hukum dibikin untuk kita semua," jelasnya.
[table][tr][td]
PKL di depan Pasar Induk Kramat Jati bikin macet. (Jefrie/detikcom)[/td]
[/tr]
[/table]
Hingga pukul 18.15 WIB, trotoar di Jalan Raya Bogor dekat Pasar Induk Kramat Jati ini masih digunakan oleh para PKL sebagai tempat berjualan. Lalu lintas di sekitar lokasi pun macet di kedua arahnya.
(rvk/rvk)
https://news.detik.com/berita/d-4761...susah-jalan/2
seingat gw kramat jati tu di pilkada 2017 ,anus menang
gw dmen bgt daerah yg milih anus sperti daerah mana tu yg tanggul baswedan kena banjir
trus daerah kramat jati ngrasain PKL di mana2 biar tu warga rasain pilihanny sndiri