Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Asiantoro, menyatakan kegiatan promosi wisata ibu kota menggunakan media sosial dan influencer asing sudah dibatalkan.

Hal ini dia sampaikan menanggapi usulan dinas terkait pembiayaan kegiatan tersebut yang mematok anggaran hingga Rp5 miliar.

Berdasarkan usulan yang tercatat pada lembaran Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) DKI 2020, dana sebesar Rp 5.008.691.930 itu rencananya akan digunakan untuk membiayai aktivitas pariwisata yang akan dilakukan oleh lima influencer di media sosial.

"Sekarang kegiatannya sudah dimatikan atau dicoret, jadi enggak ada lagi anggaran untuk kegiatan tersebut," kata Asiantoro kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi, Sabtu (26/10).

Asiantoro menegaskan kegiatan itu sudah dibatalkan sejak awal Oktober. Ia juga mengatakan anggaran dalam KUAPPAS masih terus dibahas dan masih bisa terus berubah sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi program.

Ia kemudian menjelaskan awalnya kegiatan promosi pariwisata itu direncanakan dengan mengundang influencer luar negeri agar warga negara yang bersangkutan tertarik dengan wisata di Jakarta.

"Untuk memberitakan kondisi Jakarta yang sebenarnya agar diminati oleh masyarakat negara yang bersangkutan. Kita mengundang dan memfasilitasi selama orang tersebut di Jakarta," kata dia.

"Kegiatannya sudah enggak ada tuh," tambahnya.

Sebelumnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI mengatakan anggaran kegiatan itu masih dibahas dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta.

Keterlambatan pembahasan anggaran terjadi karena pergantian di tubuh DPRD DKI. Pada 26 Agustus lalu, anggota DPRD periode 2019-2024 baru dilantik. (ani)
sumber

☆☆☆☆☆

Hari-hari yang berat ya Nies. Ayolah, masih ada waktu koq. Kejar-kejaranlah. Suruh TGUPP dan SKPD untuk menyisir semua anggaran aneh-aneh.
Suruh begadang. Biar ente bisa tidur nyenyak.

APBD itu duit rakyat Nies, bukan duit nenek moyang ente. Emang ente pikir nenek moyang ente dulu datang kesini bawa duit?

Serapan APBD sedikit, tapi tepat guna, masih bolehlah diapresiasi.
Serapan APBD banyak, tapi gak jelas peruntukannya, alamat kejang-kejang sekarang.

Nanti ketahuan koq Nies, darimana WTP itu didapat. Jujur apa gaknya.

Ente gak salah sebenarnya Nies.
Ahok yang salah, terlalu tinggi memberi standar sehingga ente jadi terlihat kerdil, tak berfungsi.

Coba pakai logika Nies.
Trotoar dimana-mana tengah dilebarin. Jalanan dipersempit. Kabel utilitas dipotong.
Nanti trotoar jadi, kabel utilitas harus dimasukin kedalam tanah. Apa trotoar mau dibongkar lagi?
Bagaimana Telkom? PLN?
Lantas, mana kaca trotoar yang katanya bisa jadi bahan edukasi bagi anak-anak untuk melihat apa yang ada dibawah tanah?

Ente terbang terlalu tinggi sampai lupa untuk turun Nies!

Lagaknya anti aseng anti asing. Untuk memajukan pariwisata aja sampai kepikiran memakai orang luar? Akal-akalan siapa Nies? Yakin ente gak tau? Atau pura-pura gak tau seperti biasanya?

5 orang Nies. Dan dana yang disiapin 5M. Artinya tiap orang dapat 1M. Kayaknya ente alergi deh kalau masih bicara duit 10 juta mah. Iya Nies?

Bukan begitu Nies caranya jadi gubernur. Makanya kerja, jangan asal nunggu laporan, genjot sepeda, cekrak cekrek. Memajukan Jakarta itu bukan cuma instagramable. Emang ente pikir warga Jakarta semuanya main instagram?

Emang pendukung-pendukung ente yang sekarang lagi gundah gulana kehilangan pemimpin itu doyan main instagram? EpBi Nies. EpBi. Mereka itu cocotable.

Efek Tito emang luar biasa ya Nies. Membuat pemimpin daerah keluar keringat dingin. Ayo itu si BW suruh cari-cari boroknya untuk menghadang inspeksi dan pemeriksaan anggaran.

Habis ini apa lagi yang dibatalin Nies?
Anggaran TGUPP udah.
Influencer asing udah.

Ohya. Kata Kaskuser, TGUPP itu singkatan dari Tim Gubernur Untuk Persiapan Presiden ya Nies? Cocok.

Coba ente kemarin ikut tes DNA Nies. Biar tahu siapa nenek moyang ente. Tapi gak usahlah. Daripada nanti ente kaget sendiri, tar malah repot.

Hati-hati. Awal tahun bakal penuh kejutan Nies.
Simpan senyumnya baik-baik.