Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

khodijahsiti92Avatar border
TS
khodijahsiti92
Bisikan di Puncak Surga Edelwis
Cerpen

Cerita dibalik Pendakian Cermai


Oleh: Siti Khodijah
***
Bisikan di Puncak Surga Edelwis
Gambar: dokumen pribadi

Badanku terasa kaku, berharap ini akan segera berakhir. Hilir mudik bayangan hitam itu di depan mata seolah terdapat aktifitas di sana. Ya, di sana tepat di depanku arah dari jalan menuju surga edelwis puncak Cermai.

Ya, puncak Cermai tujuan kami di awal perjalanan ini sebelum mengalami hal misterius. Perjalanan ini berawal dari acara reuni angkatan yang sudah lama kita tunggu untuk mendaki gunung. Maka, dipilihlah Gunung Cermai sebagai alternatif lebih dekat.

Namaku Annisa baru pertama melakukan pendakian, sehingga rasa takut sering menghantui jika teringat cerita horor dari teman-teman pendaki. Namun, aku penasaran ingin mencoba tantangan ini. Gunung Cermai dengan ketinggian 3.078 MDPL yang sangat kokoh di Jawa Barat, ingin aku coba takhlukan lewat pendakian ini. Semoga aku bisa sampai puncak dan bisa melihat surga edelwis Cermai.

Hari ini aku berangkat dengan 5 orang teman yaitu Faris, Eman, Adel, Asep, dan Rahman. Setelah kami mengurus pendaftaran dan cek perlengkapan selesai, maka jam 7 pagi kami mulai pendakian. Biasa kami bentuk formasi dalam pendakian ini, saya dalam formasi ke-3 saat itu.

Singkat cerita, kami melalui pos 1 sampai pos 2 berjalan lancar, walapun ini trek lumayan menguras tenaga. Sampai akhirnya, kami sampai di pos 5 ketinggian 2.108 MDPL. Berhubung hari sudah mulai gelap, maka teman-teman mulai mendirikan tenda untuk bermalam. Aku mulai merasa kurang nyaman dengan aura di sini, karena aku mencium aroma bunga melati yang mengganggu hidung, namun aku coba abaikan saja hingga tertidur. Tepat pukul 12 malam, aku tiba-tiba terbangun dari tidur mendengar suara berisik perempuan tertawa kecil, aku tengok si Adel teman sebelah masih tidur pulas. Wah ada yang ga beres pikirku. Akhirnya aku keluar tenda nyamperin si Eman dan Asep serta Rahman yang lagi jaga di luar belum tidur. Aku ngobrol dengan mereka sampai subuh berkumandang. Akhirnya suara tawa miss kunti tadi menghilang dengan sendirinya. Lantas kami cepat bergegas sholat subuh dan mempersiapkan sarapan pagi.

Bisikan di Puncak Surga Edelwis
Ilustrasi gambar: inibaru.id

Perjalanan di lanjut ke pos 6 dan pos 7 yang tidak begitu lama jarak tempuhnya, namun medan disini lumayan tajam dan puncaknya lelah melanda, karena energi mulai terkuras hebat. Di sini lelah kita terobati menikmati hamparan bunga edelwis Puncak Cermai. Belum selesai sampai disini, perjalanan terus berlanjut ke pos 8 yaitu puncak cermai.

Sungguh pemandangan yang indah, rasa lelah ini hilang seketika melihat kawah aktif dan pemandangan indah dari atas gunung, seperti diri ini berada di atas langit, benar-benar menakjubkan ada awan-awan terhampar di langit biru nan jelas, menambah rasa syukur ini terhadap keagungan Allah SWT.

Bisikan di Puncak Surga Edelwis
Gambar: dokumen pribadi

Sebelum langit gelap kami harus turun sampai ke perkampungan. Jalan harus cepat sebelum matahari terbenam. Namun rasanya lambat sekali, padahal sudah berlari kecil, seperti ada yang ingin mengajak bercanda dalam perjalanan turun ini.

Dari pos 7 ke pos 6 masih terasa wajar perjalanan ini, namun ketika sampai di pos 5 berasa ada yang mengikuti dari belakang. Perasaan ini aku abaikan, karena ketika aku tengok ke belakang tidak ada siapa-siapa. Namun lagi-lagi rasa ini makin aneh, pas di pos 4 karena ada sayup-sayup suara memanggil namaku. Rasa deg-degan bercampur aduk, karena takut pasti bukan ulah manusia, tapi penghuni sini. Aku pura-pura tidak mendengar suara tersebut, di tambah ketika sampai persimpangan menuju pos 3 saya merasa aneh melihat si Rahman yang ada di formasi depan seperti kebingungan memilih rute, sehingga aku makin takut kalau ini disesatkan oleh hantu bisikan tadi. Do'a aku panjatkan agar memilih jalur tepat, akhirnya kami memilih jalur kanan. Dan tepat disana berasa ada aura beda kita seakan tak sampai-sampai ke pos 3, akhirnya kami berhenti sejenak menarik nafas untuk berdo'a bersama supaya gangguan ini cepat berakhir.

Alhamdulillah sampai juga akhirnya ke pos 3, ternyata jalur kami tidak salah hanya saja dari tadi kita entah kenapa berputar-putar di tempat yang sama. Gangguan belum berhenti sampai disitu karena di pos 2 aku tiba-tiba kebelet buang air. Akhirnya, aku ijin dari rombongan untuk menunggu sejenak karena hendak buang hajat. Teman-temanpun menungguku sambil kipas-kipas menahan lelah. Entah kenapa tiba-tiba si Asep didatangi ular hitam. Akhirnya, kami usir secara perlahan khawatir binatang jadi-jadian yang ngajak kenalan.

Setelah semua aman terkendali baru aku tuju tempat untuk buang hajat. Selesai buang hajat ketika hendak berbalik arah menuju rombongan tiba-tiba berasa ada yang mendorong diri ini hingga jatuh ke jurang. Ya Allah, aku tidak bisa apa-apa rasanya remuk redam badan ini terguling di bebatutan hingga membentur pohon  rasanya aku ga kuat lagi dan semua berasa gelap.

Perlahan mataku terbuka dan inilah aku pertama kalinya melihat sosok bayangan hitam tersebut berlalu lalang seperti melakukan aktifitas di depanku. Badanku kaku, dan lidahku kelu. Ya Allah apakah ini akhir hidupku. Hingga terdengar suara teman-teman memanggil namaku, namun aku tak mampu menyahutnya, hanya mampu berharap dalam hati ada yang bisa menemukanku saat ini.

Mataku melirik ke kanan kiri, hanya tersisa satu petunjuk yang bisa aku manfaatkan yaitu senter. Iya hari sudah mulai gelap. Aku harus pakai senter ini untuk penanda aku ada di bawah jurang ini. Kurapalkan do'a ayat-ayat Al-Qur'an yang pernah aku hafal, agar bisa keluar dari tipu daya gaib ini. Alhamdulillah, akhirnya badanku mulai bisa digerakkan. Ya Allah, aku tak perduli dengan hantu atau setan. Di fikiran ini hanya ada satu keinginan cepat keluar dari tempat ini.

Aku segera ambil senter dan aku arahkan ke atas sambil berteriak memanggil rombongan yang suaranya masih terdengar dekat. Beruntunglah salah satu teman rombonganku ada yang mendengar suaraku. Alhamdulillah aku berhasil bertemu tim rombonganku kembali. Si Adel, Faris dan Eman turun ke bawah mencari tim bantuan evakuasi, karena jurang lumayan dalam, kemudian Asep dan Rahman menunggu aku agar tetap tenang tidak panik.

Berapa jam kemudian, tim evakuasi sampai dan mengangkat aku ke atas. Badanku menggigil dingin luar biasa karena malam telah tiba. Dalam kebekuan ini aku bersyukur masih Allah berikan kesempatan untuk hidup, dan akhirnya aku tau tiada daya dan upaya dikala kesulitan melanda kecuali dengan pertolongan-Nya sang Maha Pemilik Alam Semesta.

#Tamat#

Sekian Bye...
Diubah oleh khodijahsiti92 04-11-2019 19:36
ceuhetty
sebelahblog
zafinsyurga
zafinsyurga dan 6 lainnya memberi reputasi
7
610
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.