Sektor pariwisata sangat berperan penting dalam membangun perekonomian suatu wilayah yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan utamannya. Seperti misalnya di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat Taman Nasional Komodo, khususnya Pulau Komodo.

Seperti namanya, yang menjadi andalan daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara adalah Komodo. Hewan purba yang menyerupai biawak atau kadal berukuran raksasa ini aladah satu-satunya yang ada di dunia, dan hanya hidup di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.



Terlebih semenjak tahun 2011 yang lalu Pulau Komodo juga telah dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia versi New7Wonders, geliat para wisatawan lokal dan asing pun semakin meningkat untuk datang berkunjung ke Pulau Komodo.

Namun, belakangan terdengar kabar bahwa Pulau Komodo akan ditutup sementara selama satu tahun oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Alasannya akan dilakukan konservasi terhadap Komodo dan juga habitatnya. Pro dan kontra pun terjadi, banyak pihak yang menolak gagasan tersebut, terutama dari penduduk asli setempat. Karena bila ditutup, mata pencaharian mereka sebagai pelaku wisata juga akan terancam keberlangsungannya. Para nelayan di sana juga mendapat penghasilan tambahan saat tidak dapat pergi melaut karena cuaca buruk atau hasil tangkapan ikan yang menurun, dengan menjual patung kayu berbentuk komodo atau pernak-pernik lainnya kepada para wisatawan yang berkunjung.

Untuk menyikapi hal tersebut akhirnya pada tanggal 30 September 2019, telah diadakan rapat koordinasi antara Gubernur NTT dengan Mentri Pariwisata, Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan yang juga bertugas sebagai pemimpin rapat tersebut.

Akhirnya diperoleh keputusan, bahwa Pulau Komodo tidak jadi ditutup, tapi akan di ubah menjadi kawasan konservasi dan juga destinasi wisata eksklusif berkelas dunia. Para wisatawan yang ingin berkunjung ke sana harus membayar biaya masuk ke Pulau Komodo sejumlah 1000 USD atau bila dirupiahkan setara dengan 14 juta rupiah. Hasil rapat ini pun mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk juga dari Presiden Replubik Indonesia, Bapak Joko Widodo.



Pulau Komodo nantinya akan mencontoh wisata safari yang ada di Kenya, Afrika. Dengan biaya masuk yang cukup tinggi tersebut per orangnya setelah membayar sebanyak 14 juta rupiah akan mendapatkan kartu anggota yang berlaku selama satu tahun.

Wah, bagaimana menurut Gan-Sist keputusan untuk menjadikan Pulau Komodo sebagai destinasi wisata bertaraf internasional? Boleh tulis pendapat di kolom komentar ya.

Kalau menurut saya secara pribadi, mengingat Pulau Komodo juga termasuk ke dalam kawasan konservasi, apalagi Komodo merupakan termasuk ke dalam hewan yang harus dilindungi keberadaannya, langkah yang diambil oleh pemerintah sudah sangat tepat, terlebih juga rencana tersebut juga disikapi dengan tidak merelokasi penduduk asli Pulau Komodo ke tempat yang lain.

Semoga Pulau Komodo menjadi tujuan wisata eksklusif yang juga mampu menjadi jembatan untuk memperkenalkan kawasan wisata yang lainnya di Indonesia kepada para wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Nah, bagi Gan-Sis yang mau berwisata ke Pulau Komodo, dapat menyebrang melaui Labuan Bajo. Selain melihat Komodo, Gan-Sis yang suka wisata bahari juga dapat melakukan aktivitas diving, snorkeling, menikmati indahnya pemandangan bawah laut yang masih asri, dengan 1000 spesies ikan dan juga 260 spesies trumbukarangnya.

Penulis : kadeksatia

Sumber referensi :
di sini

di sini

di sini

di sini

di sini

di sini