Kasak-kusuk soal siapakah menteri-menteri yang akan membantu Presiden Jokowi lima tahun ke depan menjadi bahasan hangat belakangan ini. Abaikan mereka yang membuat gerakan matikan tv saat pelantikan. Mari kita hormati kepedihan jiwa yang mereka rasakan pasca kekalahan dalam Pilpres April lalu. Kalau orang waras sih, namanya kontestasi demokrasi, pesta demokrasi, setelah semuanya selesai ya sudah. Mari bersatu lagi dan membangun negara yang kita cintai ini. Beda soal kalau sudah tak cinta negeri ini, saya bisa memahami kalau kebencian itu masih ada dan terus dipelihara.

Dari selesai Pemilu, saya sangat berharap Pak Jokowi sebagai pemenang pemilu akan dengan tulus menggandeng Pak Prabowo. Entah ditempatkan dalam posisi apa dan di mana, yang jelas saya berharap Pak Prabowo dirangkul untuk ikut membangun bangsa Indonesia. Apalagi latar belakang beliau lama di pasukan baret merah, tentu sudah tidak diragukan lagi cintanya kepada negara ini. Lepas, dalam pemilu yang baru usai beliau banyak bersentuhan dengan kadal gurun, itu hanya strategi politik untuk menghimpun suara saja. Buktinya, setelah pemilu selesai, beliau tidak peduli lagi dengan mereka.

Harapan saya nampaknya mendekati kenyataan. Senin, 21 Oktober sekitar pukul 16.15Prabowo datang ke Istana. Dalam keterangan kepada pers, Pak Prabowo diminta Presiden Jokowi untuk membantu di pos Pertahanan. Pas kan? Sebagai mantan Jenderal bintang tiga, pernah menjadi Danjen Kopassus, Panglima Kostrad dan jabatan strategis lainnya di Angkatan Darat, nama Pak Prabowo sangat mumpuni untuk membantu dalam bidang pertahanan. Soal beliau sekarang adalah warga sipil karena pernah dipecat, sejarah sudah mencatat Menteri Pertahanan tidak harus dari Militer.

Masuknya Prabowo, bisa dimaknai bahwa sudah tidak ada lagi kosong satu dan kososng dua. Bukan hanya sekedar lips service, tapi dibuktikan dengan tindakan nyata. Ini lho kompetisi demokrasi. Kalau sudah selesai ya sudah. Yang kalah legowo dan siap membantu yang menang jika memang dibutuhkan. Yang menang pun tidak usah besar kepala. Kemenangan dalam proses demokrasi itu tidak ada artinya jika esensi demokrasi itu tidak tercipta. Apa itu? Menciptakan kesejahteraan rakyat, menciptakan keamanan dan perdamaian di tengah masyarakat.

Jadi, bisa disimpulkan jika masih ada orang yang ingin ribut, ingin kacau dan ingin mengacau, bisa ditarik kesimpulan jika mereka tidak cinta negara ini. Bisa jadi, mereka ini ingin negara ini berganti dengan ideologi lain yang terbukti gagal di mana-mana. Apa itu? khilafah! Coba sebut negara mana yang makmur dan damai, bisa beribadah dengan tenang dengan mengadopsi paham khilafah? TIDAK ADA!Lha idiologi gagal kok mau dipaksakan untuk mengganti pancasila, yang benar saja drun.

Well, tugas Pak Prabowo apabila diangkat sebagai Menteri Pertahanan adalah mempertahankan Pancasila. Itu artinya, beliau tidak akan memberi ruang idiologi lain. Mau komunis kek, khilafah kek, akan disikat habis. Dan itu sangat mungkin terjadi melihat rekam jejak Pak Prabowo sebagai seorang prajurit komando. Selamat bertugas Pak Prabowo, hajar semua yang ingin berbuat macam-macam pada NKRI. Salam Damai.

Merdeka!

Sumber Referensi : sini

Sumber Gambar : sini, sini, sini