joko.winAvatar border
TS
joko.win
Masuk Koalisi, PDIP-Gerindra Amankan Prabowo-Puan Atau Puan-Sandiaga di Pilpres 2024?
Presiden Jokowi menegaskan Gerindra masuk koalisi dan mendapat kursi di kabinet, demikian kabar terbaru yang disampaikan Ketua Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer (detik.com, 21/10/19).

Dua partai lain dikabarkan gagal bergabung meskipun pengen; PAN dan Demokrat. Mereka berdua akan menemani PKS di luar lingkaran istana.

Apakah ini sinyal untuk aliansi strategis PDIP-Gerindra 5 tahun ke depan, Pemilu 2024? Mari kita lihat dalam kaitannya dengan jejak kebersamaan kedua partai tersebut yang terjalin sejak lama.

Terpilihnya Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri  tahun 2018 lalu menimbulkan fenomena ALBK di kalangan politisi senior Indonesia. Ambisi Lama Bersemi Kembali. Kepercayaan diri yang semula susut dirongrong usia seolah bangkit kembali.

Yang Amat Berhormat Tun Dr. Mahathir bin Mohamad kembali ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana Menteri Malaysia pada usia 92 tahun.

Beliau menjadi kepala pemerintahan tertua di dunia setelah menang pemilu, berpasangan  dengan Anwar Ibrahim. Usianya hanya terpaut  lebih muda 4 tahun dari Soeharto almarhum.

Naiknya politisi senior negeri  jiran tersebut tampak membuka mata para senior politik di tanah air kita.

Amien Rais  merasa seperti jadi remaja ketika membanding diri dengan usia Dr. M tersebut.

JK juga pada saat itu sekonyong-konyong diwacanakan mendampingi Jokowi kembali  untuk maju pilpres periode kedua. Faktor usia ternyata bukan masalah. Sayang sekali konstitusi  tidak bisa mengakomodir.

Pengganti JK yang terpilih mendampingi Jokowi, Ma'ruf Amin,  hanya berselisih satu tahun. JK kelahiran tahun 1942, Ma'ruf Amin kelahiran 1943. Adapun Amien Rais lahir tahun 1944.

Jokowi  masih relatif muda (58), namun tidak bisa maju pilpres lagi karena undang-undang  membatasi.

Bagaimana Prabowo (68) menghadapi pemilu mendatang?  Tidak ada larangan atau pembatasan berapa kali jatah nyapres.

Umumnya orang beranggapan kali ini adalah pilpres terakhir bagi Prabowo setelah sekian kali berusaha.

Bahkan keikutsertaannya di dalam kontestasi kemarin sempat diwarnai tarik ulur dengan pendukungnya. Bisa jadi cuma gimmick, malu-malu mau, bisa juga memang sudah bosan (kalah).

Akan tetapi melihat semangat PDIP merangkul Prabowo tampaknya ada rencana kerjasama jangka panjang yang hendak dijalin.

Pada saat Asian Games 2018, Jokowi dan Prabowo bertemu di Padepokan Silat TMII.  Dalam momen merayakan medali emas pencak silat tersebut hadir pula Megawati dan Puan Maharani.

Pascapilpres  kemudian, tidak cukup Jokowi saja yang bertemu dengan Prabowo dalam MRT sebagai simbol rekonsiliasi.

Megawati juga secara aktif ikut merancang pertemuan, di kediaman pribadinya dan juga dalam acara Kongres PDIP. Undangannya bahkan disampaikan secara pribadi, langsung oleh Mega. Kelihatan sangat antusias.

Pertemuan Anies Baswedan dengan Surya Paloh di Gedung DPP Nasdem pada hari yang sama dengan pertemuan Prabowo-Mega (kompas.com, 24/7/2019).

Kedekatan itu pula yang diduga menjadi awal renggangnya PDIP dengan Nasdem.

Surya Paloh secara terbuka berbicara soal Pilpres 2024 ketika menjamu Anies Baswedan tepat di hari yang sama ketika Prabowo bertemu Ketum PDIP tersebut.

Ibarat pertandingan, PDIP  sekarang sedang menguasai bola. Berusaha agar momentum kekuasaan dapat digenggam lebih lama. Apalagi penerus sudah siap, Puan Maharani.

Track record-nya OK. Di eksekutif jadi menko selama 5 tahun, sekarang Ketua DPR untuk 5 tahun ke depan.

Berikutnya apa? Masak DPR lagi, kecenderungannya pasti kursi presiden.

Tetapi Mega kabarnya punya utang sama Prabowo untuk membantunya  jadi RI 1 yang hingga kini belum kesampaian.

Baiklah menunda sebentar, toh Puan masih muda, kelahiran 1973. Formasi Prabowo-Puan cukup cantik dan realistis di Pilpres 2024 nanti. Sekalian menunaikan  janji lama.

Bagaimana  jika Prabowo urung maju? Kader lapis kedua siap. Sandiaga Uno sekarang sudah kembali ke habitatnya semula di Gerindra.

Jika berpasangan dengan Sandi  maka posisi PDIP lebih diuntungkan. Tidak mungkin Puan yang menjadi wakil. Ambisi PDIP justru lebih cepat diwujudkan.

Itu jika dilihat dari sudut  kepentingan PDIP dan Gerindra.

Fakta lain, kekuatan politik yang signifikan saat ini adalah Golkar, yang punya dua kader unggulan sebagai pusat gravitasinya; Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.

Nasdem juga bisa saja sewaktu-waktu berubah pikiran. Membuka front baru dengan menggalang kekuatan bersama PAN, Demokrat, dan PKS. Secara terang-terangan atau diam-diam.

Cukup menarik untuk disimak, bagaimana manuver-manuver para petinggi parpol akan terjadi  dalam lima tahun kedua kepemimpinan Jokowi.

Yang pasti bagi Jokowi-Ma'ruf dan koalisinya, agenda-agenda untuk merealisasikan janji kampanye harus segera diwujudkan. Karena itulah modal utama untuk tampil lagi dalam pesta demokrasi 2024 nanti secara meyakinkan.***

https://www.tagar.id/agungsdw/5dad0c...-2024?page=all
0
1.7K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.