Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yesknowAvatar border
TS
yesknow
Dosen IPB Ungkap Awal Rencana Kerusuhan
Dosen IPB Ungkap Awal Rencana Kerusuhan

Kediaman rumah Abdul Basith di Perumahan Pakuan Regency, Cluster Linggabuana, Dramaga, Bogor, Jawa Barat, nampak sepi, Senin (30/9/2019). Basith ditangkap Densus 88 atas dugaan menginisiasi dan menggerakkan pembuatan bom molotov untuk aksi Mujahid 212




JAKARTA, KOMPAS.com - AB (44), dosen IPB yang kini dinonaktifkan membeberkan awal mula tuduhan soal rencana membuat rusuh di tengah Aksi Mujahid 212 beberapa waktu lalu. 

Untuk diketahui, di rumah AB di kawasan Bogor, polisi menemukan 29 bom ikan berdaya ledak tinggi. 
Bom itu diduga untuk diledakan di tengah demonstrasi penolakan UU KPK dan RKUHP. 

Kepada Kompas, AB (44), menegaskan nasibnya kini dalam bahasa Jawa ibarat ketiban awu anget atau tertimpa kemalangan. 
Pasalnya, empat orang nelayan yang ternyata membawa bom ikan menginap di rumahnya. 

Awalnya, dia hendak mengusir mereka. Namun, rasa segan menghinggapi. ”Kalau saya tidak izinkan (para pembuat bom menginap), saya tidak terseret. 
Tapi sudah lewat, kalau saya pikirkan, malah saya sakit. 
Andaikan bisa diputar ulang, jangan di rumah saya, tapi tidak bisa diputar ulang,” ucap AB. 

Baca juga: Pengakuan Dosen IPB dan Kisah 4 Tamu Pembuat Bom 

Terlepas dari kemalangan nasibnya yang kini disebut polisi berperan menyimpan bom ikan, 
AB menuturkan bahwa rencana membuat kerusuhan itu awalnya tercetus dari sebuah pertemuan. 
Pertemuan dilakukan di rumah seorang tokoh di Ciputat, Tangerang Selatan. 
Dalam pertemuan itu, seluruh peserta sepemahaman bahwa negara ini sudah runyam. 

Kerunyaman itu, menurut AB, antara lain serbuan tenaga kerja asing untuk mengerjakan pekerjaan kasar. 
Maka, dia menganggap perlu ada tindakan untuk mengusik para pembuat kerunyaman itu. 

Tak hanya itu, masalah logo Bank Indonesia (BI) di uang kertas yang mirip lambang palu arit juga jadi persoalan yang melatari aksi ini. 

Baca juga: Polri: Bom Rakitan dari Dosen IPB Berdaya Ledak Tinggi, Bukan Molotov 

AB lalu meminjam selembar uang kertas Rp 50.000, kertas kosong, dan pena kemudian menjelaskan tentang logo palu arit tersebut sambil membuat sketsa. 
”Yang punya logo seperti ini komunis. Bangsa Indonesia tidak perlu logo seperti ini. 
Itu dibantah BI, tetapi faktanya seperti itu. 

Teman saya di BI bilang kita kecolongan ada yang bikin draf seperti itu dibiarkan. 
Akhirnya disimpulkan tidak bisa dibiarkan, negeri ini makin genting. 

Apa yang bisa kita lakukan,” tutur dia. 
Akhirnya, disimpulkan perlu shock therapy untuk mengusik para pembuat runyam negara. 

Mengusik bisa dua cara, yaitu mengusik keluarga atau mengusik bisnis. 
Rencana mengusik keluarga dicoret karena bisa menimbulkan korban nyawa. 
Rencana mengusik bisnis mereka dipilih dengan meledakkan bom ikan di pusat bisnis, pertokoan, dan pergudangan. 

Bom direncanakan diledakan pada 24 September. Namun, karena pada tanggal itu para peracik bom belum siap, diundur pada 28 September. 

”Masalahnya, S (salah satu tersangka yang ditangkap), yang mendatangkan empat orang itu, bilang tiket dan bahan (bom) saya yang beli. 

Padahal, itu tidak benar. Yang mendanai mereka, ya, bapak-bapak itu yang menyanggupi untuk mendatangkan mereka. 
Dugaan saya, S menerima uang dari… (AB menyebut beberapa nama),” katanya. 

Baca juga: Dosen IPB Abdul Basith Disebut Polisi Jadi Donatur terkait Rencana Rusuh di Aksi Mujahid 212 

Ketika dikonfirmasi apakah AB anggota ormas HTI yang telah dibubarkan, pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah, itu langsung membantah. 
”Teman saya HTI banyak, tetangga satu kompleks saya ada salah satu ketua HTI. 
Saya bukan pengurus HTI. 
Satu-satunya acara HTI yang saya datangi waktu ulang tahun di Sentul. 
Ada belasan ribu orang hadir, tetapi saya tidak sreg dengan acaranya lalu saya pulang duluan,” ujarnya. 

Menurut AB, dia merupakan anggota Majelis Kebangsaan Pancasila Nusantara (MKPN) yang berkantor di Cawang, Jakarta Timur. 
Kegiatan organisasi tersebut adalah menganalisis Pancasila. 
Di organisasi tersebut, AB kenal dengan M (64) sebagai pendiri MKPN yang juga ditetapkan sebagai tersangka. 

AB secara panjang lebar menjelaskan konsepnya tentang Indonesia yang sekarang ada dalam kondisi mengkhawatirkan. AB berpendapat diperlukan suatu upaya untuk mengembalikan Indonesia pada relnya.


https://www.tribunnews.com/nasional/...na-kerusuhan 

-------------------------------------------------------------------

1. rapat di rmh soenarko
2. topik : negara sedang genting  (jd inget kata2  "ibu pertiwi sedang hamil tua" emoticon-Malu)
3. negara perlu shock therapy
4. disepakati berupa gangguan bisnis.
5. disepakati pula caranya berupa peledakan pusat bisnis dgn menggunakan BOM.
6. didatangkan 4 org dr papua & maluku ahli pembuat bom ikan (ada sponsornya / sdh ditangkap pula)
7. pengusutan kerusuhan demo tolak RUU KUHP & UU KPK, mengarah ke dosen IPB.
8. terciduk
9. merembet

emoticon-Traveller

org2 pintar, rapat, mengatasi kondisi negara, solusinya kok bisa ketemunya BOM emoticon-Cape d...

jd inget, sepintar apapun anda, kalo jd kampret, pasti akan mendadak bodoh.
dr bahasa2 yg dipake pun jd teringat kisah th 65

emoticon-Traveller
areszzjay
vegasigitp
rizaradri
rizaradri dan 17 lainnya memberi reputasi
18
4.4K
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.