Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

beensAvatar border
TS
beens
Saat sang Raja Baru Dilantik: kontestasi pilpres 2019
Saat sang Raja Baru Dilantik: kontestasi pilpres 2019

Pekan-pekan ini, suasana di kerajaan ini jadi brutal sekali. Pelantikan raja yang harusnya jadi pesta dan berkah rakyat, berubah jadi praktik ancam-mengancam.

Jalan ditutup, di mana-mana. Rakyat dilarang berkumpul. Kalau mau berkumpul, habis pelantikan saja, kata hulubalang.

Memang nasib. Di kerajaan ini, cinta dan kejujuran masa lalu. Kita dilarang memimpin dengan cinta, dan tak boleh berharap dipimpin dengan kasih sayang.

Marilah mengingat dengan jelas episode ini:

Suatu hari di sebuah negeri, raja yang sedang diperpanjang kekuasaannya, dilantik. Dia bukan orang militer. Bukan juga pengusaha. Bukan juga cendekiawan.

Dia berasal dari kalangan rakyat jelata. Tepatnya, orang kaya yang tinggal di tengah rakyat jelata. Dia menjadi Raja, saat rakyat merindukan kesederhanaan itu. Maka diapun terpilih.

Dalam proses mempertahankan kekuasaannya, tampaknya dia mulai sadar sesuatu. Tak semua orang suka dirinya.

Kenapa? Dia adalah rakyat jelata. Untuk mendapat kekuatan sebagai raja, dia harus mencari sumber kekuatan.

Kekuatan itu, datangnya dari gerombolan pedagang negeri sebelah. Ada juga rombongan pedagang negeri sendiri yang malang melintang jualan dengan jabatan.

Lalu dia ketemu dengan para jenderal militer. Dari berbagai kesatuan. Setiap kesatuan, punya mazhab sendiri-sendiri.

Tak lupa, para Wazir yang punya partai dan telah berpolitik sejak jaman raja-raja sebelumnya, ia libatkan.

Dan kini, tiga pihak itu, diberikan jabatan wazir-wazir sesuai permintaan mereka.

Tapi kau tahu, rakyat jelata tetaplah dengan kejelataannya. Ia gagap mengendalikan perimbangan kekuatan tiga kubu itu di istananya.

Berulangkali istananya hancur akibat pertarungan ketiga pihak. Dan rakyat, mulai tak menyukainya. Kenapa?

Setiap perbuatan wazir itu, baik yang tujuannya rakyatisme, maupun yang untuk mempertahankan bisnisnya, jabatannya, ataupun menjatuhkan wazir lain: ditimpakan pada sang raja.

Hari ini sang raja tak ingin pusing. Pesta digelar. Pesta perpisahan bagi kabinet kerajaan yang lama. Akan berganti yang baru.

Dan di luar istananya, bayi-bayi masih mati. Hutan tetap terbakar, kemiskinan direkayasa dalam data statistik.

Negeri ini jadi bau asam lambung banyak orang. Sementara, tingkah polah para wazir yang lebih lihai memainkan potensi-potensi jabatan kewazirannya itu:

Menjerumuskan sang raja beserta rakyatnya dalam kebinasaan.

Selamat pelantikan. Selamat mengancam. Kami akan sabar menghadapi ancaman-ancaman lain, yang sejenis, lima tahun kedepan.

Tenang saja.


sumber : amar ar-risalah (Kepala Departemen Kebudayaan Pengurus Pusat KAMMI
https://www.instagram.com/risalah_amar/?hl=id)

sumber gambar : google :terimakasih
Diubah oleh beens 19-10-2019 22:06
reita96
banghindar
banghindar dan reita96 memberi reputasi
0
1.3K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.4KThread46KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.