sinsin2806
TS
sinsin2806
Kumpulan Kisah Mistis

Hai Gansist, selamat datang di thread kumpulan kisah mistis. Jadi disini nanti akan rutin diposting kisah-kisah mistis nyata pengalaman sy pribadi, keluarga, dan teman-teman.
Saya memang penakut tapi sangat tertarik dengan hal-hal seperti ini. Saya hidup dikampung dimana dilingkungan saya ini masih sangat kental dengan hal-hal ghoib diluar nalar manusia. Tidak bisa dipungkiri kita hidup berdampingan dengan "mereka", jadi jagalah sikap dimanapun kita berada.




Kisah 1
"Abang Somay Yang Terus Mengikuti Ku"


Kisah ini menimpa adik sepupu sy namanya Tiara, dia adalah anak perempuan dari Lik Kiroh (adik ibu saya). Kami hanya terpaut usia satu tahun saja, dia lebih muda dari saya. Kami bersekolah di SMA yang berbeda, dia memilih sekolah yang lebih dekat jaraknya hanya sekitar 6 km dari rumah yaitu MA Cokroaminoto Wanadadi. Kisah ini menjadi awal dia ketempelan "sesuatu" yang membuatnya tidak bisa bersekolah selama 2 bulan lebih. Saya akan menceritakan kisah ini dari perspektif Tiara.

"Weh,, wehhh,, kabar gembira, kabar gembira" teriak Mirna teman kelasku
"Kabar apa si? heboh" balasku
"Kita jadi kemah dong nanti tgl 12 hari Jumat, tadi pak Nur ngabarin" terangnya
Aku, Mirna dan Dewi memang menjadi anggota pramuka Saka Bhayangkara tingkat Kabupaten sebagai perwakilan dari sekolah kami. Dan memang telah diwacanakan akan diadakan perkemahan tahun ini di Desa Gumelem, Kec Susukan, Kab.Banjarnegara. Tapi kemaren tanggalnya belum dipastikan.
"Akhirnya bisa piknik juga, walaupun acara kemah wkwk" cetusku.


Sampailah di hari-H Jumat pagi semua anggota berkumpul di Alun-alun kota Banjarnegara, kita menaiki truk besar sampai di desa Gumelem, tempat perkemahan tepatnya ada di bukit Ilangan. Bukit ini dianggap tempat suci oleh warga sekitar. Karena bukit ini berada di tengah-tengah Desa Gumelem, dipuncak bukit apa petilasan makam Ki Ageng Giring (Girilangan). Banyak warga dari berbagai daerah melakukan ziarah ke sini. Ki Ageng Giring ini adalah seorang penyebar agama Islam dari Kerajaan Mataram yang berkelana sampai ke Desa Gumelem dan wafat di desa ini. Dibukit ini selain terdapat makam Ki Ageng Giring, ada juga masjid kuno peninggalan wali, bangunan peninggalan keraton dan pemandian air hangat (Pemandian Pingit). Pemandian ini dianggap sakral oleh beberapa kalangan, karena dipercaya airnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.


Gambar : Gerbang makam Ki Ageng Giring, sumber : disini

Dalam perjalanan menuju puncak bukit, terdapat jalan setapak batu dan dikanan kiri jalan setapak ini merupakan makam desa Gumelem, makam warga sekitar. Dan dikomplek pertama sebelum puncak Ilangan terdapat makam Ki Ageng Gumelem. Ki Ageng Gumelem ini adalah panglima perang yang diutus oleh panembahan senopati dari Kerajaan Mataram untuk merawat makam ki Ageng Giring.


Gambar : Jalan setapak menuju puncak bukit (yang dikanan kirinya adalah makam warga)

sumber : disini

Disana anggota kami tidak mendirikan tenda, kami menempati sebuah bangunan yang ada ditengah-tengah kuburan. sebuah bangunan tua yang beratap tapi tidak berdinding, bangunanya seperti pendopo yang hanya ada atap dan tiang. Komandan pramuka kami namanya mas Awan (sekarang sudah almarhum)  mewanti-wanti kami para anggotanya untuk menjaga tutur kata dan perilaku selama berkemah disini, dan untuk para gadis yang sedang berhalangan dilarang keras untuk masuk ke wilayah pemakaman yang ada dipuncak. Kebanyakan anggota laki-laki adalah mereka yang bisa melihat "sesuatu" begitu juga denganku, dari kecil aku memang peka terhadap masalah satu ini, setiap ada makhluk yang tidak kasat  mata, aku bisa merasakan kehadiranya. entah dari bau maupun penglihatan.

Anggota kami sampai di tengah bukit kira-kira pagi menjelang siang, sangat sejuk udaranya, walaupun tempat ini dikelilingi dengan kuburan, sepanjang mata melihat hanya pohon-pohon dan petilasan, tidak mengurangi keindahan tempat ini. di dekat pendopo tempat kami tidur ada satu pohon beringin yang sangat besar, siang hari sama sekali tidak terlihat menyeramkan. Ketika kegiatan belum dimulai aku, Mirna, Dewi dan beberapa teman lain setuju untuk berjalan-jalan ke puncak bukit. Disana kami menemukan petilasan Ki Ageng Giring dan memasuki gerbangnya, gerbangnya tidak dikunci jadi siapapun bisa masuk. Pintunya cukup rendah jadi kami harus membungkukan badan untuk masuk ke dalam. Di belakang gerbang terdapat semacam cawan-cawan yang terbuat dari batu, kata senior kami itu sengaja disiapkan oleh warga setempat untuk orang-orang yang ingin berkomunikasi supranatural. entah fungsi cawannya untuk apa.

Semua kegiatan hari pertama berjalan dengan lancar, sampai pada sore hari menjelang waktu maghrib.  Ada salah satu anggota wanita dari SMA Bawang yang kerasukan, dia terus menangis histeris. Suaranya sangat melengking, saat itu aku yang biasanya peka terhadap hal-hal seperti ini tidak melihat makhluk apa yang merasuki temanku ini, hanya saja aku melihat ada tukang somay pikul dibawah pohon beringin besar itu. Saat itu aku tidak berprasangka buruk karena aku mengira tukang somay itu hanyalah tukang somay biasa yang menjajakan makanan kesini karena tau disini sedang diadakan perkemahan.

Sampai malam tiba,  jejak tilas dilakukan malam hari pukul 12 lewat. aku memilih untuk tidak mengikuti jejak tilas tersebut selain karena malas melihat tingkah konyol senior-senior yang berpura-pura menjadi hantu untuk menakut-nakuti kami juniornya, udara malam itu juga sangat dingin, jadi sejak pukul 11 malam aku sudah berbaring di pendopo bersama Mirna dan Dewi teman sekelasku. Aku tidak bisa tidur malam itu, sekilas ketika menengok kesebelah kanan, aku seperti melihat kain putih ditengah-tengah temanku yg sedang tidur. Aku mencoba untuk menengok kembali dan benar saja ada pocong yang berbaring disela-sela barisan. ow owww.
Aku hanya mencoba memejamkan mata dan memiringkan badan ke kiri agar tidak melihat pocong itu lagi, tapi tetap saja tidak bisa tidur. Aku memandang kearah depan, kebetulan aku tidur disebelah paling kiri jadi di depanku adalah jalan setapak untuk menaiki/menuruni bukit. Dari kejauhan terlihat bayang-bayang orang sedang memikul sesuatu, aku terus memperhatikan bayang-bayang itu semakin lama bayang-bayang itu semakin jelas dan ternyata itu adalah penjual somay yang tadi sore aku lihat di bawah pohon beringin.

Daaaaarrrrrrr aku baru sadar, kenapa ada org jual somay larut malam begini, dan dia juga tidak membunyikan sesuatu seperti layaknya orang berjualan normal, aku merinding ketika mulai menyadari kalau itu bukanlah manusia. aku mencoba menutupi pandangan dengan selimut, lama-lama penasaran juga apa tukang somaynya masih disana, kuintip pelan-pelan ternyata dia masih disana dalam posisi yang sama. Kututup selimutku dengan tangan gemetar, aku tidak pernah menceritakan kejadian ini pd teman-temanku.

Paginya badan serasa lemas sekali, mungkin karena kurang tidur , pikirku. Tapi nyatanya hari itu aku pingsan 3 kali, bahkan akhirnya aku harus pulang terlebih dahulu dan tidak bisa melanjutkan perkemahan karena kondisi badanku yang terus-terusan pingsan. Aku tidak merasakan sesuatu yang lain selain lemas dan pundak berat. Sesampainya dirumah ibu membawaku berobat ke puskesmas 1 Wanadadi, dekat rumah. Dokter hanya memberiku beberapa obat dan langsung diperbolehkan pulang.

Tiga hari pasca pulang dari perkemahan aku masih belum bisa berangkat ke sekolah,  badanku masih lemas, ketika sore hari hendak mandi pundakku terasa sangat berat dan ketika terbangun aku sudah tidur diranjang puskesmas, ya aku pingsan lagi.
kali ini aku dirawat 3 hari dirumah sakit. Ketika aku diperbolehkan pulang, dokter hanya berpesan untuk banyak minum supaya aku tidak dehidrasi dan tidak mudah pingsan. Sebulan sudah aku seperti ini, sempat 3 kali aku mencoba berangkat sekolah tapi jarak baru beberapa puluh meter dari rumah aku pingsan lagi. Aku seperti tidak diperbolehkan untuk keluar rumah, aku tidak pernah berpikir negatif.

Sampai suatu sore ketika bangun tidur q merasa kakiku tidak bisa digerakan, dan ketika aku arahkan pandanganku kebawah aku melihat seseorang dengan rambut panjang menutupi muka, sedang duduk diatas kakiku, aku berteriak histeris tapi tidak ada yg mendengar. aku menangis sekencang-kencangnya tp tetap tidak ada yang datang kekamarku, aku terus menangis dan berteriak memanggil ibu entah sampai berapa lama, tapi aku baru sadar ketika ibu datang membangunkanku. Aku sangat yakin tadi itu bukan mimpi,  asumsiku aku pingsan karena terlalu histeris.

Akhirnya aku menceritakan kejadian td pada ibuku. "Ibu ga dengar apa2 dek, emang ga ada suara apa" kata ibu.
"Bu coba panggilin uwa Tanto (bapak TS), aku mau cerita ke uwa" kataku.

Lalu datanglah uwa ke kamarku, dan aku menceritakan semua kejadian tentang kakiku yg diduduki entah siapa, sampai semua kejadian selama di perkemahan. uwa mulai memegang kepalaku, dan membacakan doa. Lalu uwa berkata, sepertinya ada yg ngikutin km, nanti malam uwa mau sholat, memohon petunjuk bagaimana ngebuang yang ngikutin kamu ini.

Besokanya uwa ngabarin ke ibu, katanya yang ngikutin aku ini bapak2 jualan bawa pikulan depan belakang, makanya selama ini yg dirasain berat dan lemas karna mikul dagangan depan belakang kata uwa. kata uwa ini dingajiin aja tiap abis maghrib, aku jg disuruh ikut ngaji, nanti uwa tetep bantu dg kirim doa di sepertiga malam. Alhamdulilah kadang rasa berat  dipundak hilang, wlwpun kadang muncul lagi, tapi sebulan kemudian aku benar2 sudah sembuh dari ketempelan dan bisa bersekolah seperti dulu lagi, berkat izin alloh dan bantuan uwa yg telah membantu doa setiap sepertiga malam, serta keluarga yg telah bersedia membacakan ayat2 alquran setiap hari.
Diubah oleh sinsin2806 18-10-2019 07:31
aan1984cos44rmerinomonogatari
erinomonogatari dan 8 lainnya memberi reputasi
9
6.2K
37
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.