Udara galak menghembus dari arah lautan, membanting pintu rumah yang memang lupa ditutup. 

"Udin!" teriak Bunda memanggilku dari dapur.

"Iye, apaan mak?" sahutku ala kadarnya.

"Lain kali kalo nutup pintu yang bener!" gerutu bunda, sambil merampas majalah Tempo yang sedang kubaca.

"Iye mak, maap," jawabku singkat, mengambil kembali majalah Tempo yang tadi kubaca, pelan-pelan dari tangan si nyai ratu.

"Alexa, mana?" tanya Bunda, masih menahan majalahku.

"Tadi cabut ama temen barunya mak, cewek. Udin gak tahu namanya, dan gak tahu pula mereka kemana," jelasku, yang memang jujur tidak banyak tahu tentang saudari kembarku itu.

Akhirnya kanjeng ratu kembali melenggang ke singgasananya (dapur).

Finally,aku bisa kembali melanjutkan kegiatan kesukaanku. Bukankah buku adalah jendela dunia? Lalu kenapa kita mesti repot-repot keluar rumah, jika ada buku, pan? 

By the way, GanSist! Kenalin, nama gue Americanudin, sungguh nama ini memang tidak keren sama sekali. Kala itu, bunda kebetulan ikut bokap gue business trip di Amrik, lahirlah gue disana, bersama kembaran gue tentunya. Do'i namanya Alexa Ciarra, sedangkan gue Americanudin. Ya begitulah kata orang bijak, bahwa keadilan itu adanya hanya diakhirat saja. 

Sebelum masuk ke cerita gue yang panjang dan berliku-liku macem ular tangga. Perlu gue sampaikan dulu ya, bahwa cerita ini sepenuhnya fiksi, ada dalam otak gue. Nah kalo kebetulan related ama seseorang dari kalian, namanya sama, latarnya berasa sama, yaudah itu cuma kebetulan. Oke? Kebetulan!

Ikan Lumba-Lumba Kata Orang Mamalia
Hidup di Laut, Cerdas Katanya
Segini dulu cerita pembuka
Silahkan di Subscribe supaya dapat notif selanjutnya