Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tinggal menghitung hari. Itu artinya Indonesia akan menjalani masa pemerintahan yang baru, dengan kepala negara yang sama seperti lima tahun sebelumnya yaitu pak Joko Widodo. Kali ini jabatan Wakil Presiden dipegang oleh orang baru di dunia politik yaitu Kyai Haji Ma'ruf Amin. Ini pertama kalinya Indonesia memiliki Wapres seorang ulama.

Beragam visi misi Pak Jokowi dituangkan dalam program kerja di masa pemerintahannya kini. Sebagian besar merupakan rencana pembangunan infrastruktur yang lebih maju seperti tol laut, jalan tol, Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan gedung - gedung parlemen baru di Ibukota negara. Tak ketinggalan pula pembentukan sumber daya manusia yang terampil juga ikut dimasukkan ke dalam programnya.



Melihat Indonesia sekarang yang memang butuh pembaharuan sistem di segala sisi kehidupan, rasanya pantas jika program tersebut direalisasikan. Saya berharap semua program dengan tujuan untuk memajukan Indonesia bisa terlaksana. Negara ini bisa menjadi lebih maju dan memiliki aset berupa manusia - manusia unggul serta punya keahlian yang setara dengan warga negara asing. Syukur - syukur jika banyak yang jadi pengusaha di badan usaha yang didirikan oleh orang Indonesia sendiri.

Karena sepengetahuan saya dari pengamatan yang saya saksikan sendiri, mayoritas masyarakat Indonesia masih bekerja dan mengabdi di perusahaan - perusahaan milik asing dengan alasan pendapatan yang menjanjikan. Padahal bila terus dibiarkan, kita yang memiliki tanah air ini bisa dengan gampangnya tergusur di tanah sendiri dan tanpa sadar sudah memelihara mental pengekor. Tidak ada keinginan untuk mandiri dengan memiliki usaha sendiri. Saya harap pemerintah memandang hal yang tampak sepele ini bukan seperti memandang batu kerikil, sebab dampaknya sangat besar. Harus ada revolusi mental untuk rakyat Indonesia agar tidak melulu melabeli kerja selalu identik dengan menjadi seorang karyawan. Harus ada penyuluhan demi terciptanya Indonesia yang memiliki banyak pengusaha.

Sumber tulisan:
Opini pribadi