Dalam kehidupan tentunnya semua orang membutuhkan uang untuk memenuhi segala kebutuhan hidup setiap harinya. Kita semua tau bahwa uang adalah alat teransaksi, uang bisa dipergunakan untuk membeli apapun yang kita inginkan. Banyak orang rela kerja banting tulang untuk mendapatkan uang, bahkan ada beberapa orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. 








Dalam thread kali ini saya akan menceritakan kisah pribadi saya sebagai pekerja onlin yang hidup dikampung atau pedesaan yang mayoritas warganya petani yang gaptek akan teknologi. Sesuai judul diatas" Hidup Di Desa Kerja Onlin Di Cap Warga Sebagai Orang Pemalas " , beberapa waktu yang lalu ada salah satu tetangga saya mengatai saya sebagai orang pemalas karena kerjannya cuma pegang hp melulu. 



1. Rajin Menurut Orang Desa



Rajin menurut orang desa dalam mencari uang adalah mereka orang yang rajin ke sawah, ladang, rajin mencari rumput untuk makan ternak, punnya usaha yang bisa dilihat misalnya ternak sapi, kambing, ikan dan lain sebagainya. Angapan sukses atau orang yang pandai mencari uang didesa memanglah seperti itu karena mereka kurang terbuka akan teknologi. Seperti kejadian yang saya alami sendiri saat tetangga saya mengatai saya sebagai orang pemalas dan tak pandai mencari uang. Dibawah ini adalah gambaran percakapan saya dengan tetangga yang mengatai saya. T = Tetangga, S = Saya.


Dari percakapan diatas tentunya persepsi masyarakat desa dalam mencari uang adalah mereka orang yang rajin bekerja yang bisa dilihat secara langsung.

2. Orang Faham Teknologi




Beda halnya orang yang faham akan teknologi tentunya mereka akan langsung faham bila saya mengatakan saya kerja onlin , Mereka pastinya tau bahwakerja onlin seperti menulis di kaskus, mengisi surve onlin, trending saham, bisa dilakukan dirumah tanpa panas-panasan.


Nah buat agan-sista beruntunglah kalian yang tinggal dikota dan kerja onlin karena pastinnya tak akan kena nyi-nyiran tetangga. Kalu agan-sista kerja onlin dan tinggal didesa pastinya agan-sista bakal kena deh nyi-nyiran dari tetangga kayak saya. Mungkin agan-sista punnya pengalaman pribadi ??? bolehlah berbagi cerita dikolom komentar, saya tunggu 


Dok. Google