- Beranda
- Stories from the Heart
Warisan Itu Bernama "Cenayang"!
...
TS
adnanami
Warisan Itu Bernama "Cenayang"!
Prolog
Ibuku sering bilang bahwa dulu ketika umurku masih lima tahun, aku suka bermain dan cekikikan sendiri di lantai atas. Aku juga suka main di rumah kosong untuk mencari "teman - temanku". Ibu mulai merasa bahwa ada yang tidak beres denganku sehingga dia membawaku menuju rumah orang pintar.
Memoriku masih mengingat momen itu, dimana hari menunjukkan pergantian siang dan malam. Ibu menggendongku dengan selendang batik dan kepalaku ditutupi oleh kain selendang itu. Bersama dengan Ayah mengendarai motor lawas 90-an, Ibu mengantarku ke rumah Mbah Jinten. Rumahnya berada di gang - gang sempit yang becek. Nuansanya remang - remang, sedikit sekali cahaya lampu yang bisa tertangkap oleh dua bola mataku.
Mbah Jinten tinggal seorang diri. Usianya sudah sepuh sekitar 72 tahun, kulitnya telah mengeriput, guratan - guratan kasar telah nampak di roman mukanya, rambutnya putih beruban, panjang hingga sepanjang pinggang. Matanya memancarkan sorot yang kuat, seperti ada "isinya". Dia ini orang yang misterius, karena tak pernah menceritakan tentang keluarganya, anaknya berapa, dan semua kehidupan pribadinya Ia simpan rapat - rapat.
Orangtuaku selalu membawaku kemari tatkala aku sakit karena hal - hal yang tak dapat diobati secara medis. Disana aku dipijat dengan minyak yang baunya sangat aneh, aku tak pernah tau minyak apa yang dia gunakan untuk mengurut tubuhku. Dia selalu tau apa penyebab dari sakitku, dan ajaibnya setelah darisana badanku langsung sehat. Yang aku yakini dia ini memiliki kemampuan Supranatural.
"Anak kulo nopo'o, Mbah?"(Anak saya kenapa, Mbah?) tanya Ayahku pada Mbah Jinten.
"Anakmu iki diganggu dhemit sing ngeloki awakmu teko taman budaya"Artinya "Anak kamu ini diganggu setan yang mengikutimu dari taman budaya," kata Mbah Jinten.
Cerita ini bermula ketika hari Sabtu Malam diadakan pagelaran seni di Taman Krida Budaya Kota Malang. Aku dan orangtuaku pergi kesana untuk menyaksikan pertunjukan seni demi menghibur diri. Sudah bukan rahasia bahwa disana memang angker dan banyak penunggunya. Kami pulang larut malam sekitar jam sebelas malam. Ternyata diam - diam ada dua orang wanita dari alam ghaib yang mengikuti kami hingga pulang ke rumah.
Mereka berdua menumpang tinggal di rumahku, mengingat banyaknya kamar kosong di rumahku. Dia bertengger di sebelah pintu ruang tamu bak prajurit penjaga istana yang senantiasa berdiri di tiap sisinya. Namun bedanya, mereka bukan teman yang baik karena mereka selalu mengganggu hidupku!
Bersambung...
NB. Cerita ini adalah kisah nyata yang difiksikan, sebagian besar kejadian yang ditulis dalam cerita ini pernah terjadi di dunia nyata. Sedangkan sebagian kecil hanyalah fiksi sebagai pelengkap jalannya cerita agar runtut dan menarik.
Quote:
Quote:
Diubah oleh adnanami 07-08-2021 21:58
anthony7online dan 61 lainnya memberi reputasi
62
43.9K
527
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya