yunda.meAvatar border
TS
yunda.me 
Penantian Pendaki Darah Biru




UAS semester 3 selesai. Saatnya menikmati kasur rumah, pikirku. Namun semua itu tidak aku lakukan karena chat dari Risa, teman lama dan juga adik tingkat di kampus. Tumben nih Risa ngechat, pasti ada apa-apa. Dan benar, ternyata Risa mengajak untuk bergabung ke perjalanan yang teman-temannya mendaki gunung Argopuro. Disana aku baru paham bahwa akupun disuruh untuk menjaga juga. Fix hari selasa pagi harus sudah dirumah dia.

Wew… Argopuro, salah satu gunung dari 10 gunung tertinggi di jawa, 3088 mdpl dengan dua puncak yaitu rengganis dan argopuro, masuk dalam komplek pegunungan iyang – argopuro.
Bekas gunung berapi yang sudah mati namun masih bisa tercium aroma belerang dari puncak rengganis, dan yang paling membuat aku ciut adalah gelar yang disandang Argopuro, yaitu pemilik jalur terpanjangan di jawa.


sumber pic

***


“ Duh.. masih ngapain aja nih “ batinku. emoticon-Nohope

“ Haloo Ikoo.. sebentar kan nunggunya.. wkwk. Nih minum dulu es teh nya. cemilannya abis.” emoticon-Wink

“ Ya Allah, berasa punya istri sholehah, jam 6 pagi dibikinin es teh.“ emoticon-Frown

“ Hahahah. Yok berangkat ! “ emoticon-Wowcantik

“ Lah aku belum nyeruput es teh nya “ emoticon-Frown

“ Cepetan dong, hahaha “ emoticon-EEK!



Perkenalkan, aku Riko dan Risa adalah adik tingkat di kampus dan juga adik kelas di SMA. Setelah berkendara 1 jam nih, akhrnya kami sampai di meeting point dan bertemu dengan teman-temannya yang mana kebanyakan adalah adik tingkatku di kampus. Aku salim ke ayah Risa dan juga tak lupa mendapat wejangan untuk menjaga Risa.


“ Nitip Risa ya, kamu berani kan? Jangan jauh-jauh sama Risa” emoticon-Smilie

“ Insya allah om, bismillah. Doanya om.” emoticon-Malu

“ Aamiin, ati ati semuanya.. om pulang dulu..” emoticon-Cool

“ Iya om. Makasi om ati ati juga” . Saut kami semua. emoticon-Belo

Disana aku bersalaman dengan teman Risa. Ada Reno, Rio, Naya, dan dua orang lagi sepasang suami istri yang mana sodara dari Naya yaitu Cak Nur dan Mbak Wid. Jam 8 semua persiapan registrasi sudah selesai, saatnya berdoa yang dipimpin cak Nur. Kulihat Risa tidak banyak bicara. Raut wajahnya seperti ada hal yang ia takutkan. Doa selesai, saatnya berangkat. Tak lupa ku ucapkan Bismillah untuk awal langkahku.

Sikap diam Risa masih menjadi teka teki buatku. Karena aku jarang menjumpai risa sediam ini sebelumnya. Ada sih, saat aku tidak sengaja lupa kerumahnya saat Risa dan orang tuanya baru datang dari umroh. Hehe nakutin banget kalo cewek udah ngambek.
Dari awal Reno dan Naya bergandengan tangan. Aku pun juga agak risih melihat tingkah mereka yang saling bermesraan di sepanjang perjalanan. Apakah Risa cemburu kepada mereka?


***


sumber pic

Tak terasa hari mulai gelap, dan perjalanan masih sampai cikasur. Kami berkumpul melingkar untuk mendengarkan arahan dari Cak Nur dan Mbak Wid. Beliau sudah beberapa kali mendaki gunung argopuro, tentu sangat membantu untuk memanajemen anggota lain yang pertama kali mendaki.

Hanya beberapa menit setelah kita melanjutkan perjalanan, suara gemuruh dan awan mendung pun mulai menyelimuti langit. Risa yang ada di depanku sudah mulai nampak takut. Dia memegang tanganku, aku mencoba melepasnya namun genggamannya sangat erat.

Aku memanggil mbak wid dan member isyarat akan sikap risa. Dan mbak wid pun ngeh akan sikap risa. Kulihat mbak Wid berbicara dengan Ca Nur dan sesekali menoleh ke aku dan Risa. Tiba-tiba hujan gerimis dan angin cukup kencang melanda Cikasur. Sontak kami mencari tempat berkemah dan segera mendirikan tenda dengan jarak yang sangat rapat. Risa yang dari tadi tidak bisa jauh dariku pun masuk di tenda perempuan yang cukup besar. Aku kedapatan satu tenda dengan Cak Nur.



“Cak. Pernah ngecamp disini sebelumnya ? “ emoticon-EEK!

“Pernah sih, awal ndaki ya kek gini mas, persis wes, jalannya lambat, dan kejebak ujan ndek cikasur.” emoticon-linux2

“Trus piye cak ?” emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“Trus lapo mas ? horor ?” wajah cak nur mulai tegang. emoticon-Kagets

“Iya cak. “ jawabku tidak yakin. emoticon-Malu

“Haha, ntr kamu parno mas, wes wes, jangan. Inget kata tukang ojek tadi?” emoticon-Cool

“Iya sih cak. Maap maap. “ hehe emoticon-Hammer


Jujur, dari awal Risa terdiam pun aku kepikiran soal nasehat abang ojek tadi. Yang berpesan kalau hujan jangan neko neko pokoknya ati ati kalo lagi hujan.


“Cak cak.. sapa itu cak kok jalan sendiri “ tanyaku saat melihat bayangan orang berjalan yang nampak karena kilat di belakang tenda. emoticon-Kagets

“Stttt ! Wes, biarin aja” emoticon-army


Deg, nampak bayangan itu terlihat lagi, dan kali ini kami berdua melihatnya. Terasa bulu kudu merinding. Semua terdiam, namun aku mencoba membuka obrolan lagi mengenai risa. Ternyat apa yang aku pikirkan mulai terjawab. Cak Nur berpendapat, bahwa Risa bisa merasakan mereka dan yang terburuknya adalah bisa melihat yang tak kasat mata.
emoticon-Takut (S)
Suara hujan mulai mengecil, namun awan mendung masih menyelimuti langit, terlihat kilatan kilatan cahaya menerangi tenda.

“Allahu Akbar Allahu Akbar."Kami diam untuk mendengarkan suara adzan. Seketika hujan kembali datang, namun hanya gerimis. Sungguh mendebarkan. Lantas kami pun melaksanakan solat didalam tenda. Kulihat malam makin larut. Kini hujan sudah berhenti, setelah makan kami semua tidur.


***


Adzan Subuh berkumandang, saatnya melanjutkan perjalanan selepas solat subuh. Kami menargetkan sebelum jam 9 sudah bisa berada di puncak rengganis. Sesampainya disana kami berfoto ria. Tak lupa dengan hati-hati kami melangkah di puncak rengganis karena disana banyka patilasan.


“Duh.. tunggu dulu mataku kelilipan” seraya risa menarik tanganku. emoticon-Frown

“Lah, kok bisa nih ? gak apa=apa kan? “ sambil melihat mata risa. emoticon-Nohope

“Iya nih, udah enakan ikoo” emoticon-Embarrassmentemoticon-Big Grin

“Yok lanjut ke puncak argopuro. Tuh sudah ditunggu yang lain.” emoticon-Nohope

“Ikoo. Itu siapa? tuh tuh liat dibawah pohon..” tampak Risa melhat kearah belakang. emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) emoticon-Belo

“Haa? yang bener dong, mana tuh anak anak disana toh pendaki lain juga sudah duluan ke taman hidup.” emoticon-Bingung (S) emoticon-Takut (S)

“Beneran loo.. dia ngeliat ke aku. Cantik tuh orangnya. Cewek loh.. rambutnya panjang gitu.” emoticon-Belo

“Kesana yok. Tuh orangnya melambai ke kita”

"emoticon-Kagetsemoticon-Takut (S)"




sumber pic


Aku pun hanya clingak clinguk, karena aku tidak melihat siapa siapa, dan seketika angin lembut menerpa kami, bau yang semula bau belerang , kini terasa samar samar bau kembang melati. Seketika bulu kuduk ku bergetar, tak hanya itu, semua tubuhku tiba tiba bergetar. Entahlah aku merasa gak enak. Dan aku keinget bahwa mungkin itu Dewi rengganis? atau mahluk lainnya? kok Risa bisa liat? Seketika aku menarik Risa, dan bergegas turun dari puncak untuk mengejar teman yang sudah berjalan. emoticon-Takut (S)

“Astagfirullah…” ucapku lirih.

“Pelan-pelan napa”. emoticon-Mademoticon-Bata (S)

“Ngapain aja lu tadi sudah ditunggui gak turun turun, tengkar ?” sahut Rio saat kami sudah bergabung dengan rombongan. emoticon-Mad

“Halu aja lu, ini nyarik botol lupa ditaruk dimana.” emoticon-Mad


Sontak risa mencubit lenganku, karena aku sudah berbohong. Aku selalu dicubit Risa , jika kedapatan berbohong pasti itu. karena kejadian tadi, aku pun lupa akan hal ini. Di puncak argopuro semua baik baik aja, kami bisa bersantai dengan tenang. Risa pun juga tampak menikmati suasana puncak. Dengan sesekali memotret sekitar.Terik mulai terasa, kami memutuskan untuk kembali ke tenda dan bersiap untuk perjalananan ke taman hidup.

Suasana sore di taman hidup terasa tenang, damai dan juga sedikit seram. Tak sadar Risa sudah ada disampingku dengan membawa cemilan. Disana kami mengobrol ringan, tak lupa Risa bercerita bahwa melihat wanita cantik yang dia liat di puncak rengganis lewat di depan kami dan memasuki hutan dekat taman hidup. Aku hanya terdiam. Entah kenapa selalu diikuti rasa merinding. Jujur aku tidak bisa menjawab, dan hanya melanjutkan mengunyah makanan dengan pelan pelan. “Cantik sih cantik, tapi gak dedemit juga beb” batinku tanpa menoleh ke arah Risa melihat.


***



sumber pic


Malam telah tiba, tidak ada tenda lain selain tenda kami, suasana kembali hening, tidak ada suara hewan ataupun pepohonan yang tertiup angin. Saat itu kami sedang mengobrol di depan api unggun kecil. Hanya untuk penerangan saja. Lantas kami dikagetkan dengan adanya suara yang terjatuh di danau.


“Byurrr”

“Oii diem, denger gak ?” sahut rio dengan cepatnya. emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“Byuurr”

“Ada lagi, ada lagi” rio nampak kaget. emoticon-Kagets

“Ikoo. Itu ada cewek duaan ada di tepi danau.” emoticon-Takut (S)

“Ha?? paan Ris? Lu bilang apa? “ Tanya rio yang mendengar perkataan lirih Risa. emoticon-Kagets


“Duh dek.. jangan bilang napa. Besok aja gitu.” jawabku menyembunyikan kegelisahan. emoticon-Nohope

“Aku takut tau… kok kamu gak liat sih.” dia mulai mencubit lenganku. emoticon-Mademoticon-Frown

“Semuanya tenang ya.. Pasti hewan kejebur tuh pas minum” emoticon-Smilie

“Gak ada apa apa kok..“ Sahut Cak Nur dan Mbak Wid menenangkan Risa dan Rio yang terlihat berdebat kecil.


“Byuuuurrr”

emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) emoticon-Takut (S)


Semua menoleh kesumber suara dan melihat satu sama lain. Hening malam pun makin larut dalam suasana penuh penasaran. Tak lama mbak wid memecah kesunyian, dengan mengajak Naya dan Risa untuk buang air kecil. Namun, apadaya aku yang harus ikut mereka atas permintaan Risa. Akupun otomatis mengajak Reno untuk menemani ku. Meski kulihat Reno enggan ikut.

Setelah 10 menit berjalan. Kami pun sampai di dekat pepohonan. Aku dan reno menunggu dan mengawasi keadaan sekitar dari jarak kurang lebih 20 meter. Aku memutuskan untuk berjongkok, tiba tiba bulu kudukku bergetar.
Baru saja kita mengobrol, rasa merinding makin menjadi jadi. Aku pun menoleh ke arah Risa. Deg, Jantungku berdebar kencang, terlihat mereka sedang menyadarkan seseorang, siapa yang pingsan? Risa kah?
Lantas aku dan Reno segera menghampiri meraka. Ternyata Naya yang pingsan, dan akupun menyuruh Reno untuk bersama membopong Naya. Tak lama Risa mulai berhenti berjalan.


“Mbak wid, kok ada kuda?” emoticon-EEK!

“Mana?" emoticon-Bingung (S)

"Itu kuda itu.. jalan kearah kita.” emoticon-Kagets

“Ah sudah-sudah, yuk ke tenda.” emoticon-Ngacir

“Dekk… mau kemana ?” emoticon-Kagets

"Ikooo di depan ada cewek yang tadi di puncak, dia sama dua orang cewek lebih kecil. Mereka jalan kesini ikooo.. aku takut… aku mau pulang..” emoticon-Frown




Tiba tiba Risa berlali ke arah yang berlainan dari arah ke tenda. Akupun menyerahkan Rani ke mbak wid dan mengejar Risa. Dub. Akhirnya aku bisa memegang lengan Risa, ia pun memeluk lenganku. Ku genggam erat tangan Risa. Dan berbalik arah menuju tenda. Setelah 10 menit berjalan . tidak ada tanda tanda tenda. Aku yakin seharusnya sinar dari api unggun bisa terlihat dari kejauhan. Dimana aku?.
Seketika aku ketakutan, dan nampak tidak bisa bergerak. Risa yang tadi memeluk lenganku perlahan mengendurkan pelukannya. Aku melihat Risa ditarik oleh kedua wanita setinggi dia. Disana aku juga melihat samar samar seorang wanita dengan tubuh tinggi dan mata yang merah. Terlihat cantik namun sangat pucat.

“Ikoo… itu kok pakeannya seperti ratu di pentas seni kemarin”emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“Dekk. Jangan dilepas. Jangan jauh jauh.. sini dekk…” emoticon-Kagets


“Dekk… dek… dimana kamu.. RISAAAA…” emoticon-Bingung (S)emoticon-Frown

“Astagfirullah.. Astagfirullah” emoticon-Frown

“Dekk.. km dimana?" emoticon-Frown

"DUBB." emoticon-Belo


Aku merasa terdorong kedepan dengan kares, meski lutut tidak kuat menahan tubuh, mulai berlalu menyusul Risa.Tak terasa hampir 5 menit berlalu aku tidak menemukan apa apa. “brugg”. Aku menabrak seseorang tinggi besar, rasa sakit itu ada di pipiku. Ternyata aku ditampar tampar oleh Rio, disana juga ada Cak Nur.


“oii .. kak.. kak. Bangun… ngapain kak tidur disini” emoticon-Kagets

“Kemana aja km mas? kok ngilang? “ emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“Risa! mana Risa? “ emoticon-Kagets

“Ada di tenda, tadi kok ditinggal sendirian? dia pingsan loh di belakang tenda.” Sahut rio. emoticon-Nohope

“Lah bukannya Naya yang pingsan? “ emoticon-Mad

“HAA???” emoticon-Kagets

“Naya kan gak jadi ikut kalian . gimana sih.” emoticon-Nohope

“Jadiiiii…” emoticon-Bingung (S)

“Sudah sudah.. yang penting semuanya gpp” potong Cak Nur. emoticon-Cape d... (S)



***


sumber pic


Pagi pun datang. Setalah sarapan. Kami berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke bremi. Tinggal 2 jam lagi kami sudah turun dari argopuro. Aku yang tidak percaya kejadian semalam terus memandangi Risa. Nampak dia begitu cantik. Ya Allah.. kali ini akulah yang terlihat diam. Tak ku sangka Risa secantik itu, perhatiannya ke akupun juga baru ku sadari saat ini.
Cak Nur yang melihatku memandangi Risa dengan tatapan kosong lantas melempar kerikil kecil ke kepalaku. Dan sudah jelas mulai menggoda kami. Aku pun hanya terdiam dan sesekali senyum kecil.


Dua jam berlalu, kami pun sudah melapor di pos Bremi. Semua selesai dan saatnya mencari warung untuk mengisi perut yang hanya diisi makanan cepat saji. Kulihat Cak Nur menghabiskan rokoknya, setelah itu aku pun menghampirinya. Kami mengobrol dengan santai memandang lalu lalang kendaraan melintas.



“Mas, kamu tau kan kalo Risa itu keturunan darah biru ?” emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“Lah, Mosokk ?” emoticon-EEK!

“Lah, kirain km tau mas” emoticon-Nohope

“Nggk Cak , baru tau barusan malah.“ emoticon-Malu (S)

“Jadi gini mas, soal semalem itu, ternyata ada yang ngincar Risa. Penunggu sana ada yang tertarik ke Risa. Karena dia darah biru, karena Risa dideketmu terus mas, jadinya kalian dipisahakn. “ emoticon-EEK!

"........."

“Saya sudah kerasa saat kalian di puncak. Kok lama. Saya tau soale mbak Widnya juga bisa ngerasakan meski gak jelas-jelas banget. Jadinya ya gitu.“ emoticon-Cool

“kok gitu Cak?” emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“iya soale km netral mas, mereka susah buat ngejebak yang netral, keyakinanmu kuat. Dan semalem itu km lagi tegang, takut, jadinya ya kenak juga. Inget toh pesennya ayahe Risa ke kamu? Nah mungkin itu alasannya. Tenang kok Risa gak bisa ngeliat, mung bisa ngerasakan dikit aja , Cuma kemaren itu lagi apes aja kali.” emoticon-Cool

“Hmm. jadi gitu.. gak nyangka ya mas. Aku yo takut juga kalo gitu. Sudah nangis meski sebentar.” emoticon-Frownemoticon-Big Grin

“Haha. Yo manusiawi . wajar. Yang penting semua selamet. Sudah gak ngikut kok pas itu.” emoticon-army

".........."

“Cak.. Dewi Rengganis??” emoticon-Takut (S)t

“Wes lupakan ae.” emoticon-Cool




Rasa penasarannku terjawab. Meski tak semua penjelasan Cak Nur memuaskan. Tak kusangka, ternyata Risa adalah darah biru. Satu jam kami beristirahat di warung akhirnya kami berpisah di terminal Probolinggo. Disana aku , Risa dan Rio, menaiki bis dahulu, sementara yang lain masin menunggu.


***


“Assalamualakum Maaa , aku pulang !!” emoticon-EEK!

“Assalamualaikum om. Risa sudah sampai rumah dengan selamat. Hehe” emoticon-Big Grinemoticon-Malu

“Waalaikumussalam, gimana ? kuat kalian ke puncak?” emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“Wah… nangis saya om. Hehe” emoticon-Embarrassment emoticon-Frown

“Haha. Nangis itu baik buat mata. Yawes makasi ya.. gak salah kalo Risa milih kamu” emoticon-Cool

“Hehehe, milih gimana om? ngajak maksdya?” emoticon-Embarrassment emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

“iya lah.. itu dulu yang lain nanti. Yawes om mau dines dulu, sana makan sama Risa.” emoticon-Smilie

“Iya om , makasih ehehe” emoticon-Malu emoticon-Bingung (S)




Akhirnya aku bisa bernafas lega, masih terbayang benak, saat Risa dibawa oleh dayang-dayang itu. Rasanya kaki gak bisa bergerak. Sulit berbicara. Sungguh pengalaman yang membuatku memikirkan Risa. Disana, Argopuro. Aku sadar bahwa Kehilangan adalah hal yang sangat menakutkan.



-- The end --





Quote:




Diubah oleh yunda.me 26-09-2019 13:09
zafinsyurga
someshitness
rezaup23021
rezaup23021 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
17.1K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.