- Beranda
- Berita dan Politik
Rekaman Off Air Mata Najwa Bocor ke Publik, Arteria Dahlan Disekakmat Soal ...
...
TS
hantupuskom
Rekaman Off Air Mata Najwa Bocor ke Publik, Arteria Dahlan Disekakmat Soal ...
REKAMAN off air siaran Mata Najwa bocor ke media sosial. Satu narasumber anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan disekakmat oleh Najwa Shihab.
Rekaman itu dibagikan oleh pegiat media sosial Imam Sjafei di twitter Kamis (10/10/2019). Saat break, Arteria menyerang satu narasumber yang membela KPK Feri Amsari.
“Anda dapat aliran dana gak sih dari KPK? Dapat aliran dana gak dari KPK?” tanya Arteria.
Direktur Pusaka Universitas Andalas itu menjawab santai tudingan Arteria. “Kapan saya dibayar KPK?” jawab Feri.
Tidak puas dengan jawaban Feri, Arteria terus mencecar pertanyaan yang sama kepada Feri.
Najwa Shihab langsung menyela Arteria, ia mensekakmat tudingan anggota DPR RI itu. “Gak semua orang bisa dibayar Bang Arteria,” tegas Najwa disambut tepuk tangan penonton.
“Anda bertanya apakah Feri Amsari direktur pusat studi konstitusi andalas dibayar KPK, tidak semua orang dibayar untuk melakukan sesuatu,” tegas Najwa.
Tidak cukup sampai disitu, Najwa langsung menyentil pertanyaan Arteria. “Oh iya kalau DPR memang biasa bayar membayar,” kata Najwa.
Tanggapan Najwa itu langsung mendapat riuh tepuk tangan penonton. “Mbak Nana aku padamu,” kata penonton yang merekam.
Anggota legislatif baik di DPR atau DPRD memang masih menjadi lembaga terkorup menurut catatan KPK.
Dikutip dari Kontan.co.id Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menyebut sejak 2015 hingga Juni 2019, pelaku tindak pidana tipikor paling banyak berasal dari anggota DPR dan DPRD.
Hal ini disampaikan Saut dalam rapat kerja, Senin (1/7) di gedung Parlemen, Jakarta membahas pelaksanaan program kerja KPK 2014-2019.
"Untuk pelaku korupsi sampai Juni 2019, pelaku yang paling banyak ditangani KPK ialah anggota DPR dan DPRD," ucap Saut.
Dikutip Tribunmanado terdapat 24 anggota DPR yang telah diproses hukum mulai dari ketua hingga wakil ketua DPR yang terjerat kasus korupsi di periode 2014-2019.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah berharap fakta tersebut menjadi pembelajaran ke depan dari para anggota DPR RI.
Febri Diansyah mengatakan, dari tipologi perkara yang diproses KPK kepada anggota DPR 2014-2019, rata-rata kasus terbanyak adalah tindak pidana suap baik terkait pembahasan anggaran. Ada juga, fee proyek ataupun pengaruh terhadap kebijakan impor dan lain-lain.
Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) juga memberikan 'rapor merah' pada DPR periode 2014-2019.
Selain menyoroti mengenai keterlibatan anggota DPR dalam sejumlah kasus korupsi, ICW menyoroti tingkah polah DPR lima tahun terakhir yang juga dinilai mengecewakan.
Hal tersebut mulai dari absennya mayoritas anggota dewan di sidang paripurna, hingga menghasilkan produk legislasi yang tak berpihak pada demokrasi.
Padahal, DPR lahir dan berdiri di atas prinsip dan nilai-nilai demokrasi.
"Banyaknya kursi kosong di sidang-sidang paripurna beberapa kali menghiasi berita utama media nasional."
"Dan juga menjadi buah bibir di tengah masyarakat," ujar Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz beberapa waktu lalu.
Dalam catatan ICW, misalnya, pada 7 Januari 2019 tercatat 310 anggota DPR tak hadir dalam rapat paripurna pembukaan masa persidangan III tahun 2018-2019.
Meski ramai dicibir, kata Donal, DPR tak kunjung berbenah.
Ada pun rapat paripurna ke-14 masa sidang IV yang digelar pada 19 Maret 2019 lalu hanya diikuti oleh 24 anggota DPR.
"Performa DPR periode ini tentu tak sebanding dengan besarnya uang rakyat yang mereka kelola," katanya.
Ada pun jumlah total APBN yang dialokasikan untuk lembaga legislatif sepanjang 2015-2019 mencapai Rp 26,14 triliun.
Sementara, rata-rata anggaran DPR per tahun, ICW mencatat, sebesar Rp 5,23 triliun.
Berikut ini daftar anggota DPR 2014-2019 yang terjerat korupsi:
- Anas Urbaningrum (TPPU) (Demokrat)
- Sutan Bhatoegana (Demokrat)
2015
- Adriansyah (PDIP)
- Muhammad Nazaruddin (TPPU) (Demokrat)
- Patrice Rio Capella (Nasdem)
- Dewi Yasin Limpo (Hanura)
2016
- Damayanti Wisnu Putranti (PDIP)
- Budi Supriyanto (Golkar)
- Andi Taufan Tiro (PAN)
- I Putu Sudiartana (Demokrat)
- Charles Jones Mesang (Golkar)
2017
- Yudi Widiana Adia (PKS)
- Musa Zainudin (PKB)
- Miryam S Haryani (Hanura)
- Markus Nari (Golkar)
- Setya Novanto (Golkar)
- Aditya Anugraha Moha (Golkar)
2018
- Fayakhun Andriadi (Golkar)
- Amin Santono (Demokrat)
- Eni Maulani Saragih (Demokrat)
- Taufik Kurniawan (PAN)
2019
- M Romahurmuziy (PPP)
- Bowo Sidik Pangarso (Golkar)
- I Nyoman Dhamantra (PDIP).
Sumur:
https://wartakota.tribunnews.com/201...l-suap-menyuap
sakit tp tidak berdarah
videonya ada di twit
https://mobile.
Anissanuryantri dan 23 lainnya memberi reputasi
24
38.4K
133
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
680.3KThread•48.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya