abellacitra
TS
abellacitra
Tedhak Siten, Ritual Piton-Piton Adat Jawa yang Mulai Hilang

dokpri

Assalamualaikum

Hai, Gansist. Jumpa lagi dengan thread saya, Abella Citra. Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin. Jangan pernah bosan ya membaca thread saya!

#Tedhak Siten
#Piton-Piton


Tedhak Siten

Apa sih Tedhak Siten? Penasarankan, Gansit? Tedhak Siten adalah salah satu warisan nenek moyang kita yang mulai memudar seiring perkembangan zaman. Tedhak berasal dari kata tedhak Gansist, yang artinya menapakkan kaki pertama kali dan Siten berarti siti atau tanah. Jadi, Tedhak Siten berarti ritual pertama kali bocah menapakkan kaki ke tanah, Gansist. Lebih kepemahaman si anak ini siap terjun ke dunia langsung dengan bimbingan orang tua dan guru. Percaya dan yakin pada Allah Swt.

Adat Jawa Tedhak Siten biasa disebut juga piton-piton. Sesepuh bilang mantenannya anak kecil. Pitong lapan yang artinya bulan tujuh kali selapan (35 hari) atau sekitar 245 hari. Ritual ini dilaksanakan, Gansist.

Upacara ini juga memiliki makna mendekatkan diri pada alam, Gansist. Di mana bumi tempat memijakkan kaki. Di tanah ini tempat mereka mengais rejeki nantinya, kala dewasa, Gansist.

Acara tedhak siten ini dilaksanakan di halaman rumah, kalau di tempat saya Gansist. Mengundang sanak keluarga juga anak-anak untuk memeriahkan ritual ini.



Di kamar mandi dan bak mandi disediakan takir Gansist, ya semacam sesajian. Gak tau juga maknanya yang jelas ritual ini kelihatan sakral. Memang adat budaya Jawa masih kental di daerah saya.


sumber

Spoiler for Takir:



sumber


Disediakan juga masakan berbagai jenis, Gansist. ya semacam selamatan panggang buceng. Ada dua tempat satu untuk anak-anak yang satu untuk orang dewasa, Gansist.

Spoiler for Panggang Buceng:


Ritual Tedhak Siten

1. Menginjak Jenang Tujuh Rupa

Anak yang siap melaksanakan ritual ini Gansist dibimbing orang tuanya berjalan maju untuk menginjak jenang/bubur tujuh rupa. Yaitu bubur atau jenang yang terbuat dari tepung beras Gansist diberi pewarna. Merah, putih, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu.

Memiliki makna anak tersebut diharapkan mampu hidup mandiri dalam mengarungi kehidupan, dapat mencukupi segala keperluannya, Gansist keesokan harinya. Terhindar dari mara bahaya, sampai aki nini.




sumber

2. Menaiki Tangga Arjuna

Tangga Arjuna yaitu tangga yang terbuat dari tebu hitam, dihias sedemikian rupa untuk dinaiki anak ini nantinya, Gansist. Akronim dari tebu adalah anteping kalbuyaitu memantapkan hati untuk menagmbil keputusan yang benar, GanSist.

Anak tersebut diharapkan bisa memiliki jiwa Arjuna tokoh dalam pewayangan. Berjiwa besar, kesatria, dan bertanggung jawab.

3. Ceker di Tumpukan Pasir

Setelah turun dari tangga Gansist, anak tersebut dituntun menuju gundukan pasir. Supaya nantinya anak ini bisa ceker ( mengais rejeki) sendiri. Berusaha mencukupi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya kelak.

4. Kurungan

Setelah itu Gansist, anak ini dikurung dalam kurungan bersama ayam yang masih hidup dan diberi sebaran beras kuning, udik-udik, juga bunga setaman.

Spoiler for Udik-Udik:



sumber

Tujuannya supaya nantinya selalu ingat dari mana dia lahir sampai ajal selalu memerlukan ayam, ketika meninggal juga diberikan beras kuning. Intinya selalu ingat untuk beribadah dan kematian selalu dekat. Ayam dan udik-udik biasanya untuk keroyokan anak kecil yang ikut memeriahkan.

5. Mandi Bunga Setaman

Setelah ritual kurungan, ritual berikutnya adalah dimandikan dengan bunga setaman, Gansist. Dalam bak mandi disediakan takir juga.

Spoiler for Bunga Setaman:


Diharapkan nantinya anak ini Gansist, bisa membawa nama baik, selalu mengharumkan diri sendiri dan keluarganya.

6. Selamatan Anak Kecil

Selamatan ini dihadiri bocah kecil, berisi tumpeng dan panggang, nantinya paha sampai ceker kaki ayam diberikan pada anak ini Gansist, disuruh makan. Dilaksanakan di halaman kalau ini, Gansist. Biar semua rata kebagihan udik-udik dibagikan satu persatu karena yang gak dapat saat rebutan pasti nangis, Gan.

Setelah mandi dan dimake-up, didandani dengan pakaian yang bersih dan bagus. Lalu anak tersebut digendongi buku, pulpen, uang. Supaya kalau besar menjadi ilmuwan, orang berduit, dan dermawan juga. Selalu berpikiran bersih dan niat hati yang baik.

Lalu anak tersebut diserahkan kepada Ayahnya dan digendong sambil membawa payung sang ayah, Gansist.

7. Selamatan Orang Dewasa

Setelah acara anak kecil ini selesai, baru acara berikutnya yaitu syukuran atau selamatan untuk para orang dewasa. Merasakan syukur dan berbagai ke tetangga kanan kiri. Semoga apa yang diinginkan, yang menjadi hajat terkabul, Gansist.

Begitulah Gansist ritual tersebut dilakukan. Lebih keupaya melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia yang beragam. Menjaga dan melestarikan tinggalan nenek moyang yang mulai tergusur perkembangan modern.

Bagaimana? Apakah di tempat Agan Sista juga ada ritual nenek moyang seperti ini? Tedhak Siten atau piton-piton yang merupakan ciri khas budaya Jawa. Mari ikut melestarikan, Gansist!

Terima kasih sudah membaca thread saya, jangan lupa rate, koment, dan subscribe ya, Gansist!


emoticon-Pelukemoticon-Pelukemoticon-Peluk

Surakarta, 09 Oktober 2019
Abella Citra
Diubah oleh abellacitra 09-10-2019 10:45
srusuutindrag057zafinsyurga
zafinsyurga dan 28 lainnya memberi reputasi
29
20.7K
184
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.