Masa lalu, ya semua orang pasti memiliki masa lalu. Baik itu masa lalu yang ceria maupun yang kelam, begitu pun hidup ini tak selamanya menggembirakan tak selamanya berada di atas dan tak selamanya pula akan berada di bawah.

Pernah nggak Gan-Sist berada di titik paling bawah dari hidup ini? Saya pernah Gan, bahkan terbilang sering sewaktu saya masih kecil.

Saya terlahir dari keluarga yang sederhana, bahkan kala itu terbilang keluarga terutama kedua orang tua saya harus bekerja susah payah hanya untuk mendapatkan sekilo beras untuk setiap harinya.

Yang patut saya banggakan dari orang tua saya, walau pun hidup dalam serba kekurangan, mereka tetap dengan penuh rasa cinta kasih merawat saya dan juga kakak saya.

Sampai suatu ketika bapak jatuh atau mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengelami patah tulang. Saat itu saya masih kecil baru 9 tahun, satu-satunya yang harus menjadi tulang punggung adalah ibu saya, sementara menunggu kondisi bapak pulih.

Ibu saya bekerja serabutan, bahkan sampai mencari bekicot buat dimasak, masih ingat betul saya rasa belicot goreng bumbu kecap buatan ibu. Dulu saya belum terlalu mengerti dengan keadaan yang dialami bapak dan ibu. Yang saya tahu hanya bermain-bermain dan bermain saja sepanjang hari.

Sekarang setelah dewasa, saya baru memahami. Ternyata mereka tidak ingin membuat saya ikut merasakan penderitaan mereka. Kedua orang tua saya walu pun tertimpa musibah seperti ketika bapak mengalami patah tulang, tetap tegar menghadapi masalah dan juga selalu tersenyum terhadap anak-anaknya. Tak sedikit pun ada raut wajah bersedih di depan anak mereka, walau yang pasti ada kepedihan yang tersimpan dalam dada.

Kini saya sudah dewasa, namun masih belum bisa bersikap seperti kedua orang tua saya. Saya terlalu sibuk dengan diri sendiri tanpa pernah memikirkan mereka.

Berbagai masalah yang sudah saya hadapi melibatkan mereka. Dan saya tahu mereka menjadi bersedih karena ulah saya. Beberapa kali bahkan saya pernah melawan orang tua, entah karena apa. Karena jiwa muda atau karena keegoisan saya. Yang jelas penyesalan selalu datang belakangan.

Semoga saya bisa menebus semua kesalahan saya terhadap kedua orang tua saya. Saya juga ingin melihat kembali senyum lebar di wajah bapak dan ibu. Ingin membahagiakan mereka dengan segala yang saya punya. Semoga Tuhan memberi saya jalan dan ampunannya, karena sudah membuat mereka, bapak dan ibu menitikkan air mata. Saya mengecewakan mereka, salah satunya saya telah berkata kasar ketika saat itu apa yang saya inginkan tidak dipenuhi oleh bapak dan ibu saya.