Saat Pagelaran kompetisi Asian Games 2018 di Jakarta usai, warga +62 heboh dengan cabor baru yang masih trial, yaitu e-sport.
E-sport mengusung permainan game online tertentu yang membutuhkan konsentrasi dan strategi seperti PES 2018, CLASH ROYAL , Arena of Valor, Heartsthone, League of legends, dan StarCraft 2. E-sport resmi dipertandingkan pada pagelaran Sea Games 2019 di Filipina.

Dengan adanya cabor baru ini ada ruang bagi pecinta game untuk terus mengasah kemampuan mereka bermain dan ber-kompetisi.

Tentu hal ini ini ada plus minusnya. Mulai dari hobi yang dibayar, jadi sumber penghasilan lain dan terkenal secara cepat.

Di thread ini, kami coba mengangkat dampak buruk yang mengintai para pecinta E-Sports beserta pencegahannya.

1. Meninggal dunia



Akibat kelelahan, para gamer ini meninggal di tempat. Mestinya pemilik warnet memantau dan memberi perhatian lebih kepada pelanggan seperti membatasi jam main / jam sewa.


2. Boros



Yupps. Bagi remaja yang masih belum punya penghasilan, mereka akan menghabiskan uang sakunya untuk membeli senjata dan kebutuhan akunnya. Memanage uang lebih penting agar hobi yang dilakoni bisa menjadi penghasilan. Menabung dulu untuk sesuatu yang besar dan berpengaruh bagi hobinya.

3. Kesehatan terganggu



Mulai dari obesitas, gangguan jiwa, hingga penyakit berat lainnya menghantui, akibat dari kurangnya aktivitas fisik. Seharusnya diimbangi dengan olahraga yang bisa mengeluarkan keringat, senam mata supaya tidak cepat lelah, dan lain sebagainya.

4. Kurang bersosialisasi



Seringnya bermain game membuat mereka jarang keluar rumah. Tidak adanya interaksi langsung yang mengakibatkan lingkungan sekitar terabaikan. Hidup itu perlu sosialisasi, karena kita hidup tidak sendirian. Minimal ngopi cangkrukan, datang ke poskamling, dan ikut aktif kegiatan sosial.

Lepas dari pro dan kontra, gamer dan pecinta esport ini perlu dukungan orang tua. Mulai dari dukungan fasilitas hingga finansial. Peran orang tua sangat dibutuhkan, mengingat e-sport ini bisa memakan waktu berjam-jam. Mulai dari memberi batasan jam bermain, edukasi plus minus nya.Boleh dijadikan hobi, asal bisa memposisikan diri. Dukungan pemerintah pun sudah ada dengan Piala Presiden 2020, terlebih ada ekstrakulikuler di sekolah.

Salam E-SPORT Indonesia