Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Pria Misterius di Arjuno
Pria Misterius di Arjuno


Pria Misterius di Arjunopenampakan Arjuno dari sisi selatan. dok AZ


Matahari pagi masih malu-malu ketika kami mulai menapakkan kaki di kebun teh Wonosari Lawang, udara dingin tidak akan pernah pergi dari daerah ini. Kebun teh ini sudah masuk di kaki Arjuno. Kabit tipis masih menghias dikejauhan.

Pemandangan yang sejuk dan indah, ini pengalaman kedua sejak aku mengikuti Zandy tetanggaku yang jago naik gunung.

Pria Misterius di Arjuno
ilustrasi VIApendaki


Ber-enam kami akan menikmati perjalanan yang menyenangkan ini. Zandy tadi sudah mengatakan Arjuno bersahabat karena sudah banyak masyarakat mendirikan perkampungan di lereng gunung.
Benar juga, kami sempat berpapasan dengan beberapa orang, mereka turun dan ada yang naik.

Jalan setapak pun mudah dilalui sepertinya itu sudah jadi jalan utama para pendaki atau orang kampung yang lalu lalang. Tak lama kami yang berjalan sedikit lambat dikejutkan oleh seseorang yang berjalan mendahului dengan cepat.

"Win, minggir ada yang mau lewat!" Vink berseru padaku sebelum orang itu lewat.

Aku menoleh ke samping sambil bergeser menepi, orang itu tinggi, rambut diikat badan tegap sorot matanya melirik tajam ke arahku. Segera aku palingkan wajah mengalihkan pandangan melihat jalan yang kulalui.

"Aduh serem kali, yang punya gunung lewat," aku menggerutu dalam hati.

Siang itu kami sampai separuh perjalanan ke puncak, kebun teh sudah amat jauh kami tinggalkan. Beristirahat sejenak di Pos IV, keputusan yang tepat untuk makan perbekalan atau sekedar minum bila tak lapar, sebelum senja harus sampai puncak, di sana nanti mendirikan tenda untuk bermalam. Eh nama puncaknya lucu Ogal agil (kayak istilah gigi mau copot dalam bahasa Jawa).

Seseorang melewati kami yang sedang beristirahat, "Bukankah itu orang tadi yang berjalan cepat?" Aku berbisik ke Uwik

"Mungkin pencari kayu Win," Uwik menjawab sambil mengunyah kacang.

"Ayok jalan!" Zandy memberi komando

Sampailah di cemoro sewu yang dikenal dengan lali jiwo.

"Hati-hati gaes berpikir baik ya," ujar Vink mengingatkan.

Aku jadi ingat cerita Pak Lik yang pernah hilang beberapa hari di lali jiwo ini, entah dia sendirian atau dengan temannya, untungnya bisa pulang mungkin para 'penunggu' pada gak doyan sama Pak Lik. Waktu aku tanya bagaimana rasanya, dia cuma bilang bingung jalan gak sampai-sampai, muter saja di tempat. Setelah pasrah dan bisa lolos tahu-tahu sudah berada jauh dari Lali Jiwo.

Pria Misterius di Arjunoilustrasi pixabay


Tiba-tiba aku melihat kelebat bayangan yang melintas cepat. Sebelum yakin apa yang terlihat aku tak ingin membahasnya, anggap itu sudah biasa mungkin halusinasi pandangan saja. Ini padang rumput dan semak, walau ada pepohonan tidak begitu matahari juga bersinar menerangi seluruh gunung. Entah kemana pepohonan di Arjuno ini. Tinggal sedikit. Hanya ada di Pos awal tadi.

Waktu kecil aku sering melihat nyala api di gunung Arjuno kala itu dibulan Juni, Juli, dan Agustus. Orang tua bilang hutan sedang terbakar, padahal ribuan kilometer jarak rumahku ke Arjuno, saking besarnya api, hingga terlihat memerah dari kejauhan.

Pendakian ini tak ada yang aneh yang bisa membuat bulu kuduk berdiri. Mungkin hanya orang tertentu saja, termasuk Pak Lik ku tadi. Kami melanjutkan pendakian yang tinggal sedikit lagi sampai, Matahari senja begitu indah ketika kaki telah menginjak Ogal agil. Tempat yang lapang dan luas adalah pilihan tepat untuk mendirikan tenda.

"Zandy kog perutku muleesss begini ya." Aku meringis sambil menahan perut.

"Woy, sana cepat cari tempat jangan di sini." Vink yang terkenal kocak penghayal tingkat jagat menyuruhku segera mencari lokasi strategis.

Setelah mengambil tisu basah segera berlari ke semak-semak. Ku lihat lagi kelebat bayangan mengikutiku. Terkejut lagi saat berpapasan dengan orang itu lagi.

"Kog ketemu lagi sih," kata hatiku.

Ah sudahlah pikiranku hanya fokus ke semak tak kuhiraukan yang lewat tadi, "Ah bodo amat, isi perut tak bisa ditahan, Gan," gerutuku sambil mendesis-desis mencari tempat yang aman.

"Amit-amit jabang bayi lanang wedok(permisi jabang bayi laki perempuan), mahluk penghuni gunung dan sebagainya, ane mau buang hajat, permisi."

Sudah tak tahan lagi aku, mantra peninggalan mbah buyut ku pakai. Itu ajarannya bila kita berada di wilayah asing. Lega rasanya telah ku lepas apa yang mengaduk-aduk usus besarku.

Aku segera kembali ke teman-teman tadi berkumpul. Akan tetapi, tak kutemukan jalan, bahkan tenda pun tak terlihat. Nyali menciut manakala langit menggelap. Mencoba berteriak sekuat tenaga, tapi tak ada sahutan dari mereka.

Aku bingung, antara diam atau berjalan. Pikiranku buntu tak karuan. Ini akibatnya menyepelehkan tadi, menganggap tak ada yang bikin ngeri. Hati mengutuk diri sendiri.

Kudengar angin yang menderu begitu kencang, menggigil seketika tubuhku ketakutan, bayangan kematian atau hilang tak bisa pulang sudah ada di depan mata. Tuhan maafkan dosaku, Bapak Ibu maafkan aku. Begitu takut serasa kaku seluruh tubuh seketika itu dan gelap.

***

Aku merasakan tubuh masih menggigil dan menceracau, masih bernyawa rupanya. Merasa tidur pada sebuah tempat tapi dimana, mana temanku. Seketika teringat teman-teman segera kubuka mata, dan dimana ini? Sebuah bilik kecil dari batang-batang kayu dan diberi atap daun-daun kering. Aku bisa melihat dari remangnya cahaya. Ini pagi, dimana aku, segera aku berdiri dan keluar dari gubug itu.

Sekali lagi aku berteriak-teriak memanggil teman-temanku, berlari dan berlari sekuat tenaga tak tahu arah, kulihat ada yang mengejar, makin takut aku berlari makin kencang. Entah itu manusia atau setan begitu cepat larinya. Tenaga sudah habis, begitu juga napas. Aku tak kuat lagi dan terkulai. Merasa tubuhku diseret (aduh asem kenapa tidak digendong saja sih, sakit loh).

Begitu tersadar aku melihat seorang yang menyeret tanganku.

"Woy, lepas!"

Entah kekuatan dari mana aku bisa melepas genggaman tangan itu dan berusaha berdiri sekuat tenaga.
Seorang pria berambut gondrong yang digerai, matanya memandang tajam ke arahku. Aku bergidik melihat wajahnya sepertinya aku pernah melihat dia, tapi lupa di mana. Apa yang menyalip saat perjalanan tadi?

"Tolong jelaskan, dimana aku ini? mana teman-temanku?"

Pria itu tetap bergeming. Akhirnya aku balik badan dan berlari kencang tak tahu arah, ketakutan membuatku kalut, hanya satu tujuan harus keluar dari gunung itu. Ah Arjuno seram juga rupanya kau. Ini hampir gelap aku tak tahu dimana. Aku ingat Vink tadi sempat menceritakan tentang pasar setan saat mendirikan tenda, ah makin ketakutan aku membayangkan bakal banyak mahluk halus yang akan kutemui nanti. Tuhan aku pasrah.

"Vink! Zandy! kalian, teman-teman dimana!"

Aku teriak kuat kuat, tapi yang terjadi aku mendengar suaraku sendiri. Bayangan berkelebat itu melintas 100m di depanku.

"Tuhan, begini rasanya tersesat di gunung, aku harus pulang. Oalah Gusti Pengeran, amit-amit jabang bayi lanang wedok, sing ngrekso Arjuno (yang menguasai Arjuno), aku mau pulang."

Matahari sudah akan ke peraduannya, aku lihat ada lembah di depan, angin yang menderu-deru berisik seolah berbisik-bisik menambah suasana semakin mencekam. Ketika aku akan melangkahkan kaki, kurasakan ada yang menarik tanganku, aku segera menoleh.

"Aaahhh!!!"

Aku hempaskan tangan yang menarik itu dan berusaha berlari dari sosok hitam yang mengerikan.

"Gusti Allah Pengeran! Tolong akuuu!"

Aku berlari sambil melolong tak karuan, begitu kalutnya hingga menabrak sesuatu, ternyata pria tadi. Digenggamnya tanganku lalu ditarik dengan cepat dan dibopong di pundaknya seperti handuk saja, aku rasakan dia melesat-lesat diantara semak belukar, bagai terbang.

Aku hanya bisa berteriak-teriak saja, meronta-ronta tiada henti, sakit sekali pergelangan tanganku digenggamnya, dada terasa sesak dan sekujur tubuh menggigil, aku rasakan benda berat menindih tubuh, serta menjambak-jambak rambutku. Merontalah aku sejadi jadinya bersama dengan dinginnya air di wajahku.

"Aduh!" Aku membuka mata dan mengerjap-ngerjap

"Vink! Zandy!" Aku ngos ngosan bangun dan duduk dikerumuni teman-teman.

"Win! Ewin! Ya ampun Win, belum malam sudah kerasukan." Zandy menepuk pipiku pelan.

"Katanya mules, kog tidur di sini?," Uwik menyela

Rupanya aku tertidur tadi, aku ingat saat teman-teman mendirikan tenda, aku minggir sebentar untuk buang hajat, selesainya ingin duduk sebentar berselonjor melepas lelah, tahunya tertidur dan bermimpi. Tapi kog seperti nyata, pergelangan tanganku membekas merah, dan badanlu sakit semua. Namun aku hanya diam tidak bercerita pada teman-teman.

Malam di puncak Arjuno sungguh menakjubkan melihat langit penuh bintang, kami ngobrol dan saling bercerita. Seto, Dera, Uwik, Vink, Zandy dan aku menikmati sebuah keakraban.

Kami hanya berbincang seputar gunung dan perjalanan. Berjaket tebal bertopi ponco untuk menahan udara yang sangat dingin.

Tak terasa malam semakin larut, tiba waktunya bagi kami masuk ke tenda untuk beristirahat. Sekali lagi aku merasakan seperti ada yang mengawasi, segera masuk tenda dan kututup rapat, memejamkan mata meringkuk disamping Uwik.

***

Pagi ini kami akan turun lewat utara melihat perbekalan masih ada kami pun melanjutkan ke Welirang. Selama perjalana kami melewati pasar setan, suaranya mirip yang dimimpiku. Ternyata hanya suara angin yang menderu-deru bersahutan.

Aku sengaja tidak bercerita tentang mimpi itu pada mereka, aku pikir hanya bunga tidur saja, bisa-bisa ditertawakan.



Sebenarnya semalam aku merasa aneh, seolah ada yang selalu mengawasi gerak gerikku, tapi berusaha tak kuhiraukan.

Aroma belerang mulai menyengat hidung, kami juga melihat para penambang yang bekerja mencari batu belerang. Mereka orang-orang tangguh dan kuat. Demi kelangsungan hidup mereka harus meninggalkan keluarga untuk menginap berhari-hari mencari belerang.

Kami melihat ada gubug-gubug kecil disekitar lokasi, itu adalah tempat mereka beristirahat dan menyimpan hasil tambang.



Setelah dari puncak kami menginap berteman para penambang. Bagiku ini adalah horror, tidak semua orang bisa bekerja seperti mereka, siapa yang mau sengsara juga tak ada, tapi itu adalah lahan mata pencaharian mereka. Semoga mereka selalu diberi kesehatan dan kekuatan.
Malam itu kami lalui dengan lelap dalam buaian mimpi.

Aktivitas penambang seolah mengingatkan bahwa pagi telah menjelang. Setelah berpamitan kami bersiap melanjutkan perjalanan pulang, menyusuri jalan yang penuh bebatuan hingga sampai ke perkampungan. Berjalan diatas batu-batu tak semudah jalan di atas tanah, pinggang seperti mau patah.

"Ngopi dulu brew, biar mata ini gak ngantuk."

Aku mengajak mereka untuk singgah dan beristirahat di warung kopi.

"Permisi, buk pesan kopi enam gelas nggih."

Vink memesankan kopi untuk kami. Aku segera mengambil tempat duduk di lincak (tempat duduk lebar dari bambu) di bawah pohon mangga yang disediakan pemilik warung.

"Jadi pasar setan itu angin yang beribet ya?"

Aku membuka percakapan setelah sekian menit kami terdiam melepas lelah.

"Aku pikir juga banyak mahluk halusnya," teman lain menimpali.

"Sepertinya pertemuan angin dari segala arah di tengah lembah, angin memang besar kencang sekali jadi suaranya memantul dan menggema, hingga terdengar sangat ribut."

"Mahluk ghaib yang serem-serem itu gak ada, itu cuma hayalan kita saja."

Vink menerangkan panjang kali lebar, aku tak menggubris karena kadang pendapatku dengannya selalu berseberangan.

"Ini mas-mas kopinya. Dan ini kopi tanpa gulanya mbak."

Pemilik warung mengantar kopi pesanan kami, aku kaget padahal tadi Vink cuma pesan kopi. Kog tahu kalau aku maunya yang pahit. Dan yang menyuguhkan kopi adalah pria itu, yang selalu ketemu ketika di Arjuno dan ada di mimpiku, dia menatapku tajam. Aku hanya menelan ludah sambil mencengkeram lengan Zandy yang berteriak sambil meringis kesakitan.


#end#

___________


cerita ini fiksi semata, bila ada kesamaan nama tokoh itu hanya hayalan saja


emoticon-Big Kiss
Diubah oleh alizazet 27-09-2019 05:33
ceuhetty
sebelahblog
zafinsyurga
zafinsyurga dan 40 lainnya memberi reputasi
41
5.3K
163
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.