Menerapkan password berarti menjaga privasi dari hal-hal yang diwaspadai agar yang privasi tersebut jangan sampai diketahui oleh orang lain. Privasi yang dimaksudkan sangat luas, bisa menyangkut identitas diri, maupun sampai kepada pasangan. Privasi berarti memberikan garis-garis himbauan agar seseorang tidak perlu masuk ke ranah yang sudah dibatasi tersebut.

Pemberian garis privasi adalah hal yang wajar mengingat manusia punya sisi lain dari dirinya yang kadang-kadang memang hanya ia yang boleh tahu.
Cara menjaga privasi ada banyak hal, jika terdapat banyak barang yang tidak ingin orang lain tahu, maka kamu bisa menyediakan satu tempat khusus sebagai alat privasi kamu untuk barang-barang tersebut, jika privasimu ada di dalam handphone, maka kamu dapat menerapkan password sebagai sistem penguncian demi menjaga agar handphone kamu tidak dibuka oleh orang lain.

Dalam banyak hal, handphone yang diberi password menimbulkan konflik. Tentu saja konflik itu datang dari orang yang sudah memiliki pasangan, bahkan pasangannya sudah berlabel suami/istri. 
Dalam kenyataannya, masih banyak suami/istri yang memakai password di handphonenya dengan alasan yang beragam hingga berujung pada cekcok.
Cekcok lahir dari perasaan salah satu pasangan yang menganggap dirinya menjadi terbatas untuk tahu semua sisi dari suami/istrinya, padahal mereka hanya ingin sama-sama terbuka seratus persen mengingat berlabel suami/istri adalah adalah sebuah alasan yang kuat. 



Apakah perlu untuk memberikan password pada handphone dengan alasan privasi? Walaupun telah menikah?
Atau, memang tidak boleh. Mengingat Privasi kita juga termasuk privasi pasangan?

Logikanya,