Sumber gambar, dokumen pribadi

Hai hai malam ini aku ingin berbagi cerita. Tentang dunia sales perempuan. Aku adalah penjual susu kemasan, tiap hari keliling menjajakan dagangan. Dari kampung ke kampung, dari pasar ke pasar. Bertemu dengan bermacam orang.

Mereka yang mau membeli pun mereka yang mau menggoda saja. Semua kulayani dengan senyuman. Tak boleh satupun dari mereka kumanyuni, kucemberuti. Karena kalau itu terjadi, maka aku tak bakal disapa orang, bisa pula dipecat bila ketahuan orang perusahaan.

Aku terbiasa, aku tahan banting jadinya. Tak pernah kupedulikan kata orang, godaan kuhadapi dengan biasa, karena kalau aku melawan, mereka makin menjadikanku bulan bulanan.

Wajahku memang cantik, kulit putih, tubuh langsing, senyum memikat. Secara fisik itu memang bisa menjadi daya tarik jualan. Namun bagiku hal itu justru jadi bumerang bila sangat diandalkan. Pelayanan yang baik, ramah, tulus melayani, bagiku itulah yang terpenting. Dan ini adalah kunci agar sales seperti aku, tidak dipandang rendah. Murahan.

Pelanggan terbanyakku adalah anak-anak usia Taman Kanak-kanak. Mereka adalah pembeli potensial. Kalau bertemu mereka aku sangat suka, kepolosan dan rengekan mereka pada sang bunda untuk dibelikan susu seringkali membuatku tersenyum sendiri. Lucu, menggemaskan, ibu mereka seringkali tak bisa menolak rengekan anak- anak mereka. Khas naluri ibu. Ini yang sungguh aku suka.

Berbeda dengan kalau aku bertemu lelaki di pasar-pasar. Seringkali mereka hanya menggoda, beli sih, tapi gandengannya itu loh yang kadang bikin jengah. Godaan, kegenitan seringkali ditampakkan.

" Hai cantik, beli susunya dong!"

Itu yang kerap kudengar. Tetap kulayani, senyum hambar, kuhaturkan. Tapi tidak kulayani godaan selanjutnya. Kupikir inilah resiko cantik. Ah, tapi tak cantikpun pekerjaan ini penuh resiko. Tinggal pertahanan. Kuakan bertahan toh niatku untuk mencari uang, buat buah hati, untuk kehidupan.



MissAnday untuk Bun Pit