Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

uratkumbangAvatar border
TS
uratkumbang
Eks Jubir TKN Nilai Tak Ada Buzzer yang Terorganisir


Jakarta - Eks juru bicara TKN Arya Sinulingga sepakat dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko jika keberadaan buzzer perlu ditertibkan. Arya justru mengaku bingung dengan istilah 'buzzer', karena menurutnya gerakan itu tidak terorganisir atau organik.

"Dan itu kalau dibilang buzzer itu kita bingung juga ya, itu kan organik ya. Lain kecuali buzzer terorganisir, lain cerita lah. Kalau orang per orang menyukai sesuatu, tidak menyukai sesuatu, susah untuk kita bilang, 'jangan'. Kan selama dia nggak punya pelanggaran, nggak bisa kita juga melarang orang mengutarakan pendapatnya, gitu," kata Arya saat dihubungi, Jumat (4/10/2019).

Arya lebih menyoroti peran si empunya media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram (IG). Menurutnya, platform media sosial itu harus memiliki keberanian untuk mematikan akun-akun anonim atau tanpa identitas.

"Nah itu, platform harus berani. Misalnya kalau dia manusia yang lengkap identitasnya itu agak hati-hati untuk berkomentar. Biasanya dipikir bener kalau menulis sesuatu itu. Tapi kalau dia akunnya palsu, identitasnya nggak jelas, dia sangat gampang, dia nggak takut, bilang apa aja bebas dia," ujar Arya.

"Nah, ini platform harus berani. Jadi kalau saya sih sarankan, yang pertama Facebook, Twitter, IG itu berani untuk menutup akun-akun yang tidak ada identitasnya," lanjut dia.

Menurut Arya, sulit untuk melarang orang yang mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia setuju dengan Moeldoko jika 'buzzer' harus ditertibkan, namun Ketua DPP Perindo itu lebih menekankan pada penertiban akun oleh platform media sosial.

"Ya organik, misalnya, dia akan mendukung apapun kebijakan Pak Jokowi. Itu kan susah untuk melarang, kan nggak bisa ditertibkan sepanjang nggak hoax. Justru yang kita dorong peran dari platform. Saya setuju dengan Pak Moeldoko, tetapi yang lebih kepada peran platformnya menghentikan itu semua," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menepis anggapan bahwa buzzer di media sosial yang pro-pemerintah 'dikomandani' kantornya. Justru, Moeldoko menilai para buzzer perlu ditertibkan.

"Saya pikir memang perlu (ditertibkan). Kan ini kan yang mainnya dulu relawan, sekarang juga pendukung fanatik," ucap Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (3/10).


Sumur: https://m.detik.com/news/berita/d-47...g-terorganisir

Hmmm,,entahlah..emoticon-Traveller
0
1.5K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.