Berbicara soal masa depan olahraga Indonesia, ane langsung teringat sama tinju. Dulu awal-awalnya olahraga hampir tiap minggu menghiasi televis, tetapi sekarang digantikan sama olahraga yang lebih liar lagi. Ane berbicara disini sesuai dengan pendapat sendiri tentang dunia tinju Indonesia. Negara kita memiliki potensi untuk muncul sebagai lokomotif tinju, karena turnamen profesional menjadi platform yang tepat untuk membantu olahraga tumbuh di negara ini.

Di Indonesia, semua orang ingin melakukan liga tinju. Namun, tinju adalah olahraga individu. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan struktur yang memiliki petarung individu diadu satu sama lain dan bukan tim, seperti bagaimana WWE, UFC dan ONE Championship bekerja Olahraga lain, yang utamanya memiliki individu yang bersaing satu sama lain, seperti Formula 1, Moto GP dan Golf, juga membantu ane menentukan pemahaman mengenai dinamika perkembangan tinju Indonesia.


sumber: inews.id

Hal yang harus dilakukan adalah rutin promosi berkala untuk bakat Indonesia dan kemungkinan untuk berintegrasi dengan jaringan tinju profesional internasional. Konsep keseluruhan terinspirasi dari Sylvester Stallone yang menyelenggarakan reality show, The Contender, yang di masa lalu, telah memberikan beberapa juara dunia kelas menengah, melalui pemilihan bakat mentah, pelatihan berikutnya dan turnamen yang tepat. Harapan ane sih, tahun ini kita akan menemukan seorang pejuang Indonesia yang dapat menantang untuk pertarungan gelar dunia.

Dua bahan utama untuk melihat pertumbuhan tinju profesional hadir di Indonesia, populasi dan kemiskinan (hanya orang miskin yang ingin ditinju karena uang dan ketenaran). Selanjutnya, negara ini secara signifikan kurang berkembang dalam olahraga. Ane sadar sih Indonesia memiliki bakat. Tidak banyak orang yang mungkin sadar, tetapi seorang petinju profesional asal Indonesia Chris John, yang juga merupakan peserta medali terbanyak, adalah seorang juara kelas menengah di Asia dan memegang banyak gelar. Dan masih banyak lagi petinju negara kita juga memegang gelar beberapa gelar WBO Super-Middleweight Asia. Orang hanya perlu melihat keberhasilan Indonesia dalam tinju amatir di Olimpiade, Commonwealth Games, Asian Games dan kompetisi dunia lainnya. Namun, lulus dari sirkuit amatir ke yang profesional akan membutuhkan lebih banyak upaya bersama karena membutuhkan pelatihan dalam keterampilan tertentu, persiapan, bimbingan dan platform yang tepat.


sumber: suara.com

Menurut ane, kita perlu sebuah gebrakan turnamen seperti kejuaraan berjenjang akan memberikan petinju berbakat kesempatan untuk tampil, mendapatkan lebih banyak perkelahian berkualitas untuk membangun karir mereka dan terus berjuang di tingkat internasional. Selain itu, ada lebih dari 100 akademi di Indonesia dan lebih dari 8.000 petinju dari usia 8 hingga 18 tahun. Itu adalah kumpulan talenta besar, yang jika diarahkan dengan benar, dapat membuat Indonesia menjadi negara teratas dalam tinju profesional di dunia. Namun, lagi-lagi sistem di Indonesia perlu ditingkatkan untuk membantu tinju negara ini mencapai potensi penuhnya.

Coba deh kalian pikirkan, pasar olahraga Indonesia adalah industri bernilai miliaran dolar, tetapi tinju profesional tidak menemukan banyak tempat di dalamnya. Oleh karena itu, kesempatan untuk mengembangkan turnamen untuk olahraga di pasar yang tersebar dan terbelakang sangat menarik. Indonesia tidak memiliki semua platform berkualitas dalam tinju profesional, meskipun bakat mentah tersedia di negara ini. Selanjutnya, konsumsi media olahraga mudah meledak di Indonesia. Jadi, perkelahian kualitas akan memberikan keterlibatan yang lebih dalam bagi para penggemar, baik di darat maupun di media digital. Karena itu, kemungkinan sangat besar ketika segala sesuatu dilakukan dengan cara yang benar untuk olahraga ini.

Jujur sih, ane kangen sama olahraga tinju ini dan berharap gebrakan yang wow dari para pemerhati olahraga ini.