Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nengpipiAvatar border
TS
nengpipi
UHANG PENDEK (Misteri Pendakian Gunung Kerinci)
UHANG PENDEK (Misteri Pendakian Gunung Kerinci)


Ku edarkan pandangan menyelusuri si gagah 'kerinci'. Gunung api tertinggi diindonesia. "Kali ini ku nikmati dulu melihatmu dari kejauhan nanti saat senja tiba akan ku daki kau". Batinku jumawa

"Bro, hujan nih pasti bakal licin banget deh tracknya. Mending kita tunda aja deh ndakinya". Ujar Nova.

Aku melengos kesal mendengar ucapan Nova. "Cemen" batinku. Bukankah dia sudah terbiasa naik turun gunung ini? Masak masih tak hafal dimana track track curam.

"Weetttss, gak bisa dong bro. Jauh jauh gue dateng dari Bungo masak sampe sini masih lu suruh nunggu lagi. Pokoknya abis sholat maghrib nanti kita naik". Ucapku mantap lalu bergegas meningglkan Nova sendiri.

Aku kembali kepenginapan, sambil menyiapkan semua yang akan dibawa nanti. Semangat darah muda mengalir deras di tubuhku.

"Hidup cuma sekali, libur juga sesekali. Sayang banget kalau biarin waktu ngilang gitu aja cuma gara gara track licin" .Gertuku sambil memasukkan beberpa perlengkapan.

"Tri, besok aja deh kita naiknya. Lagian ya kalau di kerinci gak boleh tu mulai pendakian abis maghrib. Pamali katanya" ujar Nova tiba tiba saja sudah ada di sebelahku.

"Gak Nov, lu kan tau gue susah banget mau izin libur kerja. Masak iya gue harus sia siain waktu libur gue yang berharga. Udah deh kalau lu gak mau ndaki malam ini sama gue, serah lu deh. Gue tetep berangkat malam ini!". Putusku.

"Ya elah lu kalau diomongin suka gak percayaan. Ya udah gue temenin, tapi inget ya Tri kalau ada apa apa jangan salahin gue!. Satu lagi inget kita jalan cuma berdua bro. Terlalu berbahaya jalan malam malam. Lu susah banget sih dibilangin." Grutunya kesal. Lalu berlalu meninggalkanku.

Masa bodo dengan mitos mitos itu, yang terpenting liburanku tidak terganggu. Dan lagi gunung ini cukup ramai dikunjungi para pendaki. Jadi apa lagi yang perlu di takutkan.


-------------------------------

UHANG PENDEK (Misteri Pendakian Gunung Kerinci)


Maghrib sudah berlalu, kini tepat pukul 07.00 Wib. Kami siap mendaki gunung api tertinggi di indonesia ini. 3805 mdpl kini siap di taklukan.

Kami memulai pendakian ini dari 'Pintu Rimba'. Setelah mengisi data diri di pos kami pun langsung melangkah menapaki gunung ini. Sebenarnya ada yang membuatku kesal pada penjaga pos tadi. Terlalu berisik, aku yang hendak mendaki kenapa dia yang sibuk sekali menakut nakuti. Sama saja seperti Nova terlalu paranoid.

'Wusshhh'.
Tiba tiba sekelebat bayangan lewat. Langkah kami tercekat. Ada rasa takut menyelinap dihati.

"Tu kan Tri, gue kan udah bilang gak boleh ndaki malam malam lu ngeyel banget sih. Belum belum kita udah di sambut sama demit" Ujar Nova.

"Ha'elah, lu lebay banget sih Nov! Biasa kalik yang gituan mah. Buru jalan!" kataku sok yakin. Meski sebenarnya aku juga takut. Tapi membatalkan pendakian itu sama saja dengan menjilat ludahku sendiri.

Perjalanan semakin mencekam, Nova memandu perjalanan karena dia sudah terbiasa menjelajahi kerinci,aku berada tepat di belakangnya.

Peluh mulai membanjiri tubuh kami. Lelah sudah, padahal baru sampai pos tiga shelter satu dan untuk mencapai puncak gunung ini ada tiga shelter yang perlu kami lewati.

"Bro berhenti bentar napa!".kataku seraya duduk.

"Ehh, Tri jangan duduk deket situ! Pindah buruan!" kata Nova mengejutkan.

Ck.. Anak ini terlalu banyak peraturan. Aku lelah. Ingin istirahat sebentar aja.

"Bawel lu, gue istirahat bentar doang. Minum nih terus kita jalan lagi deh."jawabku sambil menengak air lalu menyenderkan punggung di tunggul.

"Tri, itu pohon bolong namanya. Angker bro! Minta maaf sama penunggu sini dulu terus kita cabut buruan." jelasnya cepat lalu bergegas pergi dan meninggalkanku.

Aku terheran heran melihat tingkah Nova,anak seurakan dia bisa ketakutan hanya karena mitos mitos itu. Hahah.. Nyali kerupuk memang.

Perjalanan terus berlanjut, hari juga semakin larut. Sepi sekali,hanya beberapa kali bertemu pendaki yang hendak mendirikan tenda.

Perjalanan malam seperti ini memang beresiko tapi bukan karena hal hal mistis nan mitos itu. Melainkan karena sangat rawan terserang hipotermia. Untuk mencegahnya kami harus bergerak cepat.

"Mas." seorang pendaki perempuan mendekati kami.

Cantik, tinggi, kelihatannya bukan penduduk asli jambi. Mungkin turis dari luar kota. Penampilannya sungguh mempesona.

"Eh iya mbk"Jawabku seraya menggeser posisi Nova. Yang bening begini sayang dilewatkan.

Nova yang melihat tingkahku langsung mendengus kesal. Hahah biar saja aku tak peduli.

"Saya ikut"ujarnya lagi.

Wanita ini bicara tanpa semangat. Mungkin dia kelelahan.

"Oh boleh mbk.. Kita juga cuma berdua kok."Kataku mantap.

"Nanti kalau mbk nya capek bilang aja, nanti saya gendong."Sambungku lagi sambil memarkan gigi gingsulku.

Wanita ini kembali hanya mengangguk. Entah mengapa tiba tiba bulu kudukku meremang..

"Bro gue kok curiga ya sama nih cewek,kayak demit aja. Masak cewek ndaki malam malam sendiri" Bisik Nova padaku.

Glek, mendengar ucapan Nova membuatku kesulitan menelan selvia.

"Apaan sih lo Nov, bikin takut aja,lagian ya mana ada demit cantik banget kayak gini? .. Udh buru jalan!" kataku sambil pura pura mengusir rasa takut.

"Ayo mbk! Mbknya di tengah aja Nova di depan dan saya di belakang" kataku yang kembali hanya di jawab anggukan olehnya.

sedikit terheran aku dibuatnya. Wanita ini seperti orang bisu. Hanya mengangguk angguk saja. Tapi tak mau berfikir aneh aneh aku pun terus melanjutkan perjalanan.

Waktu terus berlalu. Langkah kaki kami pun tak berhenti. Kini kami mulai masuk shelter dua. Jalan terjan nan licin, menukik tajam,ditambah lagi tingkat kemiringan sudah mencapai kurang lebih 60 derajat. Harus benar benar fokus. Salah sekit saja bisa jatuh.

'Ngos Ngos Ngos'

Tiba tiba saja terdengar seperti suara hewan mengunyah sesuatu. 'Dug dug dug' jantungku mulai berdegup kencang. Tiba tiba saja aku teringat cerita tentang harimau sumatra yang masih berkeliaran bebas di gunung ini.

'Aggrrrhhhh' .

Teriak wanita yang mengikuti kami tadi. Aku dan Nova otomatis terkejut dan langsung berpelukan.

Wanita itu terus membabi buta. Melangkah tak karuan arah sambil menjerit jerit kesakitan.

Aku dan Nova masih terus mengikutinya melalui pandangan. Tak lama wanita itu terkapar ditanah lalu ada sesosok makhluk aneh datang menghampirinya. Tubuhnya pendek, tanganya panjang. Dengan perut buncit dan bulu yang memenuhi seluruh tubuhnya. Mengerikan sekali.

Makhluk itu membaringkan dirinya lalu mencabik cabik wanita itu dengan kuku kakinya.

Aku dan Nova berlari ketakutan. Medan yang sulit menyusahkan langkah kami. Tapi tak membuat kami berhenti. 'Harus selamat'. Batinku.

"Cepet broo... Buruan kaburr, itu Uhang pendek. Buruan lari atau kita juga bakal mati kayak tu cewek." Seru Nova.

Aku tak tau apapun tentang uhang pendek. Tapi apapun itu yang pasti dia sangat menakutkan.

Kami terus berlari entah sudah sampai mana. Lelah sekali rasanya. Nafas kamipun sidh terengah engah. Tak mampu lagi rasanya melanjutkan perjalanan ini.

"Oyy! Nov berhenti! Udah aman kyaknya. Mau mati rasanya gue lari nanjak gini."ujarku

'Hah... Hah.. Hah'. Deru nafas kami bersahutan.

"Ini semua gara gara lu Tri. Gue kan udah bilang kita jangan ndaki malam! Tapi lo ngeyel liat nih sekarang. Untung kita gak dimakan sama tu makhkuk. " Ucapnya menyalahkanku.

Aku hanya terdiam. Kuakui ini salahku,tapi bagaimana lagi pak bos terlalu pelit memberi waktu libur aku jadi terpaksa mendaki malam malam.


"Huaaaaa kuburaaaaaannnnn" teriakku lalu berlari kearah Nova.

Kaget bukan main, bagaimana bisa aku duduk diatas kuburan. Ini pasti pertanda sial. Nova tak getir, dia mendekati nisan yang baru saja ku duduki. Sambil mengarahkan senter dia melihat niasan itu.

"Bukan kuburan itu, udah santai. Ini tugu Yudha namanya. Tempat untuk mengenang sosok Yudha. Pendaki muda dari jakarta yang hilang terkena kabut tebal terus kepisah deh sama rombongannya dan sampe sekarang jasadnya belum ditemukan. Nih tugu buat penjuk arah kalau kita udah mau sampe puncak. "jelasnya membuatku sedikit tenang.

Kulirik jam tanganku sudah pukul 05.30 ternyata. Pantas saja cahaya remang remamg mulai tampak. Mungkin sebab lari langkah kami jadi cepat. Haha.. Terkadang dibalik peristiwa mengerikan itu ada keuntungannya juga.

Seyelah dirasa cukup untuk beristirahat aku dan Nova memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tak butih waktu lama hanya sekitar 30 menit kami sudah sampai di puncak kerinci.

"3805 mdpl berhasil gue taklukin meski dengan ketakutan"


Tamat.


Nb: uhang pendek =orang pendek
Bungo =salah satu kabupaten di. provinsi jambi yang letaknya kurang lebih 7 jam dari kerinci.
ceuhetty
sebelahblog
nona212
nona212 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.5K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.