istijabahAvatar border
TS
istijabah
Aroma Pengantin di Danau Segara Anak
Cerpen horor


"Apa kau masih mampu, Sayang?" Seorang lelaki bertanya pada perempuan yang sudah duduk sambil meluruskan kakinya.

"Apa masih lama mencapai puncak?" Perempuan itu balik bertanya sembari memijit betisnya.

"Hei ... ini masih di Padang Savana! Tentu masih jauh untuk mencapai puncak Rinjani. Ini masih awal." Lelaki itu ikut duduk mengelus lembut kepala perempuan itu.


sumber

Namanya, Evelyn dan Roman, pasangan muda, pengantin baru.

Berbeda dengan Roman yang sudah berkali-kali mendaki gunung Rinjani. Sedang Evelyn baru pertama kali mendaki gunung Rinjani, ketika awal berangkat semangatnya luar biasa. Karena mencapai puncak Rinjani adalah impiannya selama ini, tapi tidak pernah mendapat izin dari ke dua orang tuanya.

Ketika dia harus melewati tujuh bukit penyesalan yang harus dia daki sebelum sampai di Plawangan Sembalun. Kakinya benar-benar tidak bisa diajak bersahabat, kakinya gemetar, linu, terasa tak berfungsi.

Bukit penyesalan merupakan ujian bagi para pendaki gunung Rinjani, butuh fisik dan mental yang kuat untuk melewatinya. Medan yang menanjak dan terjal sampai ujung, sungguh untuk melewatinya penuh perjuangan.

Roman membawa Evelyn menepi dari jalur trek. Melihat istrinya seperti sangat kelelahan, dia memutuskan untuk istirahat. Lagi. Mengulurkan botol minum di depan istrinya.

"Masih sanggup?" tanyanya setelah Evelyn menghabiskan setengah botol air yang diminumnya. Evelyn hanya menjawab dengan anggukan.

"Tapi, istirahat sebentar, ya. Tidak akan ketinggalan jauh dari rombongan kan?" tanya Evelyn memastikan.

"Aku gendong saja, ya?" tawar Roman tak tega melihat istrinya kelelahan.

"Tidak. Itu merepotkan dan juga nanti tidak ada kesan perjuangannya," ucap Evelyn sambil tersenyum geli dengan ucapannya sendiri.

***

Setelah melewati bukit penyesalan dan sampai di pos terakhir. Evelyn dan rombongan beristirahat, untuk kembali mengumpulkan tenaga melanjutkan pendakian.


sumber

Tepat jam 12 malam mereka melanjutkan pendakian. Angin malam berembus membuat siapapun merasa kedinginan. Namun, demi untuk menikmati sunrise di puncak, semuanya terlewati begitu saja.

Summit attack adalah perjuangan pendaki yang sesungguhnya. Jalanan yang terus menanjak dengan kemiringan hampir 60° membutuhkan kehati-hatian extra. Agar tak tergelincir dan jatuh terperosok. Di sinilah para pendaki dihadapkan dengan dua pilihan, mau lanjut atau menyerah. Lanjut dengan tanjakan yang tiada habisnya, tapi mau menyerah pun rasanya nanggung.

Setelah mencapai puncak, kekesalan, rasa lelah, semua itu seketika lenyap. Berganti dengan kepuasan dan keindahan tak terkira.

Bias-bias cahaya kekuningan mulai menghiasi langit. Indah, sangat indah. Sunrise yang tidak akan pernah dilupakan oleh Evelyn.


sumber

Evelyn merasa sangat bahagia, awan putih bag kapas itu mengelilinginya. Namun, keindahan itu terusik oleh ramai-ramai yang tercipta dari salah satu rombongannya.

Ada yang bertengkar dan adu jotos karena sama-sama dikuasai emosi. Sedangkan yang menjadi sumber permasalahan hanya menangis dan menjerit meminta untuk berhenti.

Beberapa pendaki yang juga berada di situ segera melerai.

"Apa-apaan kalian ini! Bertengkar di sini itu bahaya! Bagaimana kalau ada yang tidak terima tempatnya dikotori oleh pertengkaran kalian."

Seseorang mengingatkan keduanya yang sama-sama masih memperlihatkan tatapan permusuhan.

Tidak hanya manusia yang jika tempatnya diusik akan marah, mahluk tak kasat mata pun akan marah jika ada yang mengusik tempatnya.

Evelyn mempererat pegangannya pada lengan Roman. Dia tiba-tiba mengingat ucapan orang tuanya sebelum berangkat.

Roman menatapnya sekilas, lalu merangkul bahunya erat.

***

Jam empat sore Evelyn dan rombongan sampai di segara anak. Setelah menghabiskan beberapa waktu di puncak dan turun karena berniat bermalam di segara anak dan melanjutkan perjalanan esok pagi.


sumber

Setelah tenda berdiri kokoh, Evelyn memutuskan untuk menikmati senja di tepi danau segara anak.

"Jangan terlalu minggir, Mbak. Bahaya, danaunya dalam." Seseorang yang lewat di belakangnya mengingatkan.

Dari permukaan danau segara anak memang terlihat sangat tenang, tapi tak ada yang tahu apakah di dalamnya menyimpan banyak misteri.

Evelyn tidak mengindahkan peringatan itu, dia berjalan ke pinggir danau menikmati air danau yang dingin. Lalu berdiri kembali setelah membasuh wajahnya dan mulai mengarahkan pandangan ke gunung Barujari. Dia tersenyum menikmati keunikan pemandangan itu. Sebelum ....

Byuurrr ....

Evelyn begitu terkejut, seperti ada yang mendorongnya dari belakang. Hingga dia tercebur ke dalam danau. Evelyn mulai panik karena dirinya tidak bisa berenang.

Suara ibunya lamat-lamat terdengar, "kalian pengantin baru, belum juga dapat empat puluh hari, pamali berjalan jauh. Apalagi mendaki, harum tubuh pengantin baru akan sangat menarik para penghuni alam gaib, Nak."

Seperti video yang kembali diputar, kejadian di mana dia memaksa ibunya untuk mengizinkan dia mendaki bersama suami. Wajah perempuan yang telah melahirkannya saat melepas kepergiannya dengan penuh kekhawatiran terpampang jelas di depan mata.

***

Beberapa pendaki juga porter yang melihat kejadian langsung berlari ke arah tepi danau.

Roman yang berniat menghampiri Evelyn, melihat kejadian di mana istrinya seperti melompat ke dalam danau. Dia langsung berlari dan ikut terjun, mengingat perempuan yang baru dinikahinya tak bisa berenang.

Roman ingin meraih tubuh istrinya, tapi tangannya tak sampai, ada yang menarik tubuh istrinya semakin dalam sembari menyeringai penuh kemenangan dengan tatapan mengerikan. Lalu, sesuatu yang keras tapi licin tiba-tiba melilit tubuhnya dengan erat sampai dia tidak bisa bergerak.

Evelyn semakin jauh dari pandangan Roman, dia pun semakin merasa sesak karena lilitan itu semakin erat sampai dia merasakan bahwa tulang-tulangnya telah patah.


Sumber: Pinterest

***

Dua jam sudah berlalu, tapi baik roman atau Evelyn tak muncul kepermukaan. Banyak yang mengira mereka sudah meninggal.

Pendaki dan porter yang ikut mencebur untuk menolong pun sudah kembali naik, dan menggeleng. Isyarat bahwa tidak ada harapan.

Mulailah segela macam bisik-bisik terdengar dari sesama pendaki lainnya.

"Nekad banget mendaki, padahal pengantin baru."

"Pasti dibawa penunggu danau ini."

"Semoga mereka masih selamat."

"Kasihan, padahal mereka pasangan yang serasi."

Para pendaki yang semula berniat bermalam di segara anak pun banyak yang memilih melanjutkan perjalanan turun.

Kejadian yang menimpa pasangan muda itu membuat mereka merasa tidak nyaman juga takut. Hanya beberapa orang saja yang memilih bertahan.

Lima jam kemudian tim SAR datang dan segera bertindak, tapi sampai pagi menjelang mereka tidak ditemukan.

Tim SAR tidak putus asa, masih tetap menyusuri tempat disepanjang sungai, hingga di hari ke empat barulah jasad keduanya ditemukan di bawah gunung Barujari.

Tubuh keduanya membiru seperti bekas cambukan, tak ada yang tahu apa yang terjadi sebenarnya pada mereka, yang orang tahu mereka meninggal karena tenggelam. Karena semuanya masih menjadi misteri dan akan menjadi tambahan cerita yang akan berembus dikalangan para pendaki, juga kalangan pencinta mistis. Tentunya dengan tambahan bumbu-bumbu yang membuat cerita lebih nyaman dinikmati pendengarnya.

Tamat.

Quote:
Diubah oleh istijabah 01-10-2019 02:37
sebelahblog
zafinsyurga
081364246972
081364246972 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
5.3K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.