Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dhilfaAvatar border
TS
dhilfa
Menjadi Istri Jin Setelah Mendaki Gunung Latimojong
Menjadi Istri Jin Setelah Mendaki Gunung Latimojong

"Dara, Bangun!" teriak Roland.

Segerombolan pendaki gunung tengah mengerumuni sosok gadis yang tergeletak tak berdaya di atas tanah. Beberapa diantara mereka menangis dan menepuk tubuh gadis itu.

"Daraaa," ucap seorang perempuan dalam tangis.

Respon Lian hanya tertunduk tanpa kata, kesedihannya terpancar kuat dari raut wajahnya. Dara, kekasihnya kini telah meninggalkannya bersama harapan - harapan dan janji setia yang kini telah karam. Kehilangan juga dirasakan oleh Sasta, tangan perempuan ini memukul - mukul dada Lian dengan penyesalan yang tak berarti lagi. Kepergian Dara secara tiba - tiba membuat semua anggota rombongan merasa terpukul sekaligus menyesal. Beribu pengandaian terjadi dalam kepala mereka.

"Andai saja kita tidak kesini", "Andai saja pendakian ini ditunda pasti semua tidak akan terjadi."

Malangnya, nasi telah menjadi bubur. Dara, tetap menemui ajalnya di Gunung Latimojong. Acara bersenang - senang yang telah mereka rencanakan berubah seketika menjadi suasana duka. Jenazah Dara segera dipulangkan ke kediamannya dan disemayamkan di makam keluarganya.
___

Kejadian pilu itu bermula saat Sasta, Dara, Lian dan Roland naik ke gunung Latimojong di Sulawesi Selatan. Latimojong termasuk ke dalam jajaran 5 gunung tertinggi di Indonesia. Track pendakiannya lumayan sulit, banyak batu kerikil tajam dan tanah licin yang siap menggelincirkan kaki para pendaki yang kurang hati - hati.



Ini adalah pertama kalinya Dara naik gunung. Awalnya Dara menolak ajakan itu, tapi karena yang mengajaknya adalah Lian, kekasihnya sendiri, Dara pun mau. Kebetulan ketika naik gunung, Dara sedang datang bulan. Banyak mitos yang beredar jika perempuan sedang haid tidak boleh menyambangi sarangnya makhluk halus seperti gunung.

"Aku lagi datang bulan, masak mau naik gunung?" tanya Dara pada Lian.

"Ya ampun, mitos masih dipercaya aja. Kamu nggak bakalan kenapa - napa kok," kata Lian.

"Bener ya? Ya udah deh aku ikut," kata Dara berubah pikiran.

Mereka bersiap - siap menyusul Sasta dan Rolland yang telah menunggu di rumah Sasta. Setelah sampai, mereka naik mobil jeep milik Papa Rolland. Jarak yang harus mereka tempuh adalah 3 jam dari pusat kota ke lereng gunung Latimojong. Mesin mobil dinyalakan lalu mereka berangkat tepat pukul 8 pagi. Jalan yang ditempuh tak menemui kendala apapun. Selang waktu tiga jam kemudian, tibalah Sasta, Rolland, Dara dan Lian di lereng gunung Latimojong.



Jam menunjukkan pukul 10 pagi. Matahari tak begitu terang akibat terhalang oleh kabut tebal di sekitar gunung. Mereka segera berjalan naik menuju ke puncak gunung Latimojong melewati pos 1 hingga 7 sebelum akhirnya sampai di puncak. Perjalanan menuju puncak tidaklah semulus yang dibayangkan. Baru tiba di pos 2, Dara mengeluh perutnya kram. Empat anak muda ini pun terpaksa menunda perjalanannya hingga memasuki waktu sore yaitu jam setengah 3 sore.

Mereka lalu melanjutkan pendakian, Lian mencairkan suasana dengan sesekali mengajak bercanda Dara. Lian mencolek bahu Dara untuk menggodanya. Si Dara merasa risih.

"Duuuuh, ngapain sih kamu? Nggak bisa diem ya?" kata Dara sambil terus berjalan.

Lian pun mengelak, "Aku nggak ngapa- ngapain. Kamu tuh ribut sendiri."

"Terus siapa kalau bukan kamu? Di belakangku cuma ada kamu doang."

"Setan gunung yang naksir kamu kali hahaha," ucap Lian ngawur.

Dara akhirnya berjalan agak jauh dari Lian sekitar jarak 1 meter agar tangan kekasihnya itu tidak usil lagi. Namun anehnya tetap ada tangan yang mencolek tubuhnya. Dara memutar kepalanya ke belakang. Dia berpikir, "Lian kan jaraknya jauh, nggak mungkin bisa nyolek aku disini."Tubuhnya merinding hebat. Lamunannya membuat Dara hilang fokus hingga terpleset dan jatuh di depan Lian.

"Aaahhh!"

Sontak saja Lian, Sasta dan Roland kaget lalu buru - buru menolongnya. Bodohnya, dia tak bercerita pada siapapun mengenai hal yang dialaminya tadi. Untung saja dia baik - baik saja, sehingga perjalanan masih bisa terus dilanjutkan. Tepukan itu terus dirasakan oleh Dara. Sesekali menghilang, tapi kemudian datang lagi. Dara memang sengaja tidak bercerita pada siapapun agar teman - temannya tidak merasa takut. Akhirnya tiba juga di pos 5. Mereka beristirahat dan membangun tenda disana karena hari sudah mulai gelap. Agendanya kali ini adalah memasak makan malam. Dengan peralatan berupa kompor portable dan wajan teflon tipis, mereka memasak mie instan dan telur dadar untuk empat orang.

Mereka pun menyantap menu seadanya itu, kemudian pergi ke tenda masing - masing untuk istirahat. Sasta pamit ke kamar mandi, sedangkan Dara sendirian di tenda. Roland dan Lian ada di tenda mereka yang satu lagi. Daritadi Dara mengeluh badannya capek, jadi dia pamit tidur duluan. Ketika Sasta kembali ke tenda, dia melihat di atas tubuh Dara ada Lian. Sasta amat terkejut namun tenggorokan yang menyimpan pita suaranya seolah membeku. Sasta tak dapat berkata apa - apa.

Langkah kakinya mundur - mundur menyaksikan adegan itu. Dia berlari ke tenda Roland, menyuruh Roland melihat apa yang baru saja dia saksikan. Ketika Roland mengintip ke dalam isi tenda, hanya ada Dara yang tertidur pulas seorang diri.

"Lu jangan ngarang deh, Sas. Itu Dara sendirian di tenda. Udah deh lu masuk aja. Tutup tendanya rapat - rapat," pinta Roland.

Sasta pun masuk ke tenda. Sedangkan Lian sebenarnya masih di kamar mandi. Sosok yang menyerupai Lian tadi adalah makhluk halus yang menyukai aroma tubuh Dara yang kala itu sedang datang bulan. Memang pantangan disini adalah harus naik dalam keadaan bersih, tidak sedang haid maupun sesudah berbuat yang tak senonoh. Sasta terlelap, dia bermimpi di dalam tidurnya melihat Dara sedang dicumbu lelaki bertaring dengan badan berwarna merah. Keringat Sasta mengucur deras di hawa dingin pegunungan malam ini. Dia akhirnya terbangun dari mimpi buruknya itu.
___

Pagi telah tiba, Sasta penasaran ingin menanyakan pada Dara mengenai mimpi apa dia semalam.

"Dar, kemarin kamu mimpi sesuatu yang serem gitu nggak?" tanya Sasta.

"Nggak tuh, malahan kemarin aku mimpi ketemu cowok ganteng banget. Kita dansa berdua di samping tenda ini, kata cowok di dalem mimpi itu, dia nunggu aku di puncak Latimojong," kata Dara.

"Haaah? Serem banget. Kamu kenal siapaa dia?" tanya Sasta lagi.

"Nggak kenal, tapi yang jelas dia lebih ganteng daripada Lian. Siapaa tau dia jodoh aku kan hehe," cerita Dara.

"Soalnya tadi malem aku mimpi kamu digangguin setan."

"Hahaha mana setannya? Sini biar aku nikahin," guyon Dara ngawur.

"Hushhh, jangan ngasal kalau ngomong Dar!" kata Sasta memperingatkan.

Tanpa Dara sadari banyak telinga makhluk halus yang mendengar ucapannya. Banyak pula yang mengagumi kecantikannya dari dimensi lain. Dimensi tak kasat mata yang sudah ditantang Dara untuk menjadikan guyonannya tadi sebuah kenyataan.

Setelah sarapan, mereka melanjutkan perjalanan ke pos 7 kemudian ke puncak gunung Latimojong. Dara amat bersemangat, dia tidak tau bahwa banyak yang telah mengintainya dari tadi. Beberapa lelaki dari alam jin mengincarnya untuk dijadikan istri. Tak butuh waktu lama, dalam dua jam mereka sampai di puncak Latimojong. Dara melihat pria tampan di mimpinyaa kemarin. Pria itu tersenyum ramah dan pergi ke arah jalan curam di dekat puncak gunung. Akibat rasa penasarannya, Dara membuntuti pria tersebut. Pria itu mengulurkan tangannya agar diraih oleh Dara.

Dara benar - benar meraih tangan itu. Jiwa Dara dibawa pergi ke alam jin. Tubuhnya jatuh seketika itu juga, Jasadnya tergeletak di atas tanah curam dimana jiwa Dara melihat raganya sendiri. Sukma Dara dalam kebingungan sebab semua kejadian itu seperti mimpi. Sayangnya itulah realita yang dia hadapi, sosok pria tampan tadi berubah menjadi menyeramkan. Dara mencoba melepaskan tangannya namun tak sanggup. Sedangkan raganya di alam manusia tengah diserang hipotermia yang menyebabkan jantungnya berhenti berdetak.

Kejadian ini mengajarkan pada kita pentingnya tata krama dalam berucap. Apalagi ditempat yang umumnya banyak dihuni makhluk gaib seperti gunung. Banyak telinga dan mata yang sebenarnya memperhatikan kita. Jika salah ucap sedikit saja, kita bisa terkena batunya.

Tamat
Diubah oleh dhilfa 30-09-2019 08:04
sebelahblog
zafinsyurga
tien212700
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.7K
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.