[BEBAS SPOILER] Catatan Sebelum Menonton Ad Astra

Jika agan-sista berharap Ad Astra akan seperti film-film ‘astronot’ konvensional layaknya Interstellar (2014) atau The Martian(2015), maka agan-sista akan kecewa. Ya, Ad Astra memang berbeda dari A-movie bertemakan astronot pendahulunya.

Yang harus jadi catatan penting agan-sista sebelum memutuskan menonton Ad Astra adalah film yang satu ini lebih cocok disebut film psikologis daripada film petualangan. Jadi, agan-sista jangan terlalu berharap menemukan feel yang sama seperti saat nonton Interstellar atau The Martian.

Jika agan-sista tak suka jalan cerita yang dinarasikan secara lambat, maka agan-sista harus pikir dua kali sebelum nonton film ini. Ya, sebenarnya saya merasaAd Astra kurang pas untuk pasar Indonesia.

Ad Astra tak akan menampilkan cerita dengan plot yang naik turun, bahkan terkesan datar. Konflik yang muncul juga tak akan diselesaikan dengan cara yang “wow”. Jadi saya tak heran jika ada penonton yang keluar sebelum film selesai.

Jangan menaruh ekspetasi tinggi untuk film ini karena memang Ad Astrasedikit tricky. Ad Astra adalah jenis film yang akan membuat penontonnya suka banget atau malah benci banget. Saya pribadi menaruh film ini di daftar 5 film terbaik di tahun 2019 sampai saat ini.

Yang harus jadi catatan agan-sista adalah Ad Astra bukan film untuk menghilangkan rasa bosan atau rasa suntuk, karena film ini memang agak “berat” untuk itu. Saran saya, tonton film ini karena memang ingin nontonnya, bukan hanya karena ingin menghabiskan waktu dan sekadar refreshing pikiran.