betiatinaAvatar border
TS
betiatina
Laku Mbisu Sang Penunjuk Jalan, di Gunung Lawu.
Cerita misteri



Doc. Google

Oleh: Betiatina

Mendaki gunung menjadi sarana bagi beberapa orang untuk menikmati keindahan alam, sebagai wujud rasa syukur atas karunia Alloh yang telah menciptakan alam sedemikian indahnya. Bahkan bagi para pecandu ketinggian, mendaki menjadi kebutuhan. Kecintaan akan alam yang terbentang luas akan terpenuhi salah satunya dengan mendaki gunung.


Doc. Koleksi pribadi

Jalan yang dilalui hingga sampai puncak memang tidak mudah, tapi itulah yang menjadi kepuasan tersendiri. Sebagai filosofi hidup juga, bahwa proses untuk mencapai kesuksesan itu penuh liku, halangan dan rintangan. Ketika kita tidak menyerah, maka keindahan pada puncak sukses itu akan dapat dirasakan.

Nah, dalam mendaki juga sering banyak terjadi hal-hal diluar dugaan. Berbagai kejadian alam nyata seperti bencana, cuaca buruk, tersesat dll. Ada juga kejadian yang kadang tidak masuk akal, seperti yang dialami teman-teman saya saat mendaki di gunung Lawu ini.

*****

Dari pagi, rombongan ini sudah bersiap-siap untuk mendaki dengan membawa bekal secukupnya. Mereka berencana muncak melalui Cemoro Andong, Karanganyar. Kedatangan mereka disambut oleh seseorang yang mengaku sering menemani para pendaki hingga ke puncak. Mungkin beliau adalah juru kunci gunung Lawu.
Setelah berbincang seperlunya, rombongan yang terdiri dari tiga orang -Arman, Agil, Dwi- ditambah satu guide memulai pendakian. Tiba-tiba ada seekor burung jalak yang mendekat, dan selalu terbang mendahului mereka. Namun tidak pernah menjauh, seolah memberi petunjuk jalan.

Beberapa jam selama pendakian, hanya diwarnai kebisuan. Setiap pertanyaan mengenai alam yang dilontarkan oleh Arman maupun teman lain, tidak mendapat jawaban apapun. Si guide diam saja, hanya bercerita tentang beberapa hal mengenai kehidupan pribadinya saja. Ini sangat membosankan bagi Arman dan kawan-kawan. Heeeee aneh kan ya?

*****


Doc. Koleksi pribadi

Hari mulai gelap, akhirnya Arman dan rombongan sampai di sebuah gua. Di dekat gua ada tenda yang lumayan besar, di dalam terdengar beberapa orang sedang bercerita. Mereka terlihat asik, hingga tertawa bersama. Nampak seseorang keluar dari tenda dan menyapa rombongan Arman. Maka terjadilah obrolan hangat. Tidak hanya ngobrol, Arman juga disuguhi kopi dan cemilan.
"Silahkan diminum mas". Tawaran dari seseorang berbaju putih yang tadi menyapa.
"Ya mas, terima kasih". Dwi menjawab dengan penuh semangat.
Serasa bertemu dengan mata air digurun pasir, adanya orang lain yang ramah, asik di ajak ngobrol dan selalu menebar senyum membuat Agil, Arman dan Dwi betah. Sang guide tetap diam, tanpa ada kata yang keluar.

Sebenarnya, Arman tidak menginginkan ada guide. Entah mengapa orang asing yang selalu diam itu terus membersamai mereka. Kalau sepanjang pendakian hanya diam saja, terus fungsi utama dia ada untuk apa? Bahkan menyebutkan nama saja tidak mau. Ah, sangat membosankan.


Doc. Koleksi pribadi

Di sekitar gua, ternyata ada mata air.
"Ini namanya Sendang Drajat mas, airnya kadang penuh kadang surut", ucap sang guide. Entah kenapa kali ini dia mau bicara.

*****

Empat gelas kopi dan seplastik kacang rebus telah tandas, Arman mengucapkan terima kasih dan mengajak rombongan melanjutkan pendakian.

Sampailah mereka di puncak gunung Lawu, kata sang guide nama puncak gunung ini bernama Hargo Dumilah. Dan disini ternyata ada sebuah warung yang menyediakan menyediakan berbagai makanan dan minuman. Ini sangat membantu mereka yang hanya membawa bekal sedikit. Setelah dirasa cukup istirahat, mereka pun mendirikan tenda.

Sembilan jam pendakian dari bawah hingga puncak telah menguras tenaga Arman dan teman-teman. Apalagi mereka tidak biasa mendaki. Badan terasa pegal dan sangat lelah.

Malam hari, mereka melakukan doa bersama di makam Singo Dirjo, yang berada di puncak. Dilanjutkan dengan kegiatan malam seperti biasa, makan, ngobrol dan sholat. Lalu segera tidur.

*****

Hawa dingin terasa begitu menggigit hingga tulang. Udara sejuk menyambut para pendaki. Sinar matahari juga belum menampakkan diri. Kabut tipis menemani Arman and the geng, bersiap untuk kembali menuruni gunung Lawu.

Perjalan kali ini masih sama seperti saat naik. Sang guide masih menjalankan aksi membisunya. Tetap berjalan mencarikan arah pulang tanpa kata. Dan masih ditemani burung Jalak yang setia mengawal rombongan.

Sesampainya di depan gua, mereka terkejut karena tidak ada tenda ataupun tanda-tanda bekas didirikan tenda. Hanya ada batu besar disana. Padahal mereka masih ingat betul, semalam istirahat dan ngopi bersama disini.

"Pak, bukankah semalam ada tenda disini? Kenapa sekarang hanya ada batu besar? ", Dwi bertanya.
Hanya saja pertanyaannya hanya dijawab dengan seulas senyum, tanpa sepatah kata pun.
Arman merasakan aura yang berbeda, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi rasa ingin tahunya ini harus terpendam.
"Yang penting tidak terjadi apa-apa mas", sang guide buka mulut juga, tetap dengan senyumnya yang mengembang.

Akhirnya sampai kaki gunung Lawu juga. Mereka pun istirahat.

"Maaf ya mas-mas semua, saya tidak bisa menjawab setiap pertanyaan selama pendakian. Karena memang tidak boleh". Pak guide akhirnya bercerita juga.

"Air di Sendang Drajat itu airnya pasang surut mas, sesuai niat para pendaki. Kalau punya niat tidak baik, maka airnya surut bahkan kering".

"Oh gitu", Arman menimpali.

"Iya mas, tenda yang berada didekat gua semalam itu, sebenarnya tidak ada. Karena mas-mas ini sudah sopan ditempat kami, jadinya mereka menyambut dengan baik", senyum pak guide lagi.

"Terus, yang ngasih kopi siapa pak?", Dwi makin penasaran atas cerita pak guide.

"Ada lah". Jawaban singkat yang terpaksa membuat puas yang bertanya.

"Oh ya mas, saya juga membawa kerikil dikantong. Agar tidak hujan selama pendakian".

"Maaf ya mas-mas, saya pamit pulang dulu". Pak guide mengundurkan diri.

"Ya pak, terima kasih sudah mendampingi kami, kalau boleh tahu nama bapak siapa? ", Agil sangat penasaran.

"Tidak usah saya beri tahu ya mas", ucapnya sambil mengajak bersalaman.

Agil menyelipkan amplop saat bersalaman, namun ditolak pak guide. Lalu dia pergi.

Arman, Agil, dan Dwi masih merasa heran dan bingung sama pak guide.

Selesai
Diubah oleh betiatina 14-01-2020 16:51
ceuhetty
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.4K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.