Pada Rabu 18 September 2019, HMD Global sebagai home of Nokia phones mengundang KASKUS untuk datang ke sebuah "workshop kekinian" di sebuah kafe di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Awalnya gue kira ini workshop buat motret-motret lagi nih, mengingat HMD Global dan Nokia memang beberapa waktu lalu bikin kegiatan motret-motret malam hari di Jakarta dan Malang dengan device murah meriah mereka Nokia 2.2. Tapi yang ini ternyata workshop-nya agak berbeda.

Nokia mengajak beberapa komunitas dan blogger buat kumpul-kumpul dan kenalan lebih dalam nggak cuma tentang fitur Google Assistant dengan tombol dedikasi yang dimiliki oleh Nokia 2.2, tapi juga untuk menjadi lebih kekinian soal tanaman dengan mempraktekkan langsung membuat Kokedama.

"Sekarang kan zamannya lagi serba kekinian, yang kita nggak boleh ketinggalan juga kekinian soal tanaman nih, makanya hari ini kita mau ngajak teman-teman untuk membuat Kokedama,"kata Miranda Warokka, Head of Marketing, HMD Global Indonesia yang turut hadir dalam workshop tersebut. Ternyata Mbak Miranda juga memang hobi nih memelihara tanaman dan berkebun dengan teknik Kokedama ini.

Bicara soal selalu kekinian, ini juga nyambung sama slogan smartphone Android Nokia 2.2 sebagai keluarga Android One dari Google yang mendapat jaminan update OS dan Security Patch setiap bulan selama dua tahun. Sehingga lo sebagai pengguna smartphone Nokia pun akan #DijaminSelaluKekinian.

Apa sih Kokedama itu?



Pertanyaan ini yang pertama kali muncul di kepala gue waktu diajak buat ikutan workshop ini. Apa sih sebenarnya Kokedama itu? Gue sendiri masih sangat awam dengan hal-hal berbau Jepang (seringnya main di area KEKOREAAN soalnya wkwkwkwk). Sangat awam banget juga sama hal-hal yang berhubungan dengan bercocok tanam kayak gini.

Mengutip dari Trubus Online, Kokedama didefinisikan sebagai seni membuat pot yang praktis, hidup, dan murah dengan menggunakan media tanam lumut. Jadi tanaman dilatih hidup dalam bola lumut. Sementara Dekorumamenulis media tanam Kokedama bisa juga menggunakan lumpur yang dipadatkan. Secara bentuk memang kedua sumber menjelaskan kalau Kokedama selalu dibentuk bundar seperti bola. Dalam perkembangannya, media tanam Kokedama pun bervariasi. Seperti yang gue coba di event workshop kekinian Nokia 2.2 kemarin menggunakan sekam yang dilapisi dengan serabut kelapa.


Sejarah Kokedama



Lahir di Jepang, Kokedama ini adalah sebuah seni tanam-menanam yang sudah ada sejak zaman Edo. Kira-kira 400 tahun yang lalu deh awalnya. Tapi kalau dilirik ke belakang lagi, kebiasaan manusia dalam menggantung tanaman sudah populer sejak 26 abad ke belakang. Nah sebelum akhirnya tren Kokedama ini melanda Indonesia, seni menanam ini terlebih dulu masuk ke Eropa di awal abad 21.

"Bangkitnya Kokedama" menjadi topik dalam sebuah artikel koran Inggris The Telegraph di tahun 2012. Barulah di 2014 tren ini masuk ke Indonesia di Kota Bandung dan akhirnya bertahan sampai sekarang ini dengan berbagai jenis tanaman yang dibuat bonsai Kokedama.

Ternyata membuat Kokedama itu mudah!



Buat yang nggak terbiasa dengan tanah atau media tanam serta tanaman, mungkin akan merasa terintimidasi dengan keharusan untuk memindahkan tanaman dari pot ke media tanam baru dan membuat Kokedama ini. Gue pun demikian ketika pertama kali melihat prosesnya. Apalagi ada keharusan untuk membuat bentuk bundar yang rapi dan "sempurna". Wah, agak susah deh karena gue anaknya nggak terampil.

Tapi setelah benar-benar dicoba di sesi workshop kemarin, ternyata prosesnya nggak sesulit itu. Masing-masing peserta mendapatkan starter pack Kokedama dari Happy Green Side yang berisi: sekam, kassa, serabut kelapa, dan benang. Tanamannya sendiri disediakan terpisah dan bisa dipilih sendiri. Proses membuat Kokedama pun sebenarnya sederhana:



1. Memindahkan tanaman dari pot ke media tanam baru yaitu sekam. 

Ketika memindahkan, harus dipastikan bahwa akar tanaman yang akan dibuat Kokedama harus bersih terlebih dahulu. Ya nggak bersih-bersih banget juga sih, yang penting nggak ada sisa tanah yang terlalu banyak di akarnya.

2. Sekam diletakkan secukupnya di atas lembaran kassa lalu dibentuk bundar.

Setelah akar tanaman ditanam ke dalam sekam. Setelah bentuknya cukup rapi, bagian atasnya diikat dengan benang secukupnya sampai bentuk bundarnya bertahan.

3. Lalu bagian luar kassa dibalut dengan serabut kelapa.

Seluruh permukaan kassa harus tertutup dengan sempurna. Di sini sih menurut gue bagian susahnya karena kita harus membuat bentuknya bundar dan rapi sehingga bisa berdiri tegak ketika mau dipajang di meja misalnya (kalau mau digantung ya nggak rapi-rapi amat sebenarnya nggak apa-apa).

4. Diikat sekelingnya dengan benang.

Setelah bentuknya memuaskan, gunakan benang untuk membuat jaring-jaring pengikat di sekeliling bundaran Kokedama yang sudah dibalut serabut kelapa. Lalu ikat mati.

Selesai!

Ini hasil kreasi gue kemarin ya meski tidak sempurna karena kesempurnaan hanya milik Bunda Dorce.


Perawatan Kokedama yang sederhana

Tanaman yang ditanam dengan media tanam baru dalam bentuk Kokedama ini nggak akan tumbuh terlalu besar pada akhirnya sehingga perawatannya pun jadi minimal. Setelah proses di atas selesai, Kokedama hanya perlu dicelupkan ke dalam air selama tiga menit, lalu diangkat dan airnya diperas sampai seminimal mungkin. Tidak perlu terlalu sering kena matahari juga, sesekali saja tidak apa-apa katanya.

Proses perendaman yang tiga menit ini bisa dulakukan tiga kali sehari. Nggak perlu setiap hari.



Kalau semisal tanaman Kokedama lo tiba-tiba kering atau mati, mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkan demikian. Untuk itu lo tinggal tekan tombol Google Assistant di Nokia 2.2 dan tanya ke Google aja kenapa. Hihihihi... Nokia 2.2 dibanderol Rp 1.799.000 aja GanSis. Ponsel ini sudah ditenagai dengan kamera dengan mode low-light yang oke dikelasnya.

Nah, selamat mencoba!