Kalau di thread sebelumnyaTS sudah menjelaskan apa itu podcast, kali ini TS coba membahas lebih lanjut tentang perbedaan youtuber dan podcaster.

Untuk kamu yang sudah hobby ngevlog dan punya channel youtube sendiri, menjadi keduanya bisa jadi pilihan. Bikin podcast dan direkam audio maupun video. Output audio diupload ke podcast dan visual-audionya bisa diupload ke youtube. Satu kegiatan dua konten. Raditya Dika adalah salah satu influencer yang sudah melakukan ini. Tapi bagi kalian yang belum punya channel youtube sendiri (seperti TS), baiknya sih menjajal jadi podcaster dulu. Kenapa?





Beda dengan youtuber yang butuh kamera yang memadai, lensa, lighting, dll. Itu dari sisi tools. Dari sisi kitanya sendiri meski dandan supaya good looking di depan camera. Se-gak-suka-dandannya seorang youtuber, minimal banget mandi lah. Seapes-apesnya cuci muka!

Jadi podcaster cenderung lebih simple. Modal HP doang aja bisa kok. Earphone bawaan HP yang ada mic-nya lebih recomend. Meski kalau ada duit lebih bisa tambah tools lain yang memadai. Tinggal rekam dan edit seperlunya. Ngeditnya bisa di aplikasi juga. Enak deh di era sekarang. Semua sudah disediain tinggal download, instal dan pake. Meski yang gratisan biasanya ada iklannya. Gapapa lah. Iklan gak bikin kita mati kok

Dari sisi kitanya, gak harus dandan, cuy! Gak mandi juga gak ada yang tau. Pake kolor atau kain sarungan doang juga gak ada yang ngelarang haha... Selama lo gak bilang-bilang, pendengar gak akan tau.





Mendengarkan siaran podcast gak kayak nonton video youtube yang gak bisa disambi melakukan hal lain. Cukup pasang headset, udah deh. Sambil di perjalanan di dalam kereta atau angkutan umum, juga bisa. Sambil masak juga bisa. Apalagi kalau podcast yang didengerin membahas soal masak-memasak.

Lebih private juga. Coba nonton video di busway. Bisa aja orang sebelah ikutan nonton. Risih kan? Kalau dengerin podcast kan enggak.





Meski gak kayak youtube yang sudah terbukti melahirkan banyak OKB (Orang Kaya Baru) dan OKYMK (Orang Kaya Yang Makin Kaya) karena channel youtube-nya, jadi podcaster juga bisa mendulang rupiah kok. Darimana? Sama aja dari iklan. Bisa berupa endorse yang diselipin ke materi podcast, bisa juga iklan audio di awal-tengah-akhir siaran. Mirip dengan iklan radio lah.

Sumber lain dari mana? Dari pihak lain yang membeli siaran podcast kita. Misal radio tertentu yang tertarik dengan podcast kita untuk disiarkan di radio mereka.

Tapi memang di awal, mending konsisten dulu bikin siaran podcast dan perbaiki isinya. Konsistensi sangat diperlukan agar pendengar podcast kita juga gak lari. Juga untuk menggaet pendengar-pendengar baru.





Jangan ngeres dulu. Yang TS maksud adalah, relationship atau ikatan emosional seorang podcaster dengan pendengarnya lebih intim ketimbang seorang youtuber dengan viewers-nya. Kok bisa? Karena pada dasarnya, komunikasi itu ya berbicara dan mendengarkan. Gak heran, mereka yang mendengarkan podcast atau radio bisa senyam-senyum sendiri saat dengerin siaran podcast atau radio. Bahkan relationship yang terjalin juga lebih akrab.

Temen TS yang penyiar radio mengaku sering mendapat undangan ultah atau resepsi pernikahan dari pendengarnya. Bahkan selama dia siaran bisa dikatakan gak pernah kelaparan karena ada saja yang kirim makanan ke studio. Tapi bukan berarti siaran podcast ngarep dikirim makanan juga ya? Hehe...

Mungkin itu saja. Sampai jumpa di thread TS selanjutnya...