Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

TaraAnggaraAvatar border
TS
TaraAnggara
Sosok Lain
Cerpen Horor, Bertema Pendakian
Sosok Lain

Pertama kali ini bikin cepen genre horor, dan sumpah itu susah banget. Secara TS ini penakut, mana temanya pendakian lagi. Sedangkan TS tidak punya pengalaman mendaki. So, harap di maklumi jika terasa hambaršŸ˜ƒ.

Sebelumnya TS ingetin ya, semua nama tokoh dan kejadian hanya fiski semata. Jika ada kesamaan itu hanya kebetulan semata. Eak!!! Udah kaya sinetron aja.

Sosok Lain
sumber : pixabay




******
Hawa dingin menyambut kedatangan rombongan pendaki yang terdiri dari Ilham, Fikri, Bagas, Elsa, dan Ayu saat tiba di danau Ranu Kumbolo--salah satu danau yang ada di jalur pendakian gunung Semeru. Rasa lelah hilang seketika melihat pemandangan yang ada di hadapan mereka.

Sosok Lain
sumber : di sini

Danau dengan air berwarna biru terhampar luas. Di sekeliling danau tumbuh pohon-pohon besar menjulang tinggi menyerupai perbukitan. Sesekali terlihat sekawanan burung hinggap di pepohonan.

"Sumpah, ini indah banget guys," seru Bagas, takjub. Ia meletakkan tas ransel miliknya di atas rerumputan, kemudian berlari persis ke tepi danau.

"Karena keindahannya inilah banyak pendaki mendirikan tenda di sini Gas. Dan akan tampak lebih indah di pagi hari, saat matahari terbit." Jelas Ayu yang sudah berdiri di samping Bagas. Perempuan berkulit putih itu menarik nafas dalam, membiarkan udara segar masuk ke dalam rongga dada.

Bagas mengangguk-angguk. Dari ke-empat sahabatnya, hanya ia sendiri yang tidak punya pengalaman naik gunung.

"Guys, hari sudah sore, lebih baik kita cepat-cepat dirikan tenda," Celah Fikri dengan nafas terengah-engah. Butir-butir peluh mengalir deras dari kedua pelipis lelaki bertubuh gempal itu.

"Bener kata Fikri. Fik, kamu bantu cewek-cewek bangun tendanya. Sementara aku dan Bagas cari kayu bakar buat bikin api unggun." Sambung Ilham, sang ketua kelompok dengan semangat.

"Siap Bos," sahut ke-empat sahabatnya secara serentak, kemudian mereka menjalankan tugas masing-masing.


****
Malam menyambut, terang tergantikan dengan malam yang pekat. Hawa dingin terasa menusuk tulang, membuat persendian terasa kaku. Lelah yang menguasai kelima pendaki itu membuat mereka memutuskan untuk tidur lebih awal.

"Gas, ingat ya, jangan bangun kesiangan biar kita bisa cabut pagi-pagi besok. Secara kamu ini kan lelet," Pesan Elsa sebelum masuk dalam tenda.

"Iya, bawelll." Bagas mencubit pipi cabi Elsa dengan kedua tangannya.

"Au! Sakit tau Gas," protes Elsa sambil berusaha menyingkirkan tangan Bagas dari pipinya.

"Weeek, syukurin." Bagas menjulurkan lidah membuat Elsa semakin kesal.

Melihat tingkah mereka, ketiga temannya terkekeh. Elsa dan Bagas memang seperti kucing dan tikus saat bersama, namun akan saling merindukan saat dua hari saja tak bertemu.


***
Tepat tengah malam.

"Ham, Ilham." Bagas mengguncang tubuh Ilham pelan.

"Iya, ada apa," Ilham menjawab panggilan Bagas dengan mata terpejam antara sadar dan tidak.

"Temenin kencing yuk," bisik Bagas. Namun kali ini tidak ada jawaban.
Rasa lelah yang teramat sangat membuat Ilham begitu payah untuk membuka mata.

Bagas beralih membangunkan Fikri, yang tidur di sebelah Ilham. Sayangnya Fikri sama sekali tidak menanggapi panggilan Bagas. Sepertinya ia tak mendengar.

"Uh, dasar kebo," gerutu Bagas.

Setelah beberapa kali berusaha membangunkan kedua temannya, dan hasilnya nihil. Akhirnya dengan terpaksa Bagas pun keluar sendiri sambil terus memegangi perut datarnya.

Dengan langkah tergesa ia segera menuju semak-semak, tidak jauh dari tenda untuk menuntaskan hajatnya. Sebenarnya di kawasan pos sudah tersedia toilet sederhana, tapi Bagas lebih memilih kencing di semak-semak.

Bagas hendak membalikkan badan, ketika sebuah tangan dingin tiba-tiba mendarat di bahunya. Bagas menelan ludah. Tenggorokannya tercekat dan jantungnya berdebar sangat kencang.

"Si ... si ... siapa kamu." Bagas tergagap.

"Ini aku," jawab singkat satu suara di belakang Bagas. Ia pun memberanikan diri menoleh. Sesosok lelaki dengan tinggi sekitar 170 cm sedang menatapnya dingin.

"Ilham, ngapain kamu di sini?" Tanya Bagas heran, mengingat barusan Ilham terlihat begitu lelap dalam tidur.

"Ke danau yuk," ajak Ilham tanpa mempedulikan pertanyaan Bagas kemudian berjalan ke arah danau.

Bagas mengerutkan kening melihat tingkah Ilham, namun tanpa berpikir panjang ia mengikuti langkahnya.

"Lihat, bayangan rembulan dari atas permukaan air itu, indah kan?" Ilham membungkukkan separuh badannya ke atas permukaan air yang tampak berkilau karena pantulan cahaya rembulan.

Bagas terkekeh, "Udah kaya film-film India aja kamu Ham," canda Bagas sambil mengikuti apa yang dilakukan Ilham.

Jantung Bagas terasa berhenti berdetak, ketika menyadari bayangan Ilham tidak tampak di atas permukaan air. Bagas pun menoleh, betapa terkejutnya ia melihat sosok Ilham kini berubah wujud menjadi lelaki dengan wajah hancur dan darah bercucuran dari dahinya.

Bagas akan berlari ketika tangan kokoh lelaki tersebut menarik pergelangan tangannya. Sekuat tenaga, ia pun mencoba meloloskan diri dari cengkraman lelaki jelmaan Ilham itu. Ia berhasil, lalu dengan nafas terengah berlari menuju tenda. Rambut Bagas yang gondrong sebahu sudah basah oleh keringat, namun ia tak kunjung sampai di tenda karena ia selalu kembali lagi ke tepi danau. Saat Bagas ingin berteriak minta tolong, tiba-tiba angin kencang bertiup menghilangkan keseimbangan tubuhnya.


***

Suara kicauan burung bersahut-sahutan, membangunkan Ilham dari tidurnya. Ia melirik jam di pergelangan tangannya kemudian menoleh ke kiri dan kanan.

Tumben Bagas bisa bangun sepagi ini, tanpa di bangunin lagi, desis hati Ilham.

"Fik, Fik, bangun. Udah jam 5 nih." Ilham menyikut tubuh Fikri beberapa kali. Tanpa menunggu lama, Fikri segera membuka mata.

Elsa dan Ayu masing-masing sedang menikmati secangkir kopi di dekat api unggun, saat Ilham dan Fikri muncul.

"Eh, kalian udah bangun?" Sapa Ayu saat menyadari kehadiran mereka, "Bagas mana?" tanyanya.

"Hemmm, pasti dia masih ngorok," sahut Elsa dengan bibir di monyongkan.

"Loh, bukannya Bagas udah bangun. Dia udah nggak ada di tenda saat kami bangun," jelas Ilham.

Elsa dan Ayu saling melempar pandangan, "Nggak tuh, kami nggak lihat Bagas sejak kami berada di sini," sanggah Elsa.

Beragam pertanyaan mulai berkecamuk dalam benak mereka mengingat Bagas sangat penakut, tidak mungkin dia pergi sendiri sepagi itu.

"Mungkin dia lagi buang air kecil, biar aku tengok di toilet." Ujar Fikri mencoba untuk tenang. Ia berlalu menuju toilet di ikuti ketiga temannya. Namun Bagas tidak ada di sana. Mereka kemudian mencari di sekeliling danau, namun tak juga menemukan Bagas. Setelah menyisir kawasan danau, Ilham baru ingat bahwa antara sadar dan tidak ia mendengar Bagas memanggilnya semalam.

"Artinya Bagas tidak ada di tenda sejak semalam," ucap Ayu dengan mata terbelalak setelah mendengar apa yang di katakan Ilham.

Detik berlalu, menit berganti jam, namun batang hidung Bagas tak juga terlihat.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menghubungi tim SAR. Saat Tim SAR tiba Ilham menjelaskan apa yang terjadi sejak awal pada 10 lelaki berseragam oranye itu.

Pencarian pun di lakukan di kawasan danau dan sekitarnya namun hasilnya nihil. Suasana berubah panik, Elsa dan Ayu mulai menangis membayangkan hal buruk terjadi dengan Bagas. Dan benar saja! dua hari setelahnya, Bagas di temukan tewas mengambang di danau.

Elsa, Ayu, Ilham, dan Fikri berteriak histeris saat jasad Bagas di angkat ke darat. Raut kesedihan tampak menghiasi wajah keempat sahabatnya itu, terutama Elsa. Pertengkaran-pertengkaran konyol dirinya dengan Bagas kembali berkelebat dalam minda. Dari ketiga sahabatnya, memang ia lah yang paling dekat dengan Bagas.










End


Cilacap, 24 September 2019
Diubah oleh TaraAnggara 29-09-2019 04:39
ceuhetty
sebelahblog
zafinsyurga
zafinsyurga dan 17 lainnya memberi reputasi
18
799
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThreadā€¢84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.