Suara Tanpa Wujud

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat agan dan sista dimanapun kalian berada
Kali ini saya mau berbagi cerita misteri yang pernah dialami waktu mendaki ke puncak gunung ijen bersama rekan-rekan kerja

Peristiwa ini terjadi tahun 2010 silam. Saat itu kami berenam berangkat dari kota kami menuju Banyuwangi. Rencana kami ingin menikmati liburan di puncak gunung ijen untuk menikmati keindahan Blue Fire atau yang dikenal api biru di kawah ijen. Saya, Rifki, Maya, Mery, Ihsan dan Hendra. Kami mengendarai mobil mini MPV keluaran tahun 2002, saat itu berangkat sekitar jam 11 siang. 7 jam perjalanan menuju Banyuwangi kami lalui dengan lancer tanpa ada kendala apapun. Begitupun ketika sudah sampai di tempat parkir wisata gunung ijen, yang mana hari sudah mulai petang tapi tidak ada satupun keanehan yang kami alami.



Malam pun tiba..
Jam 9 malam ketika kami sudah selesai makan malam dan sudah siap-siap untuk mendaki bersama rombongan lain, keanehan itu dimulai. Rifki yang pada saat itu ingin membuang sampah ke tempat yang agak jauh dari tempat kami istirahat seolah mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

“Din, barusan kayak ada yang manggil saya waktu buang sampah” kata Rifki sesaat setelah buang sampah.
“Mungkin ada orang yang kenal sama kamu Rif” Jawabku
“Entahlah… Biarin aja. Yuk siapkan tas nya, yang lain udah siap tuh” Lanjut Rifki

Saya lalu menyiapkan tas dan botol air minum untuk segera bersiap berangkat bergabung bersama teman-teman yang lain.

Diawal perjalanan kami bersama 4 rombongan lain yang entah dari mana mereka berasal. Mungkin sekitar 30 orang. Diawal perjalanan itu pula kami lalui hanya dengan ngobrol-ngobrol sesekali saja, karena menurut Rifki kalau mendaki sambil ngobrol itu akan membuat tubuh cepat lelah.

“Apa Rif?” Kata Maya tiba-tiba
“Apa May?” Jawab Rifki

“Lho.. Tadi kamu manggil saya” Jawab Maya lagi
“Siapa yang manggil, saya dari tadi sambil dengerin musik nih” Ketus Rifki kembali

“Lalu siapa yang manggil?” Kata Maya
“Ah mungkin kamu salah dengar May.. sudah lah ayo terus lanjut sambil perbanyak doa” Kata Rifki sok menasehati padahal dia sendiri mulai merasakan keanehan.

Sekitar satu jam perjalanan kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Toh kami juga sudah ketinggalan jauh dari rombongan lain.



Ditempat isitirahat inilah keanehan itu dirasakan oleh Mery dan Ihsan
Mery yang saat itu sedang makan camilan tiba-tiba kaget karena seolah-olah ada yang memanggilnya tepat dari belakang ia duduk. Sementara Ihsan juga seketika melihat kearah Mery, padahal jarak mereka berdua ada sekitar tiga meteran.

“Hei barusan ada yang manggil saya dari belakang tuh.. Kok jadi merinding gini ya” Kata Mery pada kami
“Iya Mer, barusan aku juga dengar suara itu” Kata Ihsan

Mereka berdua merasa aneh karena mustahil ada orang dibelakang Mery, padahal disana hanya tumbuhan liar dan pepohonan dengan kondisi gelap gulita.

“Halahh… kalian pasti berhalusinasi karena capek” Kata Rifki menengahi
“Nggak kok.. suara itu jelas banget” Kata Mery lagi
“Ya sudah sekarang kita berdoa dulu trus lanjut lagi, keburu rame nanti dipuncak” Kata Rifki lagi

Seketika hening karena kami berdoa sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
Beberapa menit setelah kami berangkat, tiba-tiba ada suara seperti benda jatuh yang diiringi suara orang seolah-olah kesakitan. Mery yang merasa paling jelas mendengar suara itu seketika menjerit

“Astaghfirullah.. apa yang jatuh barusan teman-teman?” Kata Mery

Kami tidak menjawab karena kami semua mendengarnya, sehingga spontan mengarahkan senter ke sekeliling untuk mencari sumber suara itu. Hasilnya nihil, tidak ada apapun. Tapi suara rintihan kesakitan itu samar-samar masih terdengar.

“Ayo kita percepat langkah kita kawan.. sepertinya memang ada yang aneh sejak kita mulai mendaki tadi” Kata Rifki
“Huss.. kamu jangan menakut-nakuti kami Rif” hardik Ihsan.
“Iya nih.. tambah merinding gini kan jadinya” sahutku

Sementara kami berdebat, Maya dan Hendra masih mengarahkan senter ke sekeliling untuk mencari sumber suara. Mereka berdua sepakat kalau memang rombongan kita ini ada yang menemani, cuma memang tidak nampak.

Kami lanjutkan perjalanan dengan langkah yang sedikit dipercepat dari pada sebelumnya. Namun tepat di area tanjakan terakhir dimana ada pohon besar disitu kami berenam jelas mendengar ada suara orang batuk-batuk. Suara tersebut seperti suara lelaki dewasa. Apalagi ditambah dengan bau wewangian mirip kemenyan, lengkaplah ketakutan kami yang segera merespon dengan berlari tanpa komando

Saat mencapai puncak dan mulai terlihat rombongan lain, saat itulah kami merasa lega. Maya yang berada di barisan paling belakang tadi bercerita kalau suara orang batuk tadi berganti dengan ucapan “Jangan lari… jangan lari..” saat kami memutuskan untuk berlari.

“Capek nih.. siapa ya yang mengikuti kita dari tadi, suaranya kok beda-beda” Tanya Maya pada kami
“Sudahlah jangan dibahas sekarang.. ayo kita ngumpul bareng rombongan lain” Jawab Rifki
“iya kita perbanyak berdoa saja semoga setelah ini tidak ada lagi yang mengganggu kita” Seloroh Ihsan
“Aamiinnnn…” Jawab kami kompak

Dan memang setelah itu, dari kami foto-foto menikmati indahnya pemandangan di puncak Gunung Ijen hingga kami kembali ke tempat kami memarkirkan kendaraan tidak ada lagi suara-suara aneh yang mengganggu.

Sampai kembali pulang ke kota kami tidak henti-hentinya membahas tentang “Suara tanpa wujud” yang mengiringi pendakian kami. Mungkin suara itu miliki penunggu disana yang tidak suka atau memang sengaja iseng mengganggu perjalanan kami. Entahlah…

Terima kasih gan sist sudah membaca cerita misteri ini. Kejadian ini murni pengalaman pribadi. Foto-foto yang disertakan adalah dokumentasi saya dan rombongan pada saat itu. Mohon dikoreksi apabila ada kesalahan dalam penulisan cerita pendek ini ya...