Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fakeidmAvatar border
TS
fakeidm
Benarkah Rektor UI turut cawe-cawe dalam Pilrek UI ?
Benarkah Rektor UI turut cawe-cawe dalam Pilrek UI ?Pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) memasuki tahap berikutnya, yaitu terpilihnya tiga besar kandidat. Naga-naganya, lolosnya tiga kandidat itu tak lepas dari pengaruh politik kekuasaan, bukan karena hasil seleksi murni.

Adapun ketiga nama yang menjadi calon kuat Rektor UI periode 2019-2024 itu adalah Prof. Dr rer nat Abd Haris; Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, PhD; dan Prof. Dr dr Budi Wiweko, MPH, SpOG(K).

Hal ini berdasarkan Berita Acara BA-461/UN2.MWA/OTL.01/2019 tanggal 19 September 2019 yang ditetapkan dalam Rapat Paripurna Majelis Wali Amanat UI (MWA UI) pada Kamis (19/9/2019).

Sebelum mengerucut menjadi tiga besar, terdapat tujuh calon rektor UI. Keempat calon lainnya yaitu dr Agustin Kusumayati, MSc, PhD; Dr Ir Arissetyanto Nugroho, MM, IPU, CMA, MSS; Prof Dr Bambang Wibawarta, SS, MA; dan Prof Hikmahanto Juwana, SH, LLM, PhD.

Publik agak terkejut dengan tidak lolosnya nama Prof. Hikmahanto Juwana dalam proses seleksi tersebut. Pasalnya, diantara 7 calon itu, Prof. Hik cukup terkenal, baik di kalangan akademisi maupun pejabat di Istana.

Tentu saja, itu bukan tanpa sebab. Tidak lolosnya nama-nama itu kemungkinan karena ada jegalan kelompok lain.

Di sisi lain, ada selentingan yang berkembang di internal UI bahwa Rektor saat ini (Prof. MA) turut "cawe-cawe" dalam proses seleksi tersebut. Intervensi itu dimainkan untuk meloloskan salah satu kandidat hingga proses 3 besar.

Dugaannya, Prof MA ini berusaha mati-matian meloloskan salah satu kandidat yang berinisial AH. Sejumlah momen pun menunjukan kedekatan Prof. MA dengan AH ini.

Lantas mengapa Prof. MA pasang kaki ke AH? Kemungkinan besar terkait dengan usaha untuk melindungi jaringan radikal yang sudah tertanam kuat di UI.

Prof. MA ini disebut-sebut memang 'orang' dari kekuatan radikal tersebut. Setelah lengser nanti, dia ingin jaringannya yang akan melanjutkan kepemimpinan di UI. Atau setidak-tidaknya, orang yang bisa melindungi kelompok tersebut dari 'pembersihan' saat ini.

Kita tahu, beberapa waktu lalu, sejumlah riset menunjukan bahwa UI termasuk PTN yang terpapar paham radikal. Selain itu, ada sejumlah pejabat teras UI yang dicopot karena terindikasi radikal.

Karena kondisi seperti itu, kelompok radikal tersebut saat ini sedang di ujung tanduk. Kalau tak ada pimpinan UI yang bisa melindunginya, maka jaringan yang sudah berusia puluhan tahun itu bisa habis dibabat.

Karenanya, mereka butuh suksesi kepemimpinan di pucuk pimpinan UI saat ini. Prof. MA pun akhirnya mencari sosok yang bisa mengamankan jaringan tersebut di antara para Calon Rektor yang lolos. Dan, AH dianggap bisa mewakili aspirasi tersebut.

Karenanya, Prof. MA turut serta mengamankan langkah AH untuk menjadi Rektor UI berikutnya. Inilah kepentingan-kepentingan yang bekerja di balik proses Pemilihan Rektor UI saat ini.

Publik harus kritis dan berani menengok lebih dalam dari balik tembok UI untuk memonitor perkembangan politik antar kepentingan yang bekerja pada Pilrek UI saat ini.
Diubah oleh fakeidm 22-09-2019 13:15
apollion
apollion memberi reputasi
1
1.2K
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.