Indonesia itu gudangnya orang romantis dan setia. Boleh didebat, tapi menurut saya, kalaupun salah lebih baik kita jadikan kalimat itu kenyataan, karena kita punya modal sejarah untuk menjadikan itu kenyataan.

Dari sekian banyak orang yang pernah menjadi presiden di Indonesia, cuma seorang yang cintanya terbagi (ente-ente pasti tahu, tanpa ane harus sebut nama).

Mantan-mantan presiden Indonesia yang lain, pasangannya cuma satu seumur hidup, dan mereka semua punya kisah cinta yang mengharu-biru. P. Hatta dan Ibu Rachmi, P. Harto dan Ibu Tien, P. Habibie dan Ibu Ainun, Gus Dur dan Ibu Sinta Nuriyah, Bu Mega dan P. Taufiq Kiemas, P. Susilo dan Ibu Kristiani.



Lepas dari suka atau tidaknya dengan kebijakan dan kepribadian mereka sebagai seorang presiden, tapi dari segi cinta dan kesetiaan mereka sebagai pasangan, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dan teladani.

Tidak ada salahnya menurut saya, kalau media meng-eksploitasi hal ini, dan membawanya sebagai salah satu karakter bangsa Indonesia. Karena menurut saya (monggo silahkan dikoreksi kalau salah), dalam membangun budaya, persepsi itu tidak kalah penting dari realita.

Sebuah citra diri yang positif tentang siapa saya, dan apa arti-nya ketika salah satu identitas saya adalah orang Indonesia, adalah sesuatu perlu ditanam dan dikembangkan. Citra diri yang negatif, akan berakibat pada bangsa yang rasa nasionalisme-nya kurang. Mudah menyerah dan sulit bersatu-padu untuk membangun bangsanya.



Sementara citra diri yang positif, ketika itu sudah tertanam, bisa menjadi nilai-nilai yang memagari sebuah kehidupan bangsa.

Jadi kenapa tidak kita "manfaatkan" realita tentang kisah-kisah cinta dan kesetiaan dari mereka yang pernah memimpin negeri ini, sebagai bagian dari jati diri bangsa kita?

Tentu jangan sampai hanya itu saja yang menjadi citra diri kita sebagai satu bangsa.

Tetapi (sekali lagi menurut saya) apa salahnya, kalau kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, berupaya menanamkan dan menumbuhkan, apa saja yang baik, yang bisa kita tampilkan dan tanamkan sebagai citra diri dari bangsa Indonesia.

Jangan remehkan juga citra diri sebagai bangsa yang romantis dan setia, karena lahirnya manusia-manusia yang sehat, itu berawal dari keluarga yang harmonis. Jadi jika cinta dan kesetiaan, bisa tertanam sebagai karakter Bangsa Indonesia, maka keluarga-keluarga harmonis yang lahir dari citra diri yang positif ini, akan menghasilkan sumber daya manusia yang akan mengangkat harkat dan martabat bangsa.

------------------

Btw, jangan kalah dengan Perancis dan Italia.

Siapa tahu gan, kalau kita berhasil membuat bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang romantis dan setia, anak-cucu kita nanti enteng jodoh, dan kita dpt anak-cucu mantu dari berbagai belahan dunia.



Sumber referensi : opini pribadi.