Beberapa hari lalu Royal Navy (RN) umumkan desain frigate Arrowhead 140 sbg preferred bidder utk program frigate Type-31e. Desain Arrowhead 140 yg diajukan konsorsium Babcock Team 31 (terdiri dr Babcock, Thales, OMT, BMT dkk) pd dasarnya berbasis platform frigate Iver Huitfeldt class Denmark, yang dikembangkan Odense Maritime Technology (OMT) dan konon jg diincar sbg basis heavy frigate TNI-AL.

Proyek Type-31e lahir dr kebutuhkan utk mempertahankan postur RN dr sisi kuantitas. Tipe-26 frigate yg kini tengah dibangun RN awalnya digadang2kan utk menggantikan 13 frigate Type-23 yg masih operasional. Hanya saja biaya proyek Type-26 membengkak, sehingga diputuskan 8 hull type-26 saja yg dibuat, sementara anggaran sisanya dialokasikan utk mengakuisisi 5 frigate yg lebih murah.

Bukan tanpa alasan project frigate “terjangkau” RN ini dinamai Type-31e. Huruf ‘e’ ini menandakan bahwa frigate ini jg berpeluang utk diekspor. Barangkali ingin meniru jejak proyek frigate Type-26, yg meski sedang dibangun utk RN, tp sudah sukses membukukan ekspor ke Australia dan Kanada.

Mnrt sy Type-31e ini relatif kecil risikonya dr sisi pengembangan, krn bukan clean sheet design sptnya halnya Type-26. Makanya ngga heran kalau RN pasang aggressive timeline bwt jadwal akuisisinya; akhir tahun ini teken kontrak, thn 2022-2023 kapal pertama sdh diluncurkan. Dan budgetnya jg sangat “ambisius”, 1,25 miliar poundsterling utk 5 kapal atau 250juta pounds (USD 310jt) per kapal (ga jelas apakah ini termasuk tetek bengek spt senjata, sensor, CMS dll atau cuma hull doang).

Pengumuman Royal Navy ini barangkali bs memantapkan keyakinan TNI-AL utk menjatuhkan pilihan pd platform frigate Iver Huitfeldt atau turunannya, Arrowhead-140, sbg frigate masa depan TNI-AL. Selain desainnya proven (total 3 hull frigate Iver Huitfeldt dan 2 command ship Absalon AL Denmark), biayanya lebih terjangkau (setidaknya dr pengalaman AL Denmark dan proyeksi RN sendiri).

Jika TNI-AL menjatuhkan pilihannya pada platform Iver Huitfeldt/Arrowhead-140, sensor dan senjatanya mungkin ga perlu “wah” spt Iver Huifledt. Kalau memperhatikan gambar Arrowhead-140 versi ekspor di bawah ini, sensor dan weapon packagenya meliputi radar Thales NS-100 AESA, FCR Thales Sting EO Mk2, main gun Oto Melara 76mm (dg desain stealth cupola baru), serta secondary gun Bofors 40mm Mk4 dan RAM bwt CIWS-nya. CMS-nya klo menurut situs konsorsium Babcock Team 31 pakai Thales TACTICOS, yg cukup familiar bagi TNI-AL.

Adapun untuk area air defence dan surface-to-surface missilenya di gambar tsb terlihat setidaknya ada 32 cell vls (mungkin Mk41 vls), dan 8 launcher Kongsberg NSM.

Sensor dan weapon package Arrowhead-140 versi ekspor ini rasanya sih sdh cukup mumpuni utk kelengkapan heavy frigate TNI-AL kedepan. Untuk meningkatkan commonality dg sensor dan sistem persenjataan yg sudah dimiliki TNI-AL bisa saja Bofors 40mm Mk4 dan RAM digantikan dg Rheinmetall/Oerlikon Millenium gun 30mm (di posisi fore dan aft), dan 32 cell Mk41 vls dan Kongsberg NSM masing2 digantikan dengan (minimal) 24-cell VL MICA dan Exocet MM-40 Block-III spt yang terpasang pada KRI RE Martadinata. Kalau perlu, radar AESA Thales NS-100 klo dirasakan kemahalan bs jg diganti dg Thales Smart-S Mk2, radar yg jg terpasang di KRI REM.

Opini sy sementara ini Iver Huitfeldt/Arrowhead-140 merupakan pilihan cukup logis sbg basis heavy frigate TNI-AL masa depan (dg mengesampingkan kondisi geopolitik maupun perekonomian kedepan). Proven design, populasi banyak (3 Iver Huitfeldt + 2 Absalon milik Royal Danish Navy, dan 5 future Type-31e Royal Navy), dan biaya akuisisi relatif murah jadi poin plus Iver Huitfeldt/Arrowhead-140. Nah, bagaimana menurut agan2 sekalian?