Warga berinisial A(45)terpaksa merelakan sekitar 1500 itik yang berasal dari dua kandang miliknya yang berada di Ds. Tanggul Turus Kec. Besuki Tulungagung diungsikan ke kandang miliknya yang lain. Pasalnya kedua kandang ini selama kurang lebih dua tahun dinilai oleh warga sekitarnya menimbulkan pencemaran bau tidak sedap setiap hari. Apalagi apabila musim penghujan tiba.

Tak ayal, petugas gabungan dari Satpol PP, Dinas Perijinan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Peternakan dibantu oleh TNI dan Polri bersama-sama mengosongkan/memindahkan sebanyak kurang lebih 1500 itik dari dua lokasi kandang yang menjadi polemik tersebut dengan dasar selain ijin usaha pemilik sudah dicabut juga mendapat penolakan dari warga sekitar dan pemilik dinilai curang dengan jenis usaha yang dikatakannya dulu dalam mengurus ijin terdahulu berjenis usaha mikro.

Sebelumnya warga sudah lama mempermasalahkan keberadaan kandang ternak yg lokasinya dekat dengan pemukiman ini. Awalnya mereka berusaha melakukan pendekatan kepada A selaku pemilik dengan alasan karna bau yang ditimbulkannya.
Merasa tidak dianggap, kemudian warga mengadukan permasalahan ini ke tingkat desa untuk dilakukan proses mediasi.
Singkat cerita pemilik bersedia untuk mengosongkan kandang miliknya dengan membuat surat perjanjian diatas materai yang disaksikan oleh warga perangkat desa setempat dengan batas waktu enam bulan kedepan.

Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan,si pemilik tidak ada niatan sebagaimana yang telah dia janjikan sebelumnya, warga kembali mendatangi balai desa untuk menagih janji.

Di balai desa, pemilik diundang kembali untuk ditanya komitmen yang telah dibuatnya dulu. Dengan disaksikan perangkat desa setempat dan aparat berwenang lainnya, dengan tegas si pemilik mengingkari janji yang telah dibuatnya dan siap dituntut dengan hukum yang berlaku.
Massa yang bekumpul di balai desa berjumlah sekitar dua ratusan orang mulai memanas. Guna mencegah hal yang tidak diinginkan,pemilik diamankan ke dalam ruangan sembari aparat lain menenangkan warga yang mulai memanas tensinya diluar.



Singkat cerita Abeserta anak dan istrinya bersikukuh untuk tidak mengindahkan tuntutan warga yang notabene tetangganya sendiri dan sebagian masih mempunyai hubungan keluarga dengannya tersebut.

Satu minggu kemudian, setelah ijin usahanya dinyatakan dicabut karna dinilai tidak memenuhi ketentuan, aparat berwenang mengambil tindakan dengan memindahkan sebanyak 1500 ekor itik milik A ke kandang miliknya yang lain yang tidak berdekatan dengan pemukiman.

Berdasarkan penelusuran dilokasi, A beserta istri dan anaknya memang mempunyai sifat yang sangat acuh kepada lingkungan sekitar. Bahkan akses masuk ke lokasi peternakan miliknya yang harus melewati jalan desa ditutup bambu oleh warga setempat, mereka dengan cueknya setiap hari membuka barikade bambu tersebut untuk mengurus dan memberi makan ternak itiknya. Bahkan menurut warga, sudah sejak lama apabila warga ada yang mempunyai hajat, A beserta anak istrinya tidak pernah dihiraukan. Dan yang paling ekstrem,menurut warga apabila keluarga A ada yang berjamaah shalat di mushola kampungnya,jamaah langsung membubarkan diri

Pelajaran buat kita semua ya para juragan dan aganwati, apabila kita mempunyai usaha,apalagi usaha ternak yang berpotensi mengganggu lingkungan, selain harus mengurus segala macam kelengkapan perijinannya,kita juga harus memperhatikan lingkungan sekitar.
Apabila kita mendapat untung dari usaha tersebut, akan lebih baik warga sekitar juga sedikit merasakan keuntungan dari usaha kita.
Agar kita juga bisa mendapat untung dari usaha milik kita,warga sekitar juga merasa tidak dirugikan dengan keberadaan usaha milik kita. Toh kita pasti membutuhkan orang lain dari hidup sampai nanti kita dikubur