Keputusan terbaik.Saya rasa, itulah dua kata yang tepat untuk menggambarkan rencana Presiden Joko Widodo untuk memindahkan ibukota dari DKI Jakarta ke wilayah lain di Indonesia. jika kemudian Kalimantan yang dipilih, saya rasa juga tepat. Diakui atau tidak, beban Jakarta sebagai pusat bisnis sekaligus pusat pemerintahan sudah sangat berat. Jujur, saya adalah orang yang paling malas jika harus pergi ke sana. Alasannya, tentu semua sudah tahu. Macet, semrawut dan ruwet ada di mana-mana.

Dengan dipindahkannya ibukota, maka pusat bisnis dan pemerintahan akan sedikit "terurai". Bagi yang ingin mengurus urusan terkait bisnis, tidak berjubel dengan mereka yang akan berurusan dengan urusan negara. Bisa juga, akan tercipta pusat bisnis baru. Yang pasti, jika pemerintah pusat hengkang dari Jakarta, kemacetan dan kesemrawutan akan berkurang. perpindahan para pegawai dan staf pemerintahan, akan mengurangi populasi Jakarta.

Pemindahan ibukota juga akan membuat pemerataan pembangunan seperti yang didengungkan akan mendekati kenyataan. Mau tidak mau, yang namanya ibukota pasti akan dibuat secantik dan se-sexeh mungkin. Untuk mempercantik kan butuh pembangunan. nah, pembangunan itu akan membuka kesempatan berusaha bagi warga setempat. Yang tadinya tidak punya usaha atau bisnis, bisa jadi akan punya usaha setelah ibukota dipindah.

Jargon soal pemerataan pun, tidak akan menjadi kembang mulut yang manis, namun mampu untuk diwujudkan secara nyata. Selama ini kan kita sering mendengar pemerataan, namun yang terjadi hanya lips service saja. Faktanya yang dibangun dan dimakmurkan hanya di situ-situ saja. Ini fakta tidak menyenangkan, tapi itulah kenyataan yang terjadi sampai hari ini. Apakah pemindahan ibukota adalah solusi? Semoga saja iya, paling tidak mendekati lah ya,

Dipilihnya pulau Kalimantan sebagai calon wilayah ibukota baru, saya rasa juga tepat. letaknya ada di tengah-tengah Indonesia, seolah menjadi simbol, bahwa semua dekat dengan ibukota. Tidak ada yang jauh-dekat lagi. Kalimantan juga relatif aman dari bencana alam. Kalau bencana yang disebabkan manusia, mungkin masih ada. Kabut asap hasil kebakaran lahan misalnya. Nah, in juga akan lebih serius lagi dicarikan solusinya. Termasuk soal pencegahan yang tepat, agar [eristiwa serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Luasan lahan di sana, juga memungkinkan untuk pengembangan wilayah yang lebih baik. Apakah tidak akan menggusur ekosistem alam yang ada di sana? Saya rasa pemerintah jauh lebih paham soal ini. Teknologi ramah lingkungan juga sudah banyak hari ini. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran  bahwa pemindahan ibukota akan merusak alam. Justru saya berkeyakinan, kepedulian pada alam akan semakin meningkat.

Ada yang berendapat, pemindahan ibukota karena presiden takut di demo. Alasan yang lucu dan tidak masuk akal menurut saya. Kalau memang ada yang salah dengan kebijakan pemerintah, mau dipindah kemanapun rakyat tidak akan tinggal diam. Justru saya balik bertanya, apakah pemindahan ibukota akan membuat periuk nasi bungkus berkurang drastis karena demo berjilid dengan kode angka akan susah menjangkau Kalimantan? Gimana mau menjangkau, kalau turun dari pesawat saja takut. #eh

Sudahlah, mari berfikir positif dan progresif. Bahwa beban berat Jakarta harus dikurangi. Bahwa kita, Indonesia punya banyak wilayah yang lebih manusiawi untuk menjadi etalase bangsa Indonesia. Bukankah ibukota suatu negara adalah etalase bagi negara itu? Bagaimana mau dapat kesan baik, jika etalasenya hanya berisi macet, sungai yang ditutup waring atau trotoar yang disahkan untuk berjualan.

Bukan mau menghina atau menjelekkan Jakarta, tapi itulah fakta yang terjadi beberapa tahun ke belakang. Suka tidak suka, akui dan mari  lakukan evaluasi. Bukankah, hal baik itu kadang muncul setelah musim yang tidak baik? So, mari sama-sama mendukung kebijakan baik untuk Indonesia yang lebih baik. Salam Damai.

Merdeka!

Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini