Assalamu'alaikum

Selamat malam, GanSist semuanya. Apa kabar, nih? Ane harap kita semua berada dalam kesehatan lahir dan batin, juga keberkahan lah yang selalu menyertai. Aamiin. 


Kali ini, sebagai rakyat biasa ane ingin pula tuangkan pendapat  tentang ibu kota kita tercinta ini. Karena menurut berita yang ane baca dan lihat di media elektronik, pemerintahan kita saat ini hendak memindahkan si ibu kota ke pulau seberang. Ah, gansist semua dah pada tahu 'kan kemana pindahnya. Yap! Pulau Kalimantan. Tepatnya Kalimantan Timur. 

Sejujurnya, menurut ane yang fakir ilmu, sah-sah saja pemindahan ibu kota itu dilakukan. Asal, ya, dengan pertimbangan matang. Tidak terburu-buru. Banyak aspek sosial yang lebih butuh perhatian ketimbang memindahkan ibu kota. Misal, nih, perhatian pada gejolak harga-harga kebutuhan hidup yang kian meroket. Ada yang merasakan hal yang sama kah dengan ane? hehehee


Memang menurut sejarah pun, ibu kota negara kita pernah beberapa kali pindah. Dan dari pengetahuan yang ane pelajari dulu saat sekolah, ada beberapa daerah yang pernah menjadi ibu kota Indonesia sebelum akhirnya menetap di Jakarta sekarang ini. Daerah tersebut yaitu, DI Yogyakarta, Bukittinggi-Sumatera Barat. 

Oh… ya, presiden pertama RI pun dulu ada wacana memindahkan ibukota, loh. Ke pulau Kalimantan juga. Palangkaraya tepatnya. Tapi akhirnya tidak terlaksana. Untuk alasannya, gan-sist bisa tuh cari di internet. Atau buka-buka lagi buku sejarahnya. hehehe

Intinya, sih ya, ibu kota mau dipindah kemana pun sah-sah saja. Asalkan 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'(bunyi sila ke-5 dari Pancasila) itu dapat terlaksana dengan tepat.


Ane rasa cukup sekian saja pendapat recehan ini. Semoga ada sisi positif yang dapat dipetik bagi yang membaca. Namun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon dimaafkan. Karena manusia itu tempatnya lupa. 

Sampai jumpa lagi di tulisan ane berikutnya. 


Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh. 
Selamat malam dan beristirahat. 

===

Jatim, September '19







Sumber foto: https://www.nytimes.com/2019/08/30/o...l-jakarta.html