Tidak bermaksud parno, ini hanya intermezzo, anggap saja sebagai ‘thread perdamaian’ untuk merelaksasikan otot-otot yang tegang setelah bersitegang dengan Pemilu.
***
Ya, kali ini Ane akan menghadirkan tokoh legendaris di dunia JAV. Siapa lagi kalau bukan Shigeo Tokuda, 84 tahun, yang lebih kita kenal dengan sebutan Kakek Sugiono.

Eh, BTW, tau ga GanSis, bahwa Tokuda ini bangga lho disebut ‘Kakek Sugiono’. Bahkan beliau kirim salam buat warga Indonesia yang menjadi pecinta filmnya.

Beneran, ini ga bercanda. Hal itu diucapkannya langsung kepada Reporter Tribunnews.com, yang mewawancarainya pada Rabu (22/5/2019) kemarin.

Nah dari percakapan tersebut, terungkap bagaimana ciri atau kriteria wanita yang enak, yang menjadi idola, menurut Kakek Sugiono.

Namun sebelum membahas itu, kita flash back dulu ya, tentang karirnya di dunia panas itu.

Katanya nih, beliau sudah 26 tahun menjadi aktor di film dewasa tersebut. Berarti kalau sekarang usianya sudah 84 tahun, maka ia memulai karirnya sejak berumur 50-an.

Yah, jadi wajar aja kan kalau dia disebut kakek sejak awal aktingnya.

Dalam rentang waktu 26 tahun itu, katanya si kakek ini sudah mengaktori tidak kurang dari 400 film dewasa, yang dikontrak oleh dua buah perusahaan film Jepang.



Dari 400 film yang dibintangi itu, beliau berpasangan dengan wanita yang bervariasi usianya, dari yang masih muda 20 tahun, sampai yang paling tua 70 tahun.

Nah, dari berbagai pengalaman ‘mencicipi menu hidangan’ tersebut, Kakek Sugiono akhirnya menyimpulkan bahwa yang paling enak itu bukan yang muda, cantik dan seksi. Melainkan yang sudah dewasa dan mudah diajak berkomunikasi.

Dewasa yang dimaksud oleh sang kakek adalah wanita yang sudah berusia antara 30–40 tahunan. Wah, ternyata bukan ‘daun muda’ ya, Kek?

Alasannya nih, wanita berada di rentang usia itu, biasanya mudah diajak berkomunikasi, pembicaraan bisa nyambung, kontak batin mudah tercipta, sehingga bisa menghasilkan permainan yang selaras dan harmoni.

Dengan kata lain, dengan adanya komunikasi yang klop, maka masing-masing bisa memainkan perannya dengan baik, seolah-olah permainan itu adalah alami, tanpa dibuat-buat atau karena terpaksa. Sehingga hasil filmnya enak untuk ditonton.

Sedangkan wanita yang berusia 20 tahunan, menurut si Kakek, dalam permainan seolah ada gap yang membuat akting terasa kurang sip. Sebab sang cewek akan memanggilnya Papa, Kakek atau panggilan lainnya, yang berpengaruh terhadap suasana batin, sehingga berpengaruh juga terhadap akting.

Maka tak heran jika bermain dengan wanita umur 20-an, menurut kakek Sugiono, permainan terlihat kaku, sehingga selain kurang bisa menikmati, juga hasil filmnya kurang layak jual.



Selain itu, kriteria wanita yang enak diajak bermain itu menurut beliau adalah yang berusia antara 50-70 tahun. Karena sudah sangat matang dalam urusan komunikasi dan penghayatan peran.

Hanya saja menurut beliau, jika pemain wanitanya berusia tua, filmya biasanya kurang diminati oleh penontonnya.

So, idealnya pemeran wanitanya masih muda, namun bisa menyesuaikan sikap dan prilaku dengan pasangannya yang sudah tua, sehingga komunikasi dan interaksi dapat tercipta secara alami. Kira-kira begitu ya Kek, yang diinginkan? (*) Ref