Assalamualaikum warohmatullah wabarokatu ...

Selamat siang GanSist!

Awan duka menyelimuti Bangsa Indonesia. Tepat di tanggal 9 September 2019 salah satu putra terbaiknya harus 'pulang' menghadap Sang Pemilik tepat pada pukul 18.03 WIB, jantungnya menyerah untuk berdetak saat itu.

Seorang Guru Bangsa kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936
3. Pria yang diidolakan banyak Anak Bangsa dengan warisan inspirasinya. Beliau adalah Bacharuddin Jusuf Habibie.


Mungkin memang ada ribuan bahkan jutaan hal yang menarik yang patut kita kenang maupun kita banggakan dari Bapak Teknologi Indonesia ini, tapi ada 5 hal yang paling menarik untuk dikenang dari Eyang Habibie.

5 hal menarik yang layak kita kenang dari sosok Eyang Habibie

1. Pesawat bagaikan jiwanya

Melepaskan beliau dari ketertarikan akan aeronautika adalah hal yang sangat mustahil dilakukan. Pasalnya, beliau adalah satu dari sedikit orang Indonesia yang memiliki dedikasi tinggi pada bidang pesawat terbang dan mengetahui betul seluk beluk serta detail pesawat terbang.

Eyang Habibie mengambil spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen, pada tahun 1955 - 1965 dan mendapat predikat summa cum laude saat menerima gelar diplom-ingenieur serta gelar doktor ingenieur.

Kemudian sebuah perusahaan penerbangan di Hamburg merekrut Eyang Habibie, hingga beliau pernah menduduki jabatan wakil presiden bidang teknologi di perusahaan penerbangan yang bernama Messerschmitt-Bölkow-Blohm.

2. Tidak percaya dengan kehidupan di luar bumi selain manusia

Di channel youtube Najwa Shihab, Eyang Habibie pernah menjawab pertanyaan yang diajukan salah seorang netizen melalui media sosial Instagram milik Najwa Shihab.

Pertanyaan yang dilontarkan adalah seputar, percayakah beliau pada kehidupan di luar bumi selain manusia (alien). Kemudian beliau menjawabnya dengan sangat lugas.



Jadi menurutnya jika tidak ada bukti sahih kenapa harus dipercayai. Meskipun kisah keberadaan alien kerap kali diceritakan orang baik dalam bentuk film maupun berita, Eyang tetap meragukan keberadaan Alien.


3. Cuma butuh 4 jam tidur setiap harinya

Pada saat peluncuran buku biografinya yang berjudul, Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner, Eyang pernah mengatakan bahwa sejak kecil beliau hanya butuh waktu empat jam sehari untuk tidur. Ini disebabkan karena panca inderanya yang sangat aktif, jadi selama dua puluh jam dalam sehari, panca inderanya mulai menyerap lingkungan sekitar dan mulai bertanya-tanya. Lebih uniknya lagi, jika jawaban yang beliau dapatkan tidak cukup memuaskan dahaganya akan ilmu, beliau pun menangis.

Eyang Habibie sangat suka membaca, maka beliau lebih sering menghabiskan waktunya dengan membaca ketimbang tidur.

Kenyataan ini membawa fakta bahwa beliau berhasil meraih gelar doctor pada usia yang sangat muda, yakni 28 tahun.


4. Pernah merasa sangat gagal

Ada satu kegagalan yang sempat dirasakan oleh Eyang Habibie. Pada tahun 2018, Eyang Habibie pernah di wawancarai oleh Najwa Shihab dalam acara miliknya, Mata Najwa. Di sana beliau pernah mengutarakan sebuah kegagalan dalam hidupnya. Beliau beranggapan bahwa dirinya telah gagal untuk menjaga istri tercintanya, Ainun Besari. Meski upaya maksimal sudah dilakukan sebagai seorang suami yang baik.



Beliau begitu mencintai almarhumah sang istri, banyak yang mengatakan bahwa cinta mereka adalah Cinta Abadi.

Yang keren lagi dari Eyang Habibie ini, beliau memilih menghadapi rasa penyesalannya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, membaca Al-quran.

Membayangkan Eyang Habibie itu membuat pikiran ane menarik kesimpulan, Oke ... The Perfect Man does exist!


5. Politik tidak menarik baginya

Semasa mudanya, Eyang Habibie mengaku bahwa beliau tidak pernah tertarik pada dunia politik. Menurut beliau, setiap manusia memiliki sebuah siklus kehidupan yang sudah sangat jelas, mulai dari mencari hidup sampai pada bagaimana cara mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Beliau lebih tertarik membuat pesawat ketimbang harus mengurus segala macam persoalan politik.

Karirnya sebagai Presiden Ketiga Republik Indonesia, menurutnya hanyalah sebuah ketidaksengajaan. Beliau merasa harus mengambil alih tanggung jawab pemerintahan setelah pengunduran diri Presiden Soeharto. Sikap inilah yang membuat Eyang Habibie menjadi dibenci oleh Keluarga Cendana.