Indonesia darurat asap.





Sumber: ini

Pembakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap tidak baru sekali ini terjadi. Sayangnya, usaha pemerintah menangani hal ini belum membuahkan hasil. Padahal masyarakat sudah menjerit. Menangis.

Kebetulan ane ikut berbagai grup komunitas di aplikasi WhatsApp maupun Line. Berteman dan menjalin hubungan dengan mereka yang berada di daerah-daerah lain membuat informasi tentang situasi terkini bertambah. Termasuk tentang bencana kabut asap ini. Bisa dilihat di tangkapan layar di bawah ini:







Nyesek banget saya bacanya, Gaes!

Ane yang kena asap rokok dikit aja batuk.

Ane yang bau debu dikit aja bersin.

Ane yang nyium asap tabunan sampah tetangga aja nyesek. Apa kabar kalau ane yang di sana? Di Riau: Lubuk Dalam, Pekanbaru, Inhil, dan tempat-tempat lain yang lagi dikepung asap. Ikut nyesek. Ane bisa apa? Ane bukan orang kaya yang bisa kirim bantuan, ane bukan pejabat yang bisa kasih komando, ane cuma seorang manusia yang punya hati. Ane nangis.

Bayangkan GanSis, betapa tersiksanya hidup dalam situasi seperti itu! Mereka hanya bisa berdoa agar Tuhan menurunkan hujan segera. Agar asap sedikit berkurang. Syukur-syukur kalau lenyap sama sekali.

Pemerintah setempat menghimbau warga agar tidak keluar rumah jika tidak terpaksa. Mereka kira cuma di luar aja asap-asap itu menyerang?

Di dalam rumah pun mereka dapat menghirup asap-asap itu. Dari dinas kesehatan Riau, per 11 September 2019, tercatat 9.931 jiwa penduduk terserang ISPA. Mantap. Ane berharap pemerintah segera menemukan cara untuk mengatasi bencana ini. Lalu berikan efek jera bagi mereka yang sudah dengan sengaja menciptakan asap-asap ini! Itu baru adil.

Tangkap dan adili otak pembakaran! Jangan biarkan bencana ini terus berulang! Mereka manusia, bukan ikan, jadi tolong jangan diasapi!

Jangan bunuh mereka dengan cara demikian!

Mereka juga punya hak hidup. Mereka sama seperti kita, yang menginginkan udara segar untuk bernapas. Beri mereka oksigen yang cukup!






Sumber: Opini pribadi dan referensi dari sini