Semenjak presiden kita bapak Jokowi resmi memutuskan  pemindahan ibu kota ke Kalimantan timur pada tanggal 26 Agustus lalu. sampai saat ini, kabar itu masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Berbagai macam opini bermunculan baik dari yang pro atau kontra.

Beliau — Bapak Jokowi juga sudah menentukan lokasi yang katanya tepat untuk dijadikan ibu kota negara sebagai pengganti DKI Jakarta.

Sebenarnya saya sendiri kurang suka dan jarang membaca atau menonton acara yang berkaitan dengan politik atau hal-hal yang otak saya tidak mampu mengerti.

Namun, kabar tentang pemindahan ibu kota ini membuat saya sedikit kaget. Meski dari awal pindah ke Kalimantan saya sudah mendengar bahwa perkiraan ibu kota akan dipindah ke tanah Borneo ini.

Awal mendengar kabar bahwa ibu kota resmi akan dipindah, saya langsung berpikir, 'pasti butuh biaya besar, lalu dari mana biaya itu?'

Untuk memindahkan ibu kota ke tempat yang baru tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit bukan? Karena pastinya akan membangun gedung-gedung baru untuk kepentingan pemerintahan.



Membaca anggaran yang begitu besar itu saya teringat akan akses jalan di Kalimantan, tepatnya tempat saya, Kalimantan tengah.


Sumber: Instagram @info.kotim

Banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan ibukota itu menimbulkan pertanyaan di benak saya. Kenapa bukan perbaikan akses jalan saja yang didahulukan?


Sumber: Instagram @info.kotim

Tentunya bukan hanya di tempat saya saja yang perlu perbaikan, di daerah lainnya pun mungkin sama.

Lalu, melihat banyaknya anak-anak yang seharusnya di usia mereka itu lagi semangat-semangatnya mencari ilmu/bersekolah, malah berada di lampu merah sambil menjajakan koran karena tidak mempunyai biaya untuk sekolah.

Timbul lagi pertanyaan dalam benak saya, kenapa tidak mendahulukan kepentingan pendidikan dulu?

Lagi, untuk membangun sebuah ibu kota baru selain butuh biaya besar tentu butuh lahan yang luas. Pastinya akan banyak penebangan hutan untuk kebutuhan pembangunan.
Meski katanya negara sudah mempunyai tanah sendiri di sana.



Adanya pelebaran lahan dari pengusaha sawit saja sudah banyak membuat masyarakat kecil di sana resah dan tak jarang berseteru.

Jika benar ibu kota akan pindah ke Kalimantan, apakah akan ada lagi perseteruan seperti itu? Lalu bagaimana dengan hutan kami? Apakah akan terus dikikis?

Sebagai masyarakat yang tinggal di tanah Borneo, tentu saya berharap bila memang ibu kota dipindah ke  Kalimantan, semoga akan membuat kehidupan kami lebih baik. Tidak merugikan kami dan tanpa merusak apa yang telah ada di hutan kami, karena hutan adalah sumber kehidupan kami. Juga, kami tidak mau keasrian hutan kami berakhir menjadi sejarah.

Dan bila keputusan pemindahan ibu kota ini adalah yang terbaik, saya yang awam ini hanya mampu mendoakan semoga semuanya berjalan lancar tanpa ada yang dirugikan.

Semoga Indonesia semakin baik dan maju. Damai dan sejahtera selalu.

Bila kiranya pemikiran saya ini salah, tolong dimaafkan dan mari diskusikan.

Penulis: Istijabah
Referensi: opini pribadi
:terimakasih