Selamat Jalan Pak Habibie





Senja itu, saat matahari baru saja memasuki peraduannya, tak sengaja ane baca satu kabar yang masuk dari portal berita online.





Bagai petir menyambar, ane rasa gak percaya! Meskipun ane tahu kalau beliau sedang dirawat di rumah sakit. Tapi, tak menyangka kalau beliau akan pergi secepat ini.

Duka seketika menyergap. Tak mampu bicara. Tapi, kita memang gak pernah tahu kapan maut akan datang menjemput.

Bapak Habibie, sesaat nama itu terucap, bayangan masa kecil pun berkelebat.



Sumber: AyoBandung.com


Teringat waktu ane masih duduk di bangku SD, di awal tahun 90an, saat itu beliau menjabat sebagai menteri riset dan teknologi, dengan presiden saat itu Bapak Soeharto.

Melihat sepak terjangnya selama menjadi menteri, hingga bisa membuat pesawat terbang, kekaguman terus membuncah di hati anak kecil ini.

Lantas, saat terjadi krisis moneter pada tahun 1998, anak kecil yang mulai beranjak remaja, menyaksikan perjalanannya menjadi orang nomor satu di negara ini. Bagaimana ia bekerja dan berjuang menyelesaikan setiap permasalahan yang ada saat itu.



Sumber: Era.id


Dengan kerja kerasnya, krisis moneter bisa dikendalikan. Lalu, otonomi daerah diberlakukan agar tak ada perpecahan di negara ini.

Namun, dalam masa pemerintahannya kita juga melepas Timor Timur yang kini menjadi negara Timor Leste. Semua pasti sudah melalui pertimbangan yang matang.

Meski begitu, sedikitpun tak menyurutkan kekaguman ane pada sosok manusia yang terpandai di Indonesia pada zamannya ini.


Kemudian, saat dewasa ane melihat duka mendalam di wajahnya ketika sang istri, Ibu Ainun meninggal dunia. Bagaimana terpukulnya seorang lelaki saat ditinggal oleh kekasih hati menuju keabadian. Usianya sudah tak lagi muda.


Sumber : www.jpnn.com

Lantas, setelah itu, film perjalanan hidup dan cintanya diputar di seluruh Indonesia. Ane menonton sambil berdecak kagum melihat bagaimana kepintaran dan kehebatannya, juga terharu dengan kisah cinta antara beliau dan istrinya. Ternyata, tak mudah menjadi seorang Habibie. Tapi, dia tak pernah terlihat pesimis dan menyalahkan siapapun. Dia selalu hanya melaksanakan apa yang seharusnya menjadi bagiannya. Salut!


Kini, Mutiara dari Timur itu telah pergi. Meninggalkan duka yang sangat mendalam di hati semua rakyat Indonesia, termasuk ane.
Apakah akan ada yang bisa menggantikan beliau? Entahlah.

Selamat jalan, Eyang Habibie. Selamat Jalan Mutiara dari Timur. Selamat bersatu dengan cinta abadimu, Ibu Ainun. Semoga tenang dalam keabadian.


Engkau akan selalu ada dalam kenangan kami semua. 😭😭😭