Halo gan dan sis, apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan sehat walafait dimanapun gan dan sis berada, akhir - akhir kemarin terdapat isu - isu mengenai rasisme terhadap suku papua, suku papua dinilai tidak menghargai merah putih, menurut berita yang beredar konflik ini terjadi karena bendera merah putih yang sengaja atau tidak terjatuh didepan asrama, hal ini pun memicu bentrok dari belahan pihak dan bentrok memuncak diberbagai wilayah di Indonesia.

Yang ane bahas ditread kali ini bukan tentang bendera yang terjatuh, melainkan suport warga dilamongan dengan menyuarakan anti rasisme di Indonesia melalui karnaval kemerdekaan republik indonesia yang ke 74, berikut ini

Para peserta karnaval disalah satu desa Yang Bernama Desa Ngayung Kabupaten Lamongan ini  memakai pakaian adat masing - masing dengan membawa poster yang menyuarakan " STOP RASISME" terlihat eksprtsi ikhlas mereka ketika terekam lensa kamera.

Kelompok ini dipimpin oleh sang garuda dengan warna full emas dari diseluruh badan tak lupa dilengkapi dengan sayap,  didampingi  satuan paskibra yang membawa 2 Buah Bendera Merah Putih yang kita cintai.

Aksi terekam lensa selanjutnya yaitu ada beberapa kelompok pria yang memakai baju debgan kreasi merekal, untuk baju ane sendiri lebih condong ke salah satu suku di indonesia yaitu Dayak, dengan memabawa poster menyuarakan " PAPUA DAMAI"

Foto Moment selanjutnya peserta karnaval ini terekam bersama petugas keamanan dari kepolisian yang Ikut serta mengkampanyekan " ANTI RASIS ", " PAPUA DAMAI " dan " PAPUABUKANMONYET"

Moment karnaval anti rasis  selanjutnya terlihat wajah pemimpin salah satu suku, yang memasang muka penuh kewaspadaan dan penderitaan, yang menggambarkan situasi dan kondisi yang dialaminya.

Sang kepala suku berfoto dengan wanita bercadar, hal ini menurut  ane pribadi sangat bagus, karena pada notabenya 2 background tersebut kaya akan syarat perbedaan " STOP RASISME"

Moment dimana kepala suku dan anggotanya berparade dijalam raya sambil menyuarakan " ANTIRASIS" dan "PAPUABUKANMONYET"

Barisan anggota suku berbaris rapi dikomando oleh kepala suku, tanpa mengganggu yang lain, tetap menjaga keamanan dan kerukunan antar umat dan suku beragama yang lain.