Dalam video yang pertama kali diunggah oleh akun Facebook bernama Diky Muhammad Abadi, seorang Ibu terlihat kesal dan mencoba menginjak kaki wanita yang menyebutnya dengan panggilan ‘Nenek’. Melihat aksi Ibu tersebut, wanita berkacamata itu pun terpancing emosi.

“Bu jangan ngajak ribut dong,” kata wanita berkacamata tersebut.

“Kau duluan,” sahut si Ibu.

“Saya cuma salah manggil doang,” balas si wanita.

Meskipun si ibu terlihat kesal dan marah kepada dirinya, wanita yang memakai kemeja putih itu berusaha untuk menjelaskan situasi yang terjai. Ia bilang, niatnya baik karena ingin mendekatkan si Ibu dengan cucunya. Namun kebaikannya itu justru disambut tak baik lantaran salah sebut panggilan saka.

“Kenapa kamu salah panggil sama orang, sopan bahasamu, kenapa kau panggil aku nenekmu,” kata Ibu tersebut yang diucapkan dengan nada tinggi.

“Kan saya nawarin Nenek mau deket cucunya apa bukan, saya cuma nawarin,” ungkap si wanita.

Dari rekaman yang beredar, terlihat tak ada penumpang lain yang mencoba melerai keduanya. Cekcok terus berlanjut hingga akhirnya petugas keamanan menghampiri keduanya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan terkait identitas dan waktu kejadian tersebut. Video yang diunggah oleh Diky Muhammad Abadi ini menjadi viral di media sosial dan telah mendapat lebih dari 2 ribu komentar dan 3 ribu kali dibagikan.

Tak sedikit netizen yang mengkritik ibu-ibu tersebut lantaran tak mau disebut nenek. Namun tak sedikit pula yang salah fokus (salfok) ke pasangan muda yang ada di sebelah kanan.

“Mungkin maunya dipanggil ibu,” tulis Yosep Kurniawan.

“Saya baru 17 dipanggil pak aja biasa,” komentar Fadhil Ramadhan.

“Lahh nenek indentik dengan wanita kan yaa? Emang salah yaa manggil yg wajahnya udah memang pantes di panggil nenek? Nyokap gue umur 48 tahun aja udh mulai di panggil omah..,” celoteh Wisnu Setyanto.

“Diliat dari awal video si nenek kayak gemes sama kaki perempuan yg kacamata itu, gak ada versi lengkap nya ya,” kata Bang Apunk.

“Galfok (gagal fokus) sama pasangan yg kanan mbah,” tulis Angkoso Prayogo Putro.